Syaiful Habib
Penulis
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriah dan termasuk bulan yang dimuliakan. Umat Islam dianjurkan memperbanyak amalan sunnah, termasuk membaca doa.
Bulan Muharram merupakan satu di antara empat bulan mulia yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Hingga pada masa Rasulullah saw peperangan pun harus dihentikan untuk menghormati bulan-bulan tersebut.
Dalam bulan Muharram atau awal tahun baru Hijriah, ada 2 amalan yang dapat dilakukan oleh umat Islam sebagaimana melansir NU Online.
Baca Juga
Amalan dan Keutamaan pada 10 Muharram.
1. Membaca Doa Akhir dan Awal Tahun
Sebagai ungkapan rasa syukur atas diberinya umur panjang sampai akhir tahun dan menyambut tahun baru, umat Islam dianjurkan oleh Rasulullah saw untuk berdoa.
Doa Akhir Tahun
Untuk doa akhir tahun dibaca sebelum Maghrib pada akhir tahun tanggal 29 atau 30 Dzulhijjah. Doa itu dibaca sebanyak tiga kali.
اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
Artinya, “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah."
Doa Awal Tahun
Untuk doa awal tahun dibaca setelah Maghrib pada 1 Muharram atau awal tahun baru Hijriyah. Doa itu dibaca sebanyak tiga kali.
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
Artinya, “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”
2. Puasa Sunnah Muharram
Di antara puasa yang dianjurkan pada bulan ini adalah puasa Tasu'a, Asyura dan 11 Muharram yang masing-masing jatuh pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharram. Ketiga puasa ini mengandung banyak keutamaan dan nilai spiritual yang sangat tinggi.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).
Selain niat di dalam hati, juga dianjurkan mengucapkannya dengan lisan. Seperti puasa sunnah lainnya, niat puasa dapat dilakukan sejak malam hingga siang sebelum masuk waktu zawal (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Puasa Tasu'a
Puasa Tasu'a dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram dengan niat sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Artinya, “Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’ala.”
Puasa Asyura
Puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram dengan niat:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Artinya, “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’ala.”
Puasa 11 Muharram
Untuk menyelisihi kaum Yahudi, Rasulullah SAW menganjurkan puasa sehari sebelum dan sesudah Asyura. Maka, puasa tanggal 11 Muharram pun dianjurkan.
نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Artinya, “Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’ala.”
Terpopuler
1
Latih Jiwa Kewirausahaan Siswa, RA-MI Gondekan, Jombang Gelar Bazar Tahunan
2
Pengajian Rutin Muslimat NU Diwek: Thalabul Ilmi dan Gerakkan Ekonomi Keluarga
3
Beberapa Doa agar Resepsi Pernikahan Berjalan Lancar
4
Ibnu Atoillah, Kaligrafer Muda Jombang Yang Berhasil Masuk Nominasi IRCICA Turki 2025
5
Sepak Terjang Farida Mawardi, Memimpin Organisasi Pelajar Putri NU di Masa Sulit (Periode 1963-1966)
6
Pra-Bahtsul Masail: LF PBNU Susun Standar Penerimaan Laporan Rukyat
Terkini
Lihat Semua