Peninggalan Kanjeng Sepuh Kurang Dilirik, Kompas Jombang Gelar Diskusi Publik
Jumat, 12 Juli 2024 | 06:14 WIB

Diskusi publik oleh Komunitas Pelestari Sejarah (kompas) Jombang. (Foto: NU Online Jombang / Miftakhul Jannah)
Miftakhul Jannah
Kontributor
NU Online Jombang,
Jombang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang berdiri sejak tahun 1910 dengan bupati pertamanya bernama R A A Soeroadiningrat V. Kala itu, Ia mendapatkan gelar Kanjeng Sepuh lantaran keluasan dan kedalaman ilmunya. Gelar Kanjeng Sepuh sendiri berarti orang yang memiliki ilmu melebihi orang-orang lain.
Selama 20 tahun pemerintahannya, tahun 1910 - 1930, tentunya banyak jejak sejarah terkait dengan kepemimpinannya di Jombang, mulai dari yang berupa fisik seperti artefak dan manuskrip, serta peninggalan yang berupa kisah turun temurun.
Komunitas Pelestari Sejarah (Kompas) Jombang secara eksklusif menggelar diskusi yang membahas jejak kepemimpinan Kanjeng Sepuh Jombang. Diskusi tersebut diadakan di Taman Literasi Digital Kominfo Jombang, Rabu (10/7/2024).
Dengan mendatangkan salah satu penggiat sejarah Jombang, Aang Fatihul Islam, diskusi tersebut membahas lebih jauh tentang kepemimpinan Kanjeng Sepuh Jombang dan segala hal terkait Jombang pada masa itu.
Mulai dari kisah pendahulu Kanjeng Sepuh Jombang, yakni Kanjeng Sepuh Sedayu. Kemudian proses pemisahan Jombang dari Regent Mojokerto yang melibatkan kiai terkemuka pada masa itu bernama Kiai Imam Zahid. Dilanjutkan dengan pembahasan posisi pabrik gula sebagai aset ekonomi di Jombang, hingga hubungan antara Kanjeng Sepuh Jombang dengan pemerintahan Belanda pada masa itu.
Sayangnya, literatur yang membahas tentang Bupati Jombang pertama tersebut masih sangat terbatas. Selama kurang lebih empat tahun dalam usaha menelisik peninggalan Kanjeng Sepuh Jombang, Aang sempat putus asa sebab minimnya literatur yang ditemukan.
"Meskipun saya bukan dzurriyah KanjengÂ
Sepuh Jombang, tetapi hati saya merasa terpanggil untuk menggali jejak sejarah Kanjeng Sepuh Jombang, ini adalah bentuk tanggung jawab moral saya sebagai warga Jombang," ujar Dosen UPJB tersebut.
Selain itu, Aang juga menyayangkan pemerintah Jombang yang saat ini kurang memperhatikan jejak-jejak peninggalan sejarah Kanjeng Sepuh Jombang. "Sampai saat ini, peninggalan Kanjeng Sepuh Jombang yang tersisa belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah Jombang," ungkapnya.
Ia pun berharap agar nantinya usaha menelisik jejak kepemimpinan Kanjeng Sepuh Jombang semakin berkembang dan semoga ada upaya khusus dari pemerintah Jombang dalam pemeliharaan peninggalan-peninggalan yang terkait dengan Kabupaten Jombang, khususnya Kanjeng Sepuh Jombang.
"Saya menginginkan adanya perhatian dari pemerintah Jombang akan adanya upaya pelestarian peninggalan sejarah di Jombang, khususnya peninggalan sejarah Kanjeng Sepuh Jombang," ujarnya.
Hal tersebut penting menurutnya, karena mengingat Kanjeng Sepuh Jombang ini bukan sosok biasa, melainkan sosok pemimpin yang sangat berpengaruh dan patut dijadikan teladan. "Model kepemimpinannya layak ditiru oleh para pejabat masa kini," terangnya.
Terpopuler
1
Latih Jiwa Kewirausahaan Siswa, RA-MI Gondekan, Jombang Gelar Bazar Tahunan
2
Pengajian Rutin Muslimat NU Diwek: Thalabul Ilmi dan Gerakkan Ekonomi Keluarga
3
Beberapa Doa agar Resepsi Pernikahan Berjalan Lancar
4
Hidupkan Bulan Muharram dengan 2 Amalan Ini
5
Ibnu Atoillah, Kaligrafer Muda Jombang Yang Berhasil Masuk Nominasi IRCICA Turki 2025
6
Sepak Terjang Farida Mawardi, Memimpin Organisasi Pelajar Putri NU di Masa Sulit (Periode 1963-1966)
Terkini
Lihat Semua