Tokoh

KH Musta’in Romly, Kiai Visioner Membawa Pesantren ke Era Modern

Sabtu, 15 Maret 2025 | 06:00 WIB

KH Musta’in Romly, Kiai Visioner Membawa Pesantren ke Era Modern

Almaghfurlah KH Mustain Romly. (Foto: Istimewa)

Dalam khazanah pendidikan Islam di Indonesia, nama Dr KH Musta’in Romly tidak bisa dilewatkan. Kiai kelahiran 31 Agustus 1931 ini berhasil menjembatani dua dunia yang sering dianggap bertolak belakang, tradisi pesantren yang kental dengan nilai-nilai keislaman klasik dan modernisasi pendidikan yang menuntut adaptasi terhadap perkembangan zaman.


Melalui kepemimpinan beliau di Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Kabupaten Jombang, Dr KH Musta’in Romly membuktikan bahwa pesantren tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga menjadi pelopor dalam membentuk generasi Muslim yang unggul secara intelektual dan spiritual.


Nur Kholis Majid, dalam bukunya 'Bilik-Bilik Pesantren' (1997) menggambarkan Dr KH Musta’in Romly sebagai seorang kiai yang visioner dan progresif. Beliau tidak hanya menguasai ilmu agama secara mendalam, tetapi juga memiliki wawasan luas tentang dunia modern.


Di tangan KH Musta’in Romly, Pesantren Darul Ulum tidak sekadar menjadi tempat mempelajari kitab kuning, tetapi berkembang menjadi pusat pendidikan yang mengintegrasikan kurikulum agama dengan ilmu umum dan keterampilan praktis. Ini adalah terobosan besar di era ketika pesantren masih sering dipandang sebagai lembaga yang tertutup dan tradisional.


Modernisasi tanpa Kehilangan Identitas

Salah satu warisan terbesar KH Musta’in Romly adalah kemampuannya memodernisasi pesantren tanpa mengikis nilai-nilai tradisional. Di Pesantren Darul Ulum, sistem pembelajaran klasik mengkaji kitab kuning tetap dipertahankan, sambil diimbangi dengan pembelajaran di kelas pada sekolah formal. Kiai Musta’in memahami bahwa pesantren harus beradaptasi dengan tuntutan zaman, tetapi tidak boleh kehilangan jati dirinya sebagai benteng keilmuan Islam.


Nur Kholis Majid mencatat bahwa Kiai Musta’in juga memperkenalkan sistem pendidikan formal di pesantren, seperti madrasah dan sekolah umum. Ini adalah langkah berani yang membuka pintu bagi para santri untuk mengakses ilmu pengetahuan modern tanpa meninggalkan akar keislaman mereka. Hasilnya, Pesantren Darul Ulum melahirkan banyak alumni yang tidak hanya ahli dalam bidang agama, tetapi juga sukses di berbagai profesi, seperti akademisi, pengusaha, dan praktisi keilmuan modern. 


Kiai yang Inklusif dan Berwawasan Global

Dr KH Musta’in Romly bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga seorang pemikir yang memiliki visi jauh ke depan. Ia dikenal sebagai tokoh yang tidak hanya memikirkan perkembangan pesantren dalam skala lokal, tetapi juga membawa dampak secara global. Salah satu bukti nyata dari visi globalnya adalah pendirian Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang pada 18 September 1965, sebuah institusi pendidikan tinggi yang menggabungkan keunggulan akademis modern dengan nilai-nilai spiritual Islam.


Dengan mendirikan Undar, Kiai Musta’in membawa Pesantren Darul Ulum ke panggung nasional, juga internasional. Universitas ini didirikan dengan motto yang sangat inspiratif, 'Berotak London, Berhati Masjidil Haram' . Motto ini mencerminkan integrasi antara keunggulan intelektual (seperti yang diharapkan dari pusat-pusat ilmu pengetahuan dunia di Barat) dan keteguhan spiritual (seperti yang diwakili oleh Masjidil Haram, pusat ibadah umat Islam).


Tantangan dan Relevansi di Era Kini

Meskipun telah banyak berbuat, Dr KH Musta’in Romly juga menghadapi tantangan besar. Di era globalisasi, pesantren dituntut untuk terus berinovasi agar tidak tertinggal oleh lembaga pendidikan modern. Nur Kholis Majid mengingatkan bahwa pesantren harus tetap menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas. Ini adalah pesan yang relevan hingga hari ini, ketika pesantren dihadapkan pada tantangan baru seperti digitalisasi pendidikan dan perubahan nilai-nilai masyarakat.


KH Musta’in Romly meninggalkan warisan yang tak ternilai. Beliau tidak hanya membawa Pesantren Darul Ulum menjadi salah satu pesantren terkemuka di Indonesia, tetapi juga membuktikan bahwa pesantren bisa menjadi lembaga pendidikan yang modern, inklusif, dan relevan dengan perkembangan zaman. Visi dan dedikasinya patut menjadi inspirasi bagi generasi muda, terutama mereka yang ingin berkontribusi dalam memajukan pendidikan Islam.


Refleksi untuk Masa Depan

Di tengah arus globalisasi yang kian deras, figur seperti Kiai Musta’in Romly mengingatkan kita bahwa pesantren memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan. Namun, ini hanya bisa terwujud jika pesantren terus berinovasi dan membuka diri terhadap perkembangan zaman, tanpa melupakan akar tradisionalnya. Seperti kata Nur Kholis Majid, pesantren adalah 'bilik-bilik' yang menyimpan khazanah keilmuan dan nilai-nilai luhur Islam. Tugas kita sekarang adalah menjaga dan mengembangkannya agar tetap relevan di masa depan.


Kiai Musta’in Romly telah membuktikan bahwa pesantren bisa menjadi mercusuar peradaban. Sekarang, giliran kita untuk meneruskan estafet perjuangannya.  

 


*Ditulis oleh Muhammad Najihul Huda. Dosen Universitas Darul ‘Ulum Jombang dan Mahasiswa Doktoral PAI UINSA Surabaya.