Tokoh

KH Hasbullah Sa'id, Ayahanda Masyayikh Pesantren Tambakberas

Ahad, 15 September 2024 | 16:08 WIB

KH Hasbullah Sa'id, Ayahanda Masyayikh Pesantren Tambakberas

Foto putra-putra KH Hasbullah Sa'id, (Foto: NU Online Jombang/Akhmad Taqiyuddin Mawardi)

Kiai Hasbullah Sa'id merupakan kiai generasi ke tiga Pesantren Tambakberas, Jombang. Kiai Hasbullah merupakan putra Kiai Sa'id. Kiai Sa'id sendiri merupakan menantu Kiai Abdussalam, pendiri pesantren ini di tahun 1825. 


Awal rintisan Pesantren Tambakberas era Kiai Abdussalam dikenal dengan nama Pondok Telu. Karena bangunannya yang ada tiga. Yaitu kediaman kiai, mushala dan kamar santri. Pondok tersebut juga dikenal dengan nama Pondok Selawe. Karena pengikut Kiai Abdussalam yang nyantri kala itu berjumlah 25 orang santri. Kiai Abdussalam sendiri merupakan putra Kiai Abdul Jabbar Tuban. Nasabnya bersambung hingga Joko Tingkir/Sultan Hadiwijaya. 


Kiai Hasbullah dikenal sebagai petani yang kaya. Sawahnya ada di berbagai lokasi. Gudang berasnya berada di depan kediamannya, yang saat ini menjadi lokasi Pondok Induk Pesantren Tambakberas. Area Pesantren Tambakberas saat ini adalah peninggalan pekarangan Kiai Hasbullah, yang membujuk dari utara hingga selatan. 


Di samping bertani, Kiai Hasbullah dikenal sebagai ahli tirakat. Kiai Hasbullah menirakati putra pertamanya yang masih dalam kandungan, dengan terus mengkhatamkan Qur'an tanpa henti. Putra pertamanya diberi nama Abdul Wahab, persis nama mertua Kiai Hasbullah. Kiai Hasbullah beristrikan Nyai Lathifah Binti Kiai Abdul Wahab Tawangsari, Sepanjang Sidoarjo. Nasabnya bersambung hingga Mojoduwur Nganjuk. 


Kiai Hasbullah memiliki 7 putra-putri. Lima yang berketurunan. Empat bani di Pesantren Tambakberas dan satu bani di Pesantren Denanyar. Berturut-turut putra-putri Kiai Hasbullah yaitu:


1. Kiai Abdul Wahab Chasbullah 

  • Salah seorang pendiri NU. 
  • Katib Aam pertama NU. 
  • Rais Am NU sepeninggal Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari. 
  • Pendiri Taswirul Afkar dan Madrasah Nahdlatul Wathon. 
  • Pendiri Madrasah Mubdil Fan. Madrasah pertama di Pesantren Tambakberas. 
  • Panglima Laskar Sabilillah, barisan para kiai di era revolusi. Yang membina Laskar Hizbullah. 
  • Anggota DPA, Konstituante, era Presiden Sukarno. 
  • Pahlawan Nasional RI. 


2. Kiai Hamid Hasbullah

  • Anggota Syuriyah NU generasi awal. 
  • Kiai khusyu' (Kesaksian Kiai Romli Tamim Rejoso). 
  • Ahli Al-Qur'an. Murid generasi awal Kiai Munawir Krapyak. 
  • Dipasrahi pengelolaan Pesantren Tambakberas di era Kiai Wahab Hasbullah. 


3. Nyai Khodijah Hasbullah 

  • Istri Kiai Bisri Syansuri. Rais Aam NU sepeninggal Kiai Wahab Chasbullah.
  • Bersama Kiai Bisri, merintis Pesantren Denanyar. 
  • Mertua Kiai Wahid Hasyim. 
  • Besan Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari. 
  • Nenek Gus Dur. 


4. Kiai Abdurrohim Hasbullah 

  • Salah seorang perintis Muhammadiyah di Jombang. Era sebelum berdirinya NU. 
  • Titik temu jejaring Pesantren dengan Kauman Yogyakarta. Istrinya Nyai Mas Wardiyah terhitung keponakan Kiai Ahmad Dahlan. 
  • Turut berjuang di NU, setelah Kiai Wahab mendirikan NU. Berkantor di Santrean Tembelang. 
  • Dipasrahi mengelola Madrasah Pesantren Tambakberas. 


5. Nyai Fathimah Hasbullah

  • Istri Kiai Hasyim Idris. 
  • Ibunda Kiai Fattah Hasyim, Pakar Kitab Shahih Bukhari, ilmu Mantiq, Faraidh, dan sederet ilmu kepesantrenan lainnya. 


Pesantren rintisan Kiai Abdussalam mengalami kemajuan pesat di era putra-putri Kiai Hasbullah. Kualitas yang mumpuni dimiliki putra-putri Kiai Hasbullah, berkat perhatian penuh Orang tua dalam pendidikan putra-putrinya.


Kiai Hasbullah memondokkan semua putranya. Tercatat Pesantren Sekarputih, Cepoko, Mojosari Nganjuk, Langitan, Tebuireng, Krapyak Yogyakarta dan Mamba'ul Ulum Solo pernah menjadi tempat Putra Kiai Hasbullah mencari ilmu. Kiai Hasbullah juga membiayai pendidikan putranya hingga mengaji kepada kibarul ulama di Makkah.


Kiai Hasbullah memiliki watak chalim terhadap santri. Sarana bangunan kamar santri bertingkat dan masjid dibangun megah sejak zaman Kiai Hasbullah. Sebagai prasasti perjuangan Kiai Hasbullah. Selain prasasti berupa bangunan fisik yang masih lestari hingga kini, Kiai Hasbullah juga meninggalkan prestasi yang tertulis dalam tinta emas sejarah Pesantren Tambakberas.


Keberhasilan meneruskan estafet kepemimpinan Pesantren, menyikapi zaman di saat Belanda sedang kuat-kuatnya menancapkan kuku kolonialisme di Jawa, serta keberhasilan mengkader putra-putrinya, merupakan hal yang patut dikenang dan diteladani dari Kiai  Hasbullah.


Kiai Hasbullah merupakan pusat episentrum seluruh masyayikh Tambakberas saat ini. Seluruh Pengasuh Tambakberas saat ini, merupakan keturunan Kiai Hasbullah. Nama Kiai Hasbullah diabadikan sebagai nama Gedung Serbaguna (GSG) Pesantren Tambakberas. Juga menjadi nama sebuah gedung megah di MAN PK Denanyar.


Kiai Hasbullah tercatat mengasuh anak yatim sejak zaman sebelum kemerdekaan. Yatama dari berbagai daerah dipesantrenkan dan dibiayai kesehariannya oleh Kiai Hasbullah.


Kiai Hasbullah juga menikahkan putra-putrinya dengan pasangan yang saleh. Sebagai partner berjuang dan melahirkan keturunan yang baik.


Para menantu Kiai Hasbullah yaitu:

  1. Putri Haji Musa, Saudagar Muslim kaya asal Kertopaten Surabaya. Bersuamikan Kiai Wahab Hasbullah. Kiai Wahab banyak berjuang di Surabaya bersama para tokoh pergerakan nasional setelah sepulang dari Mekah. Selepas kewafatan istrinya, Kiai Wahab beristrikan Nyai Sa'diyah asal Bangil Pasuruan.
  2. Nyai Raden Khodijah. Akrab disapa Mbah Den. Asal Cepoko Nganjuk. Cucu Kajeng Bupati pertama Nganjuk. Bersuamikan Kiai Hamid Hasbullah. Kiai Hamid juga memperistri keturunan Kiai Mimbar asal Pesantren Sambong.
  3. Kiai Bisri Syansuri, Asal Tayu Pati. Beristrikan Nyai Khodijah Hasbullah. Kiai Bisri dan Kiai Wahab adalah dwitunggal yang melanjutkan perjuangan NU setelah kewafatan Hadratussyekh tahun 1947.
  4. Nyai Mas Wardiyah. Akrab disapa Mbah Mas. Asal Kauman Yogyakarta.  Keponakan Kiai Ahmad Dahlan. Bersuamikan Kiai Abdurrohim Hasbullah.
  5. Kiai Hasyim Idris Asal Kapas Peterongan. Beristrikan Nyai Fatimah Hasbullah. Kiai Hasyim Idris inilah yang melanjutkan kepengurusan santri yatama Kiai Hasbullah.
  6. Kiai Abdul Muhaimin Lasem. Adik kandung Kiai Baidlowi Lasem. Saat putri kiai Hasbullah wafat, Kiai Muhaimin memilih mukim di Makkah. Mengajar di Madrasah Darul Ulum Makkah.


Hingga akhirnya Kiai Hasyim Asy'ari tergerak untuk menjodohkan Kiai Muhaimin, dengan Nyai Khoiriyah, putri Kiai Hasyim. Nyai Khoiriyah sendiri menjanda setelah kewafatan Kiai Ma'shum Ali. Penyusun Al-Amtsilatut Tashrifiyah. 


*****

Laku tirakat, etos kerja, pengorbanan, dan perjuangan Kiai Hasbullah, amat penting dicontoh generasi santri. Khususnya Santri Pesantren Tambakberas.


Kiai Hasbullah memang sosok yang langka. Putra dan menantunya menjadi Rais Aam PBNU kedua dan ketiga. Kewafatannya menyebabkan Kiai Wahab tidak bisa menghadiri Kongres umat Islam menyikapi jatuhnya Turki Usmani. Umat Islam tradisional tidak terakomodir pada Kongres tersebut. Sehingga mendorong dibentuknya Komite Hijaz hingga pendirian jamiyah NU. 


Kiai Hasbullah, kepadanya empat pilar bani penyangga Pesantren Tambakberas bermuara.

 

*Akhmad Taqiyuddin Mawardi, Pengasuh Pesantren An-Nashriyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Redaktur Pelaksana Keislaman NU Online Jombang. Â