• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Sabtu, 27 April 2024

Tokoh

Sayyid Hamzah Syatho Sang Pemersatu Masyayikh (Bagian 2)

Sayyid Hamzah Syatho Sang Pemersatu Masyayikh (Bagian 2)
Foto Sayyid Hamzah Syatho yang sudah melalui proses editing. (Foto: Fb Sayyid Hamzah Syatho)
Foto Sayyid Hamzah Syatho yang sudah melalui proses editing. (Foto: Fb Sayyid Hamzah Syatho)

Sayyid Hamzah Syatho sebagaimana yang alfaqir kemukakan di bagian 1 beliau secara kasatmata tidak mengajar model ndampar, namun peninggalan agung lukisan indah sangat jelas dapat dieja di lekuk-lekuk ruangan, sebut saja Masjid Jami' Sidorejo, Sedan, Masjid Jami' Lodan, Sarang, Masjid Jami' Kragan, kini sudah dipugar total, namun peninggalan beliau masih terawat dengan pagar, Madrasah Tuhfatusshibyan, alfaqir 11 tahun belajar agama di sana mulai kelas awamil sampai uqudul juman, dan di beberapa tempat lain.


Bagi beliau karya-karya indah bermanfaat jauh lebih penting dari memberhalakan diri.


Memberi kesempatan orang lain untuk mengisi kebaikan di ruang publik yang diciptakan jauh lebih maslahat dari renek-renek duniawi yang kakehan petengseng.


Mbah Ndoro, demikian panggilan akrab Sayyid Hamzah tidak perlu berkhutbah, namun memberi kesempatan para alim untuk berkhutbah di ruang publik, di masjid yang beliau bangun.


Mbah Ndoro juga tidak perlu ndampar, namun cukup memberi kesempatan para alim menuangkan ilmunya di ruang publik yang beliau ciptakan pula, seperti madrasah.


Mbah Ndoro sangat visioner dalam membangun kebaikan dengan merekatkan tulang-tulang yang berbeda bentuk, bukan mencerai berai tulang tulang yang berserak, sehingga karya agung tercipta.


Saat Mbah Ndoro ngersakake membangun masjid, beliau cukup mensolider agniya' atau rang orang kaya dermawan.


Beliau datangi mereka satu per satu dengan dawuh, "Ji (pak haji), aku arep mbangun masjid nang kene". Wak kaji pun sudah tahu maksud beliau. Fasilitator luar biasa ada pada diri Mbah Ndoro.


Mbah Ndoro sebagai Sayyid, keturunan nabi, dan ulama pun sama sekali menerapkan aji mumpung untuk kemapanan dirinya dan keluarganya, hal ini bisa dibuktikan bahwa sampai akhir hayat rumah pribadi berstatus milik pun beliau tak punya, karena selama di Sidorejo, Sedan beliau menempati rumah pinjaman Mbah Haji Masykur, orang kaya yang mencintai ulama, Syekh Abdus Syakur ayah Syekh Abul Fadlol pun menempati di rumah beliau yang satunya, ayah KH Minanur Rochman.


Tokoh Terbaru