Daerah

Dakwah Bil Qalam, Aang Fatihul Islam Telusuri Jejak Laskar Diponegoro di Jombang

Kamis, 29 Agustus 2024 | 21:09 WIB

Dakwah Bil Qalam, Aang Fatihul Islam Telusuri Jejak Laskar Diponegoro di Jombang

Ilustrasi Laskar Diponegoro bersama Pangeran Diponegoro jelas perang. (Foto: Google)

NU Online Jombang,
Penelusuran jejak-jejak Laskar Diponegoro yang ada di Jombang saat ini menjadi perhatian khusus salah seorang pegiat sejarah Jombang, Aang Fatihul Islam. Penelusuran ini ia jadikan sebagai upaya dakwah bil qalam untuk memperkaya literatur sejarah Jombang.


Menurut penuturannya, Laskar Diponegoro merupakan sebuah nama untuk prajurit Pangeran Diponegoro ketika Perang Jawa (1825 - 1830), juga sebutan untuk orang yang bersedia menjadi pengikut Pangeran Diponegoro baik yang mengikuti perang maupun tidak.


Upaya penelusuran ini menjadi penting sebab Laskar Diponegoro menjadi cikal bakal berdirinya beberapa pondok pesantren di Jombang.


"Laskar Diponegoro di Jombang menjadi embrio berdirinya pesantren di Jombang baik pesantren besar maupun kecil sehingga Jombang dikenal sebagai kota santri," jelasnya.


Ia kemudian menjelaskan bahwa upaya penelusuran jejak ini cukup sulit, sebab pasca ditangkapnya Pangeran Diponegoro atas siasat licik Belanda masa itu, Laskar Diponegoro menyebar ke berbagai daerah di Jawa Timur khususnya di Jombang dan membaur dengan masyarakat untuk menyembunyikan jati dirinya.


"Mereka mengganti nama dengan tujuan untuk mengelabuhi Belanda agar tidak terlacak, karena Laskar Diponegoro dianggap sebagai pemberontak," tuturnya.


Dalam upayanya, Aang bekerja sama dengan berbagai pihak seperti dhurriyah Laskar Diponegoro maupun kader Nahdlatul Ulama yang memiliki informasi mengenai adanya jejak Laskar Diponegoro di wilayah Jombang.


Ia menambahkan, ada satu ciri khas yang bisa dijadikan petunjuk lokasi jejak Laskar Diponegoro berada yaitu ditanamnya pohon 'sawo kecik' di sekitar area tersebut.


"Sawo Kecik bermakna 'Sawo' mempunyai arti Sawwu Sufufakum Fainna Taswiwafis Shufufi min Tamamil Harakah. Sementara 'Kecik' mempunyai arti laku becik (kebaikan)," paparnya.


Ssetelah lokasi jejak Laskar Diponegoro terlacak, lanjutnya, maka akan diteliti dengan metode penelitian sejarah yakni pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi dan histografi.


"Selain itu, informasi lainnya juga diperoleh dari sumber buku, manuskrip, artefak, dan sebagainya, kami juga melakukan riyadhah batiniyah berupa tawassul dan shalawat dengan memohon ridho Allah agar tersambung dengan tokoh yang akan ditulis," terang Aang Fatihul Islam pada NU Online Jombang, Rabu (28/8/2024).


Aang mengungkapkan, meskipun upaya riset sejarah ini membutuhkan usaha yang begitu keras, ia tetap memperjuangkan setiap proses penelusuran ini.


Ia memperkirakan setidaknya ada ratusan orang di Jombang yang diperkirakan menjadi Laskar Diponegoro kala itu. "Namun saat ini baru terdeteksi sekitar 30 orang, tentunya penelitian ini masih akan terus berkembang," katanya.


Aang berharap agar upaya penelusuran jejak Laskar Diponegoro yang akan dijadikan buku tersebut, nantinya bisa menjadi bacaan dan pelajaran bagi generasi selanjutnya agar tidak melupakan jasa para ulama dan pejuang khususnya di daerah sekitar.


"Tentu semoga buku ini menjadi amal jariyah kebaikan agar generasi mendatang terinspirasi melanjutkan spirit perjuangan Laskar Diponegoro dan spirit Nasionalisme," pungkasnya.