• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 26 April 2024

Daerah

KH Marzuki Mustamar Jelaskan Pentingnya Tawaduk pada Kiai

KH Marzuki Mustamar Jelaskan Pentingnya Tawaduk pada Kiai
KH Marzuki Mustamar. (Foto: Tangkapan layar)
KH Marzuki Mustamar. (Foto: Tangkapan layar)

NU Online Jombang,
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar menyampaikan, pentingnya seseorang mengedepankan tawaduk kepada kiai. Terlebih ia adalah tergolong orang awam. Kiai adalah panutan.


"Kita sebagai orang awam tetap harus nderekaken (patuh) kepada kiai, dzahiran wa bathinan sampai kita meninggal nanti. Jangan sampai kita orang awam pintar dalil, jangan sampai kita istimbat, ijtihad dan berfatwa sendiri nanti malah salah," ujarnya.


Hal ini ditegaskan saat menghadiri Haul KH Bisri Syansuri ke-43 dan Nyai Noor Khodijah ke-73 bertepatan dengan Harlah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif ke-107, Selasa (1/2/2022) di Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Kabupaten Jombang.


KH Marzuki mengibaratkan, orang awam yang tidak mengerti agama seperti orang yang tidak bisa membuat pentol (bakso kecil).


"Sudah kalau tidak bisa membuat pentol sendiri, nurut saja sama yang ahli membuatnya. Kalau tidak bisa agama sendiri nurut masyayikh, mbah Yai, insyaallah selamat dunia dan akhiratnya," tuturnya.


Kiai Marzuki menjelaskan, beragama, tidak terkecuali dalam aspek ibadah, harus mengikuti tuntutan yang disyariatkan oleh Nabi Muhammad saw sebagai pembawa risalah. Bila tidak, ada kecenderungan tak diterima. 


"Kita ini dituntut berislam yang akidahnya sama dengan Nabi Muhammad saw, bagaimana mengetahui muamalah yang halal dan haram agar tidak menjadi riba dan agar tidak menjadi muamalah bil bathil. Kita harus mengikuti ajaran beliau yakni ibadah, wudhu, shalat, haji, dan puasa agar sah harus sama seperti yang telah diajarkan Nabi Muhammad saw," jelasnya.


Dalam tausiyahnya, KH Marzuki menyuplik hadist tentang amalan yang tertolak.


"Man amila amalan laisa alaihi amruna fahuwa roddun. Jadi siapa orang yang menjalani salah satu amalan agama yakni mengaji, shalat, haji, menjalankan zakat dan puasa kok tidak seperti yang diperintahkan oleh nabi, tahunya ibadah tapi tidak seperti perintahnya nabi, itu malah akan menjadi bid'ah roddun akan ditolak," terangnya.


Ia menambahkan, orang-orang yang mengerti betul tentang ajaran Islam merupakan ahli waris Nabi Muhammad saw.


"Sebagai orang Islam hendaknya mengikuti ulama, karena kita berislam ini harus sama seperti Islam yang diajarkan oleh nabi, orang-orang yang mengerti betul tentang ajaran itu adalah para ulama. Al-ulama warasatul anbiya'. Yang mondoknya 10 tahun sampai 15 tahun sehari-harinya ngaji sampai 15 tahun itu adalah ulama," imbuhnya.


Ia berpesan, jika ingin islamnya, akidahnya, dan ibadahnya benar, tidak ada cara lain, kecuali ittiba'u warasatul anbiya', ikut para ulama yang memang mewarisi ilmu Nabi Muhammad saw.


Kontributor: Annisa Rahma
Editor: Ahmad 


Daerah Terbaru