Syariah

Makna Filosofi di Balik Nama Bulan Rajab

Ahad, 12 Januari 2025 | 11:00 WIB

Makna Filosofi di Balik Nama Bulan Rajab

Ilustrasi Rajab, salah satu bulan yang mulia dalam Islam. (Foto: Dok NU Online)

Secara harfiah, kata Rajab (رجب) terdiri dari tiga huruf:  huruf ra’, jim, dan ba’. Di balik masing-masing huruf mempunyai makna filosofis. Dijelaskan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jilani dalam salah satu kitabnya bahwa huruf ra’ bermakna rahmat Allah, jim bermakna kedermawanan (jud) Allah, sedangkan ba’ bermakna kebaikan (birr) Allah.

 
 فَرَجَبُ ثَلاَثَةُ أَحْرُفٍ، رَاءٌ وَجِيْمٌ وَبَاءٌ. فَالرَّاءُ: رَحْمَةُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالْجِيْمُ: جُوْدُ اللهِ تَعَالىَ، وَالْبَاءُ: بِرُّ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
 

Artinya, “Rajab memiliki tiga huruf, yaitu (1) ra’; (2) jim; dan (3) ba’. Ra’ berarti rahmat Allah azza wa jall, jim berarti kedermawanan Allah ta’ala, dan ba’ berarti kebaikan Allah azza wa jall.” (Syekh Abdul Qadir, al-Ghunyah li Thalibi Thariqil Haq Azza wa Jall, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah], juz I, halaman 319).   

 
Dilansir dari artikel NU Online yang ditulis oleh Sunnatullah maksud dari penjelasan di atas adalah sejak awal hingga akhir bulan Rajab, Allah akan terus memberikan anugerah kepada umat-Nya. Pemberian itu meliputi  rahmat (kasih sayang) tanpa siksaan dari-Nya, kedermawanan mutlak tanpa ada yang tersisa, dan kebaikan-Nya tanpa antipati.

 
Syekh Abdul Qadir menjelaskan bahwa:


 فَمِنْ أَوَّلِ هَذَا الشَّهْرِ اِلىَ أَخِرِهِ مِنَ اللهِ ثَلاَثُ عَطَايَا لِلْعِبَادِ، رَحْمَةٌ بِلاَ عَذَابٍ، وَجُوْدٌ بِلاَ بُخْلٍ، وَبِرٌّ بِلاَ جَفَاءٍ


Artinya, “Maka dari awal keberadaan bulan (Rajab) ini hingga akhirnya, terdapat tiga pemberian dari Allah swt, yaitu kasih sayang tanpa siksa, kedermawanan tanpa kikir, dan kebaikan tanpa antipati.” (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, 319).  

 
Sedangkan dalam kitabnya, Imam Al-Hafiz Abu Hasan bin Muhammad Hasan al-Khalal menjelaskan bahwa bulan Rajab juga menjadi bulan persiapan umat Islam untuk menghadapi bulan agung, yaitu bulan Ramadhan. Ia merujuk yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, bahwa Rasulullah saw bersabda:


   قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ لِمَ سُمِيَ رَجَبَ؟ قَالَ: لأنَّهُ يُتَرَجَّبُ فِيهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ لِشَعْبَانَ وَرَمَضَانَ


Artinya, “Dikatakan kepada Rasulullah: Kenapa (bulan Rajab) dinamakan Rajab? Rasulullah menjawab: Karena sungguh banyak di dalamnya kebaikan untuk bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (Imam Abu Muhammad al-Khalal, Fadhailu Sayahri Rajab, [Lebanon, Beirut, Dar Ibnu Hazm, cetakan pertama: 1996 H/1416 H], halaman 47).  

 
Dalam salah satu kitabnya, menurut Syekh Abdurrauf al-Munawi menjelaskan makna “yatarajjabu” pada hadits riwayat Anas tersebut adalah bulan Rajab Allah memberikan pahala yang sangat banyak atas ibadah dan kebaikan yang dilakukan oleh setiap orang melebihi bulan-bulan yang lain.   

 
Selain itu, bulan Rajab berperan sebagai pembuka rangkaian bulan-bulan mulia, yaitu Sya'ban dan Ramadhan. Bulan ini menjadi waktu bagi umat Islam untuk memulai persiapan spiritual menyambut kedatangan kedua bulan suci tersebut. Maka dari itu, umat Islam dianjurkan untuk lebih rajin beribadah dan berbuat baik agar siap menyambut datangnya dua bulan tersebut.

 
Syekh al-Munawi dalam kitabnya juga menjelaskan:
 

   فَالْمَعْنَى أَنْ يُهَيَّئَ فِيْهِ خَيْرٌ كَثِيْرٌ عَظِيْمٌ لِلْمُتَعَبِّدِيْنَ فِي شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ


Artinya, “Maka makna (hadits tersebut), adalah dengan disediakan di dalamnya suatu kebaikan yang banyak dan agung bagi ahli ibadah (untuk menghadapi) bulan sya'ban dan ramadhan.” (Syekh al-Munawi, Faidhul Qadir Syarh Jami’us Shaghir, [Mesir, Maktabah at-Tijariah, cetakan pertama: 1356], juz IV, halaman 149).