Amaliyah NU

Amalan Shalat Sunnah pada Rabu Wekasan dan Doanya Dilengkapi Artinya

Selasa, 19 Agustus 2025 | 08:35 WIB

Amalan Shalat Sunnah pada Rabu Wekasan dan Doanya Dilengkapi Artinya

Ilustrasi Muslim beribadah di masjid. (Foto: Freepik)

Amalan pada Rabu Wekasan atau Rabu terakhir dalam bulan Safar masih ditradisikan oleh sebagian besar masyarakat Nusantara. Umumnya, amalan-amalan itu mulai dikerjakan pada hari Selasa petang setelah waktu Maghrib.


Di antara amalan yang masyhur dikerjakan masyarakat Muslim adalah shalat sunnah sebanyak empat rakaat (dua kali salam) kemudian dilanjutkan dengan bacaan doa setelah salam.


Amalan ini sebagaimana ditulis Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang, KH M Djamaluddin Ahmad dalam kitab Al-Risalah Al-Badi'ah halaman 83. Dijelaskan, bahwa shalat sunnah itu bukan shalat khusus, melainkan shalat sunnah mutlak. Sebagaimana disebutkan dalam NU Online.


Tata cara melaksanakan shalat sunnah ini sama seperti shalat-shalat pada umumnya. Hanya saja perlu dipastikan niatnya adalah shalat sunnah mutlak, bukan karena meyakini adanya hari sial setiap kali Rabu Wekasan tiba.


Sejatinya semua keberuntungan dan kesialan bergantung pada kehendak Allah swt, bukan pada bulan atau tanggal tertentu. Lebih jauh lagi, Islam mengajarkan kepada umatnya bahwa nasib baik atau buruk datang dari Allah, bukan dari bulan atau tindakan tertentu selama bulan tertentu.


Berikut Lafal Niat Shalat Sunnah di Rabu Wekasan:


أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى


Artinya, "Saya berniat shalat dua rakaat karena Allah Ta'ala." 


Dijelaskan kitab Al-Risalah Al-Badi'ah bahwa setelah membaca surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca beberapa surat pendek, yaitu:


1. Surat Al-Kautsar 17x
2. Surat Al-Ikhlas 5x
3. Surat Al-Falaq 1x
4. Surat An-Naas 1x


Surat-surat di atas dibaca di setiap rakaat setelah membaca surat Al-Fatihah.


Doa Setelah Shalat Sunnah

Usai melaksanakan shalat sunnah, sebagaimana tuntunan di atas, kemudian dilanjutkan dengan membaca doa berikut:


Redaksi doa bila dibaca seorang diri

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اَللّهُمَّ يَا شَدِيدَ الْقُوى، وَيَا شَدِيدَ الْمِحَالَ، يَاعزِيزُ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيع عَلَّقِكَ، اكْفِنِي مِنْ شَرِّ جَمِيع خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجملُ، يَا مُتفضِلُ، يَا مُنْعِمُ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لاَ إلهَ إِلَّا أَنْتَ، ارْحَمْنِي بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ


اَللّهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ، وَأَخِيْهِ، وَجَدِّهِ، وَأَبِيهِ، وَأُمِّهِ، وَبَنِيْهِ، اِكْفِنِي شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ، وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ، يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَحَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ، وَصَلَّى الله عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ


Artinya, "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya. Ya Allah, yang Maha Perkasa, segala makhluk tunduk kepada kemuliaan-Mu. Lindungilah aku dari segala makhluk-Mu. Wahai dzat yang Maha Baik, yang Maha Indah, yang Maha Pemurah, yang Maha Pemberi, dan yang Maha Mulia, sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Engkau. Berikanlah aku rahmat-Mu wahai dzat yang Maha Pemurah di antara yang pemurah.


Ya Allah, dengan rahasia Hasan, saudara kandungnya, kakeknya, ayahnya, ibunya, dan anak-anaknya, lindungilah aku dari segala kejahatan hari ini dan apa yang turun pada hari ini. Wahai yang Maha Cukup untuk mengatasi semua urusan, wahai yang Maha Menjauhkan bencana. Cukuplah Allah sebagai pelindung kami dan Dia-lah sebaik-baiknya pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas izin Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya."


Redaksi doa jika dibaca bersama-sama

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اَللّهُمَّ يَا شَدِيدَ القوى، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالَ، يَا عَزِيزُ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيعُ خَلْقِكَ، اِكْفِنَا مِنْ شَرِّ جَمِيعِ خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجَمِّلُ، يَا مُتَفَضِلُ، يَا مُنْعِمُ يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لا إِلهَ إِلَّا أَنتَ ارْحَمْنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ


اللهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ، وَأَخِيهِ، وَجَدِّهِ، وَأُمِّهِ، وَبَنِيْهِ، اِكْفِنَا شَرَّ هَذَا اليوم. وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ، يَا كَافِيَ الْمُهمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، فَسَيَكْفِيكَهُمُ الله وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَحَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلا بالله العلي العظيم، وَصَلَّى الله عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ


Artinya, "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya. Ya Allah, yang Maha Perkasa, segala makhluk tunduk kepada kemuliaan-Mu. Lindungilah kami dari segala makhluk-Mu. Wahai dzat yang Maha Baik, yang Maha Indah, yang Maha Pemurah, yang Maha Pemberi, dan yang Maha Mulia, sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Engkau. Berikanlah kami rahmat-Mu wahai dzat yang Maha Pemurah di antara yang pemurah.


Ya Allah, dengan rahasia Hasan, saudara kandungnya, kakeknya, ayahnya, ibunya, dan anak-anaknya, lindungilah kami dari segala kejahatan hari ini dan apa yang turun pada hari ini. Wahai yang Maha Cukup untuk mengatasi semua urusan, wahai yang Maha Menjauhkan bencana. Cukuplah Allah sebagai pelindung kami dan Dia-lah sebaik-baiknya pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas izin Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya."


Faedah bagi yang melaksanakan amalan ini adalah Allah akan menjaga orang tersebut dari semua bencana yang diturunkan pada hari itu dan bencana- bencana itu tidak akan mengitari di sekitarnya sampai sempurna satu tahun. Tentu, semua itu atas kuasa dan pertolongan Allah kepada hamba-hamba-Nya.


Dalam kitab Kanzun Najah was-Surur fi Fadhail al-Azminah wash-Shuhur karya Abdul Hamid Quds disebutkan tentang kesaksian sebagian orang ahli makrifat termasuk orang yang ahli mukasyafah (orang yang bashirah sirri-nya telah dibuka oleh Allah sehingga dapat mengetahui sesuatu yang gaib) dan ahli tamkin (orang yang sudah mapan di dalam derajat haqiqat/makrifat), mereka berkata bahwa setiap tahun Allah menurunkan bencana jumlahnya 320.000 bencana, kesemuanya diturunkan pada hari Rabu yang terakhir bulan Safar.


Pandangan ini yang kerap menjadi dasar sebagian besar masyarakat Muslim untuk memperbanyak amalan setiap Rabu Wekasan tiba, namun tentu saja amalan yang tidak menyalahi ketetapan syariat. Salah satu amalan itu sebagaimana yang disebutkan di atas. Wallahu a'lam bish shawab