Kiai Nashir Istikamah Belajar dan Mengajar, Waketum PBNU: Jarang Ditemui Ulama Sekarang
Kamis, 6 Oktober 2022 | 08:03 WIB

Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa saat menghadiri peringatan 40 hari wafatnya KH Abdul Nashir Fattah. (Foto: Tangkapan layar Youtube)
Achmad Subakti
Kontributor
NU Online Jombang,Â
Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa mengatakan bahwa KH Abdul Nashir Fattah (Kiai Nashir) adalah panutan dan juga seniornya saat mondok di Kajen. Karenanya, Kiai Zulfa atas nama PBNU sangat kehilangan atas wafatnya Kiai Nashir.
Demikian yang disampaikan KH Zulfa Mustofa saat menghadiri peringatan 40 hari wafatnya KH Abdul Nashir Fattah, Rais Mandataris Konfercab NU Jombang di kediamannya, Pondok Pesantren Al-Fathimiyyah Bahrul Ulum Tambakberas, Rabu malam (5/10/2022).
"Saya banyak dengar beliau membangun rumah sakit dan sebagainya. Wafatnya orang alim ibaratnya pecahan gelas yang tidak dapat dikembalikan. Apalagi orang alim sekaliber Kiai Nashir," katanya.
Menurut Kiai Zulfa, Kiai Nashir memiliki sanad keilmuan yang luas. Sanad-sanad tersebut menunjukkan kualitas ilmu yang dimilikinya. Sanad Keilmuan Kiai Nashir bisa ditelusuri dari Pesantren Matholi'. Kemudian bisa ditemukan juga di Pesantren Sarang dan juga di Makkah, belajar kepada ulama-ulama Makkah.Â
Dari ilmu yang didapat, Kiai Nashir mengamalkan dan mengajarkannya kapda para santri Tambakberas. Kiai Nashir dikenal sebagai sosok kiai yang istikamah dalam mengajar. Oleh karenanya, menurut Kiai Zulfa, santri Bahrul Ulum sangatlah beruntung. Karena bisa belajar langsung kepada Kiai Nashir.
"Kalau di Al-Qur'an, orang yang istikamah mengajar disebut dengan sebutan robbani. Maka ulama yang istikamah mengajar itu disebut murobbiyun atau murobbi. Sekarang, mencari ulama yang murobbi itu sudah sedikit. Banyaknya 'mulobbiyun', yakni jago lobi," ungkapnya.
Baca Juga
Kiai Nashir The Silent Leader
Selain murobbiyun, menurutnya, Kiai Nashir ini adalah sosok kiai yang rohalatul ilmi, sosok kiai pencari ilmu yang tidak pernah merasa puas.
"Andaikata beliau tidak dipanggil pulang, beliau masih terus nyambung ngaji. Karena memang, ulama zaman dulu itu begitu. Saya baca bagaimana ulama dulu kalau ngaji di Makkah itu mukim lama," paparnya.
Pengasuh Majlis Taklim Darul Mustofa Jakarta ini bercerita, Syaikhona Kholil Bangkalan, ulama yang dikenal gurunya para ulama itu masih saja mukim di Makkah untuk belajar. Dalam catatan yang ia temukan, Syaikhona Kholil sudah menjadi orang alim di Mekkah tetapi masih tetap ngaji selama 20 tahun.
"Semoga Pondok Pesantren Tambakberas yang namanya Bahrul Ulum nanti muncul pengganti Kiai Abdul Nashir Fattah yang tetap istikamah di jalur ilmu. Karena memang kemuliaan pesantren karena istikamahnya," pungkasnya.Â
Terpopuler
1
Kapan Awal Bulan Dzulqa'dah 1446 H? Ini Data LF PBNU
2
Bagaimana Hukum Takziah ke Jenazah Non-Muslim? Begini Penjelasannya
3
Halal Bihalal IPNU-IPPNU Unwaha, Bangun Kesolidan untuk Kemajuan Organisasi
4
Halal Bihalal PC IPNU-IPPNU Jombang, Wakil Bupati Tekankan Pentingnya Belajar dan Menjaga Marwah Organisasi
5
Beasiswa Pesantren Denanyar Jombang, Mulai Tingkat SMP hingga Mahasantri, Cek Ketentuannya
6
Sarasehan LPTNU Jawa Timur, Gus Wafi: Perguruan Tinggi Tempat Kuatkan Tradisi Intelektual Pesantren
Terkini
Lihat Semua