Tokoh

Mbah Umar, Tokoh Visioner dan Perintis Kemajuan Desa Catakgayam

Rabu, 16 Oktober 2024 | 19:04 WIB

Mbah Umar, Tokoh Visioner dan Perintis Kemajuan Desa Catakgayam

Gapura Desa Catakgayam, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang. (Foto: NU Online Jombang/Rana Wahyu Fatimah)

Muhammad Umar (Mbah Umar) adalah lurah kedua Desa Catakgayam, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang setelah ayahnya yaitu Hasan Tuba. Secara garis nasabah, Mbah Umar tercatat sebagai salah satu cucu dari KH Hasan Sanusi (Mbah Guru).


Dalam wawancara NU Online Jombang dengan Muh Thamrin Bey, salah seorang dzurriyah KH Hasan Sanusi, terungkap bahwa Mbah Umar ini yang meletakkan dasar kehidupan bermasyarakat di Desa Cetakgayam.


Saat Mbah Umar menjadi lurah Desa Cetakgayam, ia dinilai sukses hingga desa itu bisa dibilang mapan. Mbah Umar menerapkan sistem pemerintahannya dengan balas budi yang besar kepada orang-orang yang mau berkontribusi untuk Desa Catakgayam, yaitu hadiah sawah. 


Mbah Umar juga diketahui begitu memikirkan soal perekonomian di desanya. Ia menerapkan sistem yang dikenal dengan auction pasar pada tanaman palawijaya/pertanian. Kemudian sistem cocok tanam yang disebut dengan glebakan (bergantian tanam), blenderan (alat ukur sepetak) untuk melihat hasil padi. Tujuannya untuk mengetahui besaran produksi Catakgayam. Beliau juga membuat sistem lumbung padi yang disediakan untuk masyarakat yang kurang mampu ketika musim kemarau panjang.


Selain itu Mbah Umar juga membangun sistem pendidikan dengan mendirikan lembaga pendidikan (semacam madrasah) tiga kelas: sipil awal, sipil tsani, dan sipil tsalis. Dia mendirikan madrasah didukung dengan sumber daya manusia yang beliau miliki. Ia mempunyai dua orang yang diandalkan yaitu putranya sendiri (Mbah Hasanuddin) dan keponakannya (Mbah Hisyam) untuk mengajar di madrasahnya.


Kala itu, Mbah Umar masih kesulitan untuk mencari guru, dan pada akhirnya beliau sowan kepada KH Romly Tamim (Darul ulum). Kemudian Mbah Umar diberi seorang guru keturunan Mbah Hasan Besari yaitu Mbah Djumhur. Beliau ini merupakan santri Tebuireng yang ahli di bidang fiqih dan khot (kaligrafi).


Untuk membiayai kehidupan madrasahnya, Mbah Umar menyiapkan tanah yang diambil dari tanah desa sejumlah empat tempat sekitar enam hektare luasnya, yang disebut ganjaran guru. Namanya belum seperti sekarang Darul Faizin tapi hanya madrasah saja. 


Hadirnya Mbah Umar ini membuat sistem kehidupan masyarakat Desa Catakgayam menjadi modern, tertata, dan maju.


Penulis: Rana Wahyu Fatimah