Nasional

Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Ajak Wali Murid Lebih Apresiasi Guru

Selasa, 22 Juli 2025 | 09:48 WIB

Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Ajak Wali Murid Lebih Apresiasi Guru

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: NU Online)

NU Online Jombang,
Kasus Ahmad Zuhdi, seorang guru Madrasah Diniyah (Madin) di Demak tengah ramai diperbincangkan. Ia diketahui didenda Rp25 juta usai menindak salah satu muridnya.


Hal ini tak luput dari perhatian Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf.  Dalam kasus tersebut ia menilai minimnya apresiasi dari wali murid terhadap jasa guru.


Menurutnya para guru, terutama di sektor lembaga pendidikan keagamaan seperti madrasah madin, sering kali bekerja dalam kondisi kesejahteraan yang sangat terbatas demi mengajarkan ilmu.


"Saya kira pelajaran dari sini adalah mari kita sebagai orang tua yang menitipkan anak-anaknya kepada guru untuk mendapatkan pendidikan, kita harus punya apresiasi yang lebih. Apalagi guru-guru dengan fasilitas kesejahteraan yang sangat minimal untuk mereka," ujarnya pada NU Online, Senin (21/7/2025).


Gus Yahya menekankan, peningkatan kapasitas dan kesejahteraan guru merupakan hal penting agar mereka dapat menjalankan tugasnya secara profesional. Ia juga berharap masyarakat, termasuk orang tua murid, bisa lebih menghargai peran guru dalam mendidik anak-anak.


"Tentu saja saya kira, kita juga punya tanggung jawab untuk meningkatkan wawasan dari pada guru sebagai penanggung jawab pendidikan ini untuk mengembangkan kemampuan mendidiknya agar terhindar dari hal-hal yang bisa menjadi masalah termasuk hal-hal yang dianggap sebagai masalah perundungan atau kekerasan dan lain sebagainya," ujarnya.


Sebelumnya, Ketua Umum Forum Koordinasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) H Lukman Hakim menilai, peran guru madrasah terutama madrasah diniyah tak hanya sebagai pengajar, melainkan pembimbing moral anak bangsa.


Ia menyebut, kasus serupa juga terjadi di berbagai daerah. Hal ini menunjukkan minimnya penghormatan masyarakat terhadap keberadaan dan jasa guru.


"Ya, ini kan sebenarnya fenomena yang tidak hanya sekali. Di berbagai tempat memang ada kasus-kasus seperti itu. Dan kita berharap bahwa masyarakat mestinya memandang kehadiran ustadz itu sangat penting untuk mempersiapkan anak-anak menghadapi kehidupan," kata Lukman, Sabtu (19/7/2025) sebagaimana diwartakan NU Online.


Lukman juga mengajak seluruh pihak agar tidak memandang remeh peran guru madrasah diniyah dalam membentuk karakter bangsa. Ia menekankan bahwa mendidik anak-anak di era sekarang bukan hal yang mudah.