Syariah

Bertepatan Hari Kamis, Pahala Puasa Arafah Jadi Berkali-kali Lipat

Rabu, 4 Juni 2025 | 09:52 WIB

Bertepatan Hari Kamis, Pahala Puasa Arafah Jadi Berkali-kali Lipat

Ilustrasi berbuka puasa di hari Arafah, 9 Dzulhijjah. (Foto: Freepik)

Puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, hari di mana umat muslim yang haji tengah melaksanakan ibadah wukuf di Padang Arafah.


Kesunnahan puasa Arafah ini tidak didasarkan pada wukufnya jamaah haji di Arafah, melainkan karena datangnya 9 Dzulhijjah sehingga bisa jadi puasa Arafah yang dilakukan tidak bersamaan dengan wukufnya jamaah haji.


Puasa Arafah ini memiliki beberapa keutamaan, sebagaimana tertuang dalam hadits Nabi saw berikut:


صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ عَاشُوْرَاَء يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً


Artinya, “Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang telah lalu.” (HR Ahmad, Muslim dan Abu Dawud).


Di tahun ini, 9 Dzulhijjah bertepatan dengan hari Kamis yang juga memiliki kesunnahan puasa, sehingga hanya dengan sekali puasa akan memperoleh pahala berlipat ganda.


Sebagaimana keterangan Sayyid Abu Bakar Syatha dalam kitabnya I’anah Ath-Thalibin hukumnya boleh menggabungkan niat puasa Arafah dengan puasa sunnah lainnya, maka dalam hal ini akan mendapatkan pahala puasa yang berlipat.


تنبيه( إعلم أنه قد يوجد للصوم سببان كوقوع عرفة أو عاشوراء يوم اثنين أو خميس أو وقوع اثنين أو خميس في ستة شوال فيزداد تأكده رعاية لوجود السببين فإن نواهما حصلا كالصدقة على القريب صدقة وصلة وكذا لو نوى أحدهما فيما يظهر. ) إعانة الطالبين  ٢/٢٧١.


Artinya, “Ketahuilah bahwa terkadang terdapat puasa yang memiliki dua sebab, seperti terjadinya puasa Arafah atau puasa Asyura’ yang bertepatan dengan hari Senin atau Kamis, atau puasa Senin Kamis yang bertepatan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka kesunnahannya bertambah karena terdapat dua sebab, dan seandainya diniatkan untuk keduanya maka hasillah pahala keduanya sebagaimana bersedekah yang juga diniatkan untuk menyambung tali silaturrahim, begitu juga ketika hanya diniatkan salah satunya saja."


Selain itu bulan Dzulhijjah juga termasuk di antara bulan-bulan yang dimuliakan, maka alangkah baiknya jika puasa Arafah besok juga diniatkan untuk melaksanakan sunnah puasa di bulan-bulan mulia dan dalam rangka mengikuti sunnah Nabi saw.


Sebagaimana yang dituangkan oleh Imam An-Nawawi dalam kitabnya Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab berikut:


(فَرْعٌ) قَالَ أَصْحَابُنَا وَمِنْ الصَّوْمِ الْمُسْتَحَبِّ صَوْمُ الاشهر الحرم وهي ذوالقعدة وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبٌ وَأَفْضَلُهَا الْمُحَرَّمُ). المجموع شرح المهذب ٦/٣٨٦


Artinya, “Menurut Ashab (Murid Imam Asy-Syafi’i) termasuk puasa yang disunnahkan adalah puasa di bulan-bulan mulia, yakni bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, serta bulan Rajab, dan yang paling utama adalah bulan Muharram”.

 

*Ditulis oleh M Filhan Fahriza, Mahasantri Ma'had Aly Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang.