• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Rabu, 24 April 2024

Daerah

Biografi Singkat Sang Pembaharu Pendidikan Pesantren, KH Abdul Nashir Fattah

Biografi Singkat Sang Pembaharu Pendidikan Pesantren, KH Abdul Nashir Fattah
Kiai Abdul Nashir Fattah
Kiai Abdul Nashir Fattah

NU Online Jombang,

KH Abdul Nashir Fattah atau yang biasa kita panggil dengan nama Kiai Nashir, merupakan putra ke 6 dari 8 bersaudara pasangan KH Abdul Fattah Hasyim dan Ibu Nyai Musyarrofah. 

 

Lahir pada tanggal 24 Juli 1956, masa kecil Kiai Nashir dihabiskan dengan sekolah dan mengaji di bumi Bahrul Ulum dalam didikan kedua orang tua yang menurut pengakuannya sendiri merupakan tipikal orang tua yang sayang tapi keras, keras tapi sayang juga tegas.

 

Pendidikan Kiai Nashir

Selain mendapatkan pelajaran dasar-dasar agama dari Ayahandanya sendiri, KH Abdul Nashir Fattah juga mendapatkan pendidikan dasar-dasar agama di Madrasah Ibtidaiyyah Bahrul Ulum Tambakberas.


Ketika masuk kelas 6 MI, Ia pindah sekolah dan menetapkan diri untuk mondok di Pondok PMH  Putra Kajen yang saat itu diasuh oleh Kyai Sahal Mahfudz. 

 

Kiai Nashir pernah menggambarkan, Kiai Sahal Mahfudz merupakan Syaikhul Tahrir baginya. Selain Fathul Qarib, kitab yang pernah Ia kaji di Kajen antara  lain, Jurumiyyah, Asmawi, Jam’ul Jawami’ dan Jawahirul  Bukhari. 

 

Tak hanya menimba ilmu bersama Kiai Sahal Mahfudz, ia juga sempat menimba ilmu di Kajen dengan Kiai Muhammadun Bin Abdul Hadi, Kiai Ma’mur Muzayyin, Kiai Rifa’i Nasuhah, Kiai Muzayyin  Haramain, Kiai Nafi' Bin Abdullah dan masih banyak lagi.

 

Kiai Nashir tak hanya mondok melainkan juga menempuh pendidikan formal di Madrasah Matholi’ul Falah selama 6 tahun mulai dari tahun 1972 sampai  tahun 1978. 

 

Lulus dari Kajen, ia kembali ke Tambakberas dan mengajar di MI BU selama setengah tahun sebelum kemudian melanjutkan kembali perjalanan intelektualnya ke Pondok Al-Anwar Sarang asuhan Kiai Maimun Zubair .

 

Disamping itu, ia juga mengaji ke Kiai Humaidi Naru’an selama kurang lebih 2 tahun (1980-1982) dan dalam waktu setahun dengan cara muthola’ah terus-menerus, Ia sudah bisa membaca Kitab Fathul  Mu’in.


Setelah menimba ilmu selama 2 tahun di Sarang, ia mendapat kesempatan untuk melanjutkan belajar di Mekkah selama 3 tahun mulai dari tahun 1982 sampai 1985. 

 

Memajukan Pendidikan di Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas

Pada umur 30 tahunan, tepatnya pada tahun 1985 beliau menginjakkan kembali kaki di bumi Tambakberas setelah mengarungi perjalanan pendidikan selama 12 tahun dan langsung mengajar di MI Tambakberas 1985-1986. Beliau juga mengajar di MI Tambakberas selama satu tahun sebelum pindah mengajar ke Madrasah Mualimin/Mualimat (MMA) Tambakberas tahun 1986 hingga sekarang. 

 

Di MMA, Ia pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah dari tahun 1992 sampai 2010. Pada tahun 2011, Ia diangkat menjadi Kepala Sekolah menggantikan KH M Sulthon Abdul Hadi sampai sekarang.

 

Hingga saat ini Kiai Nashir juga menjabat sebagai pengasuh pondok pesantren Bahrul Ulum Putra.


Kehidupan Pernikahan Kiai Nashir

Kiai Nashir memiliki 7 saudara dan saudari yakni, Hj Nafisah Sahal, Churiyah (alm.), Mutmainnah  Sulthon (alm.),  KH Agus Chubbi Syauqi (alm.), Hj. Lilik Muhibah Masduqi, Ia sendiri kemudian, KH A Taufiqurrohman (alm.) serta Dra Nyai Hj Syafiyyah Fattah.

 

Pada  tahun  1985, Kiai yang selalu mengutamakan pendidikan ini menikah dengan salah seorang santri lulusan Kajen bernama Ummu Salamah Husein. 

 

Setelah pernikahan mereka, Kiai Nashir memboyong Salamah muda ke Tambakberas untuk membangun rumah tangga di sana.

 

Tak banyak yang tahu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Kiai Nashir yang ketika itu masih berusia 29 tahun blusukan berdagang kain di pasar. Hal ini dilakukan selama kurang lebih 15 tahun. 

 

Dari pernikahannya dengan Bu Nyai Salamah Husein, Kiai Nashir dianugerahi 4 putra dan 2 putri yaitu, M Abdullah Rif’an,  Lc, Lum’atul Choirot, M Abdullah Nadjib (alm.), M Abdul Fattah, Arina Nur Fatimah dan M Ismail.

 

Berkhidmah di NU

KH Abdul Nashir berkhidmah sebagai Pengurus Ranting NU Jombang pada tahun 1987/1988. Beliau juga menjadi Sekretaris NU Jombang tahun 1987 pada masa kepemimpinan Kia Nadjib yang hanya bisa beliau jalankan selama 5 bulan karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan.

 

Kiai Nashir juga masih tercatat sebagai Ketua UPZISNU Ranting NU Tambakrejo Jombang sejak 1997-sekarang. 

 

Di tahun 2005-2007 Kiai Nashir menjadi Pj Rais PCNU Jombang. Selanjutnya, Kiai Nashir dipercaya sebagai Rais PCNU Jombang 2007-2012, 2012-2017 dan 2017-2022. Kemudian menjadi Rais Mandataris Konfercab NU Jombang 2022. 

 

"Diniati khidmah kepada umat, khidmah kepada jamiyah Nahdlatul Ulama. Dengan niat tulus ini semuanya akan kembali kepada kita keberkahannya," pesan Kiai Nashir.


Editor:

Daerah Terbaru