Meneladani Kiprah Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia yang Terus Menginspirasi
Jumat, 2 Mei 2025 | 07:00 WIB

Bapak Pendidikan Indonesia, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal Ki Hajar Dewantara. (Foto: Wikipedia)
Miftakhul Jannah
Penulis
Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Namanya harum karena jasanya terhadap pendidikan Indonesia di tengah penjajahan Belanda. Hari kelahirannya pun, 2 Mei, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Melansir dari laman dikdasmen, Ki Hajar Dewantara lahir dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada 2 Mei 1889, di Yogyakarta. Ia lahir sebagai golongan bangsawan, ayahnya adalah GPH Soerjaningrat, dan merupakan cucu dari Sri Paku Alam III.
Lahir di kalangan bangsawan membuatnya memiliki kemudahan akses pendidikan seperti anak-anak Belanda kala itu. Ia menempuh pendidikan dasarnya di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah rendah untuk anak-anak Eropa. Kemudian melanjutkan ke School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen (STOVIA) di Jakarta, namun tidak menyelesaikan pendidikannya di sana karena alasan kesehatan.
Meskipun begitu, semangatnya di dunia pendidikan tetap membara, ia menggabungkan wawasan yang dimilikinya dengan nilai-nilai budaya Jawa.
Ki Hajar Dewantara adalah seorang pendidik sekaligus jurnalis yang aktif menulis di beberapa media pada saat itu. Tulisan-tulisannya yang penuh kritik dan menentang kebijakan-kebijakan Belanda yang tidak adil terhadap pribumi membangkitkan semangat rakyat Indonesia untuk bersatu.
Ia pernah diasingkan ke Pulau Bangka akibat dari salah satu tulisannya yang berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda), menjadi sangat terkenal karena mengkritik keras pemerintah kolonial.
Kemudian, pada tahun 1912, ia dan dua orang temannya yakni Cipto Mangunkusumo dan Danudirja Setiabudi (Douwes Dekkker) mendirikan Indische Partij, yakni partai nasionalis yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sosok Ki Hajar Dewantara menjadi terkenal karena perjuangannya mendirikan Taman Siswa, sebuah sekolah untuk anak-anak pribumi pada tahun 1922.
Taman Siswa adalah sekolah pribumi yang menekankan pada nilai-nilai nasionalisme dan kemerdekaan agar setiap siswanya memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi.
Atas jasanya itu, Ki Hajar Dewantara menjabat sebagai Menteri Pendidikan Indonesia pertama pada 1950. Ia juga dikenal dengan trilogi 'Ing Ngarso sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani'Â yang begitu terkenal hingga sekarang.
Ki Hajar Dewantara wafat pada 26 April 1959, dan tanggal kelahirannya, 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Terpopuler
1
Latih Jiwa Kewirausahaan Siswa, RA-MI Gondekan, Jombang Gelar Bazar Tahunan
2
Pengajian Rutin Muslimat NU Diwek: Thalabul Ilmi dan Gerakkan Ekonomi Keluarga
3
Beberapa Doa agar Resepsi Pernikahan Berjalan Lancar
4
Ibnu Atoillah, Kaligrafer Muda Jombang Yang Berhasil Masuk Nominasi IRCICA Turki 2025
5
Sepak Terjang Farida Mawardi, Memimpin Organisasi Pelajar Putri NU di Masa Sulit (Periode 1963-1966)
6
Pra-Bahtsul Masail: LF PBNU Susun Standar Penerimaan Laporan Rukyat
Terkini
Lihat Semua