75 Tahun Perjalanan Fatayat NU, Ini Sejarah Singkat dan Kiprahnya
Sabtu, 26 April 2025 | 07:30 WIB
Miftakhul Jannah
Kontributor
Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) merupakan sebuah organisasi pemudi NU yang mulai dirintis pada saat Muktamar ke-15 di Surabaya berlangsung, tepatnya pada tahun 1940.
Awalnya, sejumlah pelajar putri MTS NU Surabaya bergabung dalam kepanitiaan acara tersebut bersama para perempuan dari NU Muslimat (NUM). Seiring berjalannya waktu, kebersamaan para pemudi tersebut terus berlangsung terutama dalam bentuk kepanitiaan ketika Muktamar-Muktamar berlangsung saja.
Di Surabaya, pada sekitar tahun 1948, terdapat tiga orang perempuan yakni Murthosiyah (Surabaya), Chuzaimah Mansur (Gresik), dan Aminah (Sidoarjo) berperan aktif mengoordinasikan pemudi-pemudi NU dalam organisasi yang mereka sebut Fatayat NU.
Selain itu, mereka juga mendirikan Cabang Fatayat NU di beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Pasuruan.
Atas dukungan dari Ketua Umum PBNU KHÂ Mochammad Dahlan, mereka membentuk Dewan Pimpinan Fatayat NU. Sehingga, pada tahun 1950 keluarlah SK PBNU No. 574/U/Feb tertanggal 26 Rabiuts Tsani 1369 H/14 Februari 1950 M sebagai bentuk pengakuan atas dibentuknya Dewan Pimpinan Fatayat. Kemudian, pada Muktamar NU ke-18 di Jakarta (1950) Fatayat NU diresmikan menjadi salah satu Badan Otonom (Banom) NU.
Berdasarkan Informasi yang dihimpun dari NU Online, berikut nama-nama Ketua Umum PP Fatayat NU dari masa ke masa:
- Murtasiyah, Chuzaiman Mansur, dan Aminah Mansur (1950-1952)
- Nihayah Bakri (1952-1956)
- Hj Aisyah Dahlan (1956-1959)
- Nihayah Maksum (1959-1962)
- Hj Malichah Agus Salim (1962-1979)
- Hj Mahfudhoh Aly Ubaid (1979-1989)
- Hj Sri Mulyati Asrori (1989-2000)
- Hj Maria Ulfah Anshor (2000-2010)
- Hj Ida Fauziyah (2010-015)
- Anggia Ermarini (2015-2022)
- Margaret Aliyatul Maimunah (2022-2027)
Perkembangan Fatayat NU
Dalam catatan NU Online, setelah resmi sebagai Badan Otonom NU, Fatayat NU melakukan konsolidasi di Malang yang dihadiri tiga cabang di Jawa Timur, di Solo yang dihadiri enam cabang di Jawa Tengah, dan di Bandung yang dihadiri lima cabang di Jawa Barat.
Tahun berikutnya, cabang Fatayat NU mencapai 28 dengan 4.087 anggota. Sedangkan dalam Muktamar ke-19 NU pada April 1952, telah dibentuk enam cabang Fatayat NU di Sumatera Selatan. Kemudian, pada 25 Juni 1961 dan 30 September 1961 dilaporkan adanya penambahan cabang di Pontianak, Martapura, dan Sleman, serta terbentuknya wilayah Fatayat NU Kalimantan Barat.Â
Hal tersebut menunjukkan bahwa Fatayat NU dapat berkembang pesat dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Peranan dan Kiprah Fatayat NU
Pada perkembangannya, Fatayat NU tidak hanya berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan Muktamar saja, melainkan kontribusinya meluas ke berbagai aspek kehidupan.
Seperti yang tampak pada Kongres Fatayat NU ke-6 di Solo, 24-29 Desember 1962, Fatayat NU melahirkan berbagai macam program. Misalnya di bidang pendidikan dan literasi, Fatayat NU menggagas program perpustakaan di sejumlah cabang, dan juga melakukan upaya penerjemahan Maulid Diba'. Di bidang seni Islam, Fatayat NU menghimpun anggotanya yang memiliki bakat qira'atul Qur'an. Tak berselang lama, dalam bidang keamanan kemudian didirikanlah Fatayat Serbaguna (Fatser).
Selain itu, Fatayat NU juga aktif dalam berbagai bentuk kerja sama dengan lembaga lain, seperti dengan Departeman Agama, Departemen Sosial, Departemen Kesehatan, BKKBN, Menteri Urusan Wanita, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, serta beberapa lembaga non-pemerintah, seperti MUI, KNPI, Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI), Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Woman International Club (WIC), Unicef, Ford Foundation, dan lain-lain.
Terpopuler
1
Link Streaming Jepang Vs Indonesia, Laga Pamungkas Skuad Garuda di Ronde Ketiga
2
Dapat Daging Kurban Lalu Dijual, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
3
Mengenal UPZ BMT NU Jombang, Ikhtiar Kembangkan Program Sosial dan Komitmen Bersyariah 'Alan-Nahdliyah
4
Masih dalam Suasana Idul Adha, Amankah Penderita Hipertensi Makan Daging Kambing?
5
Gelar Kirab Santri Expo 2025, Wujud Syukur dan Kolaborasi Banom NU Se-Kecamatan Jombang
6
Ketua LK PCNU Jombang Jelaskan Bahaya Sampah Plastik terhadap Kesehatan, Ajak Masyarakat Sadar Ramah lingkungan
Terkini
Lihat Semua