• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Sabtu, 27 April 2024

Tokoh

Sosok Uqbah bin Amir: Gubernur, Penyair, Ahli Fiqih, hingga Pemimpin Militer

Sosok Uqbah bin Amir: Gubernur, Penyair, Ahli Fiqih, hingga Pemimpin Militer
KH Wazir Ali bersama istri dan rombongan foto bersama di area makam Makam Sahabat Uqbah bin Amir. (Foto: Dok KH Wazir Ali)
KH Wazir Ali bersama istri dan rombongan foto bersama di area makam Makam Sahabat Uqbah bin Amir. (Foto: Dok KH Wazir Ali)

Makam Sahabat Uqbah bin Amir ra kira-kira membutuhkan 10 menit perjalanan dari makam Imam Syafi'i, masih satu jurusan atau satu jalan. Jika tidak salah di Jabal Muqottom, daerah banyak makam ulama dan aulia.


Di kitab Taurat diyakini bahwa siapa yang dimakamkan di sini, pasti akan diampuni. Karena itu, dulu orang Yahudi berusaha ingin menjadikan daerah ini sebagai tempat kuburan orang Yahudi. Mendengar kabar seperti itu, Umar bin Khattab ra kemudian cepat-cepat menolaknya, sehingga di kemudian hari menjadi tempat banyak makam ulama, aulia dari ujung jalan masuk pertama, makam Syekh Waqi', guru Imam Syafi'i, Imam Syafi'i, Syekh Zakaria Al Anshari, Ibnu Hajar Al-Asqolani, Dzinnun Al-Misri, paling ujung Uqbah bin Amir dan Amr bin Ash.


Ada juga makam yang masih diperselisihkan keberadaannya, tetapi pintu gerbangnya tertulis makam wali perempuan Rabiah Al-Adawiyyah, satu tempat dengan makam Syekh Dzinnun Al-Misri, berdampingan.


Makam Sahabat Uqbah bin Amir ini membelakangi makam Sahabat Amr bin Ash (penakluk Negara Mesir), berada di dalam masjid "Uqbah bin Amir" yang terlihat biasa, kecil, agak petang, mungkin masih lebih bagus dengan masjid-masjid yang menyatu dengan makam aulia yang lain.


Di Mesir rata-rata makam aulia mesti menyatu dengan masjid, bagus-bagus, besar-besar. Namun, makam Uqbah ini sangat sederhana, apalagi untuk ukuran di Indonesia.


Nama lengkap Shahabat Uqbah bin Amir ra adalah Uqbah bin Amir bin Abs bin Malik Al-Juhani. Lahir sekitar tahun 15 sebelum hijriyah-tahun 58 hijriyah atau tahun 608-678 masehi. Beliau dilahirkan di Jazirah Arabia, dan wafat di Mesir di Kairo.


Sahabat Uqbah bin Amir ra hidup di masa kekhalifahan Khulafa Rasyidin dan Daulah Umayyah. Ia seorang gubernur, shahabat, penulis, penyair, dan ahli fiqih. Mengikuti penaklukan Syam di Syiria, lalu penaklukan Mesir bersama shahabat Amr bin Asy.


Berjumpa Muawiyah di perang Shiffin, diangkat menjadi gubernur Mesir tahun 44 hijriyah, kemudian pada tahun 47 hijriyah dilengserkan.


Belajar langsung kepada Rasulullah saw. Kariernya pernah memimpin militer, sampai menjadi gubernur.


Laku perjalanannya, Sahabat Uqbah bin Amir ra menghadiri baiat aqobah pertama dan kedua, mengikuti perang Badar, Uhud, Khandaq, dan perang-perang yang lain.


Sejarawan Ibnu Sa'ad mengatakan, setelah Rasulullah saw wafat, Abu Bakar ra menggerakkan para sahabat untuk berdakwah di Syam, bergegaslah Uqbah untuk ikut bersama rombongan para sahabat yang lain, hingga berhasil menaklukkan Syam, Uqbah dan kabilahnya berada pada prajurit perang keempat yang dipimpin langsung oleh Amr bin Asy dalam perang Ghaza, dan daerah di Palestina, yang kemudian bergabung di perang Yarmuk, dan lain-lain.


Penaklukan Kota Damaskus terjadi pada bulan Rajab tahun 14 hijriyah, Uqbah salah satu sahabat yang masuk dan menerima penyerahan Kota Damaskus.

 

Kariernya berlanjut dengan keberhasilan mengikuti penaklukan-penaklukan yang lain.


Saat penaklukan Kota Damaskus, ia menjadi kurir (diplomat) untuk berkomunikasi dengan Umar bin Khattab ra.


Ia juga punya andil besar dalam penaklukan Mesir bersama Amr bin Ash ra. Saat itu ada Amr, Abdurrahman bin Abu Bakar, Abdillah bin Umar bin Khattab, Uqbah sendiri dan para sahabat yang lain.


Uqbah menjadi pemimpin pasukan tentara Arab dalam perang Bathririk Petholomius, melawan tentara Romawi. Dengan kecemerlangan dalam strategi perang, menyebabkan bendera Islam berkibar di dataran Mesir, yaitu di akhir kekhalifahan Umar bin Khattab ra.

    
Uqbah meninggalkan sebuah warisan yang tak ternilai harganya. Sebuah mushaf hasil karya tangannya sendiri. Mushaf tersebut belum lama ini masih berada di sebuah Universitas Jamiah Uqbah bin Amir Al-Juhani di Mesir.


Di akhir mushaf tersebut terdapat tulisan, “Katabahu Uqbah bin Amir Al-Juhani” (Ditulis oleh Uqbah bin Amir Al-Juhani). Benda itu adalah mushaf terkuno di antara semua mushaf yang ditemukan.


Jadi di bidang jihad, Uqbah adalah seorang ahli strategi militer terkemuka yang sanggup mengacaukan pertahanan musuh dalam banyak peperangan.


Menjelang wafat, ia sempat mengumpulkan putra-putranya berwasiat:

  1. Agar tidak menerima Hadits dari Rasulullah saw, kecuali dari orang yang tsiqoh (terpercaya).
  2. Jangan berhutang.
  3. Jangan menulis syiir (meskipun dia sendiri seorang penyair), karena akan kecanduan syiir, bisa bisa melupakan Al-Qur'an dalam hati. 

Ia meriwayatkan 55 Hadits, kebanyakan diriwayatkan orang orang Mesir.

 

Sahabat Uqbah bin Amir ra wafat tahun 58 hijriyah dimakamkan di daerah Muqottom, Kairo, dekat Amr bin Asy.

 

*Ditulis oleh KH Wazir Ali, Pengasuh Asrama Putri Suanan Ampel Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang dalam Catatan Perjalanan Ziarah Ulama-Aulia Mesir.


Tokoh Terbaru