Khutbah

Khutbah Jumat: Tujuan Utama Diutusnya Nabi Muhammad sebagai Rahmat dan Memperbaiki Akhlak

Jumat, 5 September 2025 | 06:30 WIB

Khutbah Jumat: Tujuan Utama Diutusnya Nabi Muhammad sebagai Rahmat dan Memperbaiki Akhlak

Ilustrasi nama Nabi Muhammad saw. (Foto: Freepik)

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن


أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ


Jamaah Jumat yang berbahagia. 

 
Alhamdulillah ungkapan syukur pada Allah, yang telah memberikan kita kesehatan dan juga kesempatan hingga bisa melaksanakan shalat Jumat secara berjamaah. Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Nabi Muhammad saw, yang telah membimbing kita semua dari alam kejahilan, menuju cahaya Islam.


Tak lupa khatib, mengajak jamaah untuk meningkatkan iman dan takwa. Iman dan takwa adalah dua hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam menghadapi dunia yang penuh tipu daya. Dengan iman dan takwa, manusia akan memiliki pedoman hidup yang benar dan akan terhindar dari kebejatan dunia.


Jamaah Jumat yang berbahagia.


Untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw, yang jatuh pada hari ini, Jumat 12 Rabiul Awal 1447, mari kita melihat dan merenungkan kembali tujuan Nabi Muhammad saw diutus Allah swt di muka bumi. Ada tujuan utama Nabi Muhammad saw diutus ke bumi, pertama sebagai rahmat bagi seluruh alam, dan kedua untuk menyempurnakan akhlak menjadi akhlak yang mulia.


Jamaah Jumat rahimakumullah. 


Tujuan yang pertama diutusnya Nabi saw adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam. Tujuan ini didokumentasikan Allah swt dalam surah al Anbiyah ayat 107:


وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ


Artinya, “Kami tidak mengutusmu (Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam."


Tujuan Allah mengutus Nabi Muhammad yang membawa agama-Nya, tidak lain adalah memberi petunjuk dan peringatan agar mereka bahagia di dunia dan di akhirat. Rahmat Allah bagi seluruh alam meliputi perlindungan, kedamaian dan kasih sayang yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya. Baik yang beriman maupun yang tidak beriman, termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan. 


Jika dilihat sejarah manusia dan kemanusiaan, maka agama Islam adalah agama yang berusaha sekuat tenaga menghapuskan perbudakan dan penindasan oleh manusia terhadap manusia yang lain. Jalan untuk menghapuskan perbudakan disediakan, baik dengan cara memberi imbalan yang besar bagi orang yang memerdekakan budak maupun dengan mengaitkan kafarat/hukuman dengan pembebasan budak.


Dengan datangnya Islam, posisi perempuan diangkat setara dengan laki-laki. Sebelumnya perempuan diposisikan di bawah laki-laki, dan tidak memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Ini semua karena Islam membawa rahmat, termasuk kepada perempuan dan orang-orang yang diperbudak.


Jamaah Jumat rahimakumullah. 


Tujuan utama yang kedua, Nabi saw diutus adalah untuk memperbaiki akhlak atau sikap manusia, hal ini dituturkan Nabi saw dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA:


إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ


Artinya, “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).


Dari hadits tersebut, kita tahu bahwa akhlak yang mulia memiliki posisi yang sangat penting dalam agama Islam. Akhlak adalah kondisi yang kuat dalam jiwa yang melahirkan keinginan dalam bentuk kebaikan, keburukan, keindahan dan kejelekan. Kondisi dalam jiwa yang melahirkan kebaikan dan keindahan disebut dengan akhlak karimah atau akhlak yang mulia. Contoh akhlak yang mulia tersebut antara lain sifat sabar, jujur, rela berkorban, adil, bijaksana, rendah hati, dermawan, sopan, gigih, lembut dan santun, tawakal, dan masih banyak lagi. Rasulullah saw diutus untuk menjadikan akhlak umat manusia, terutama orang Islam, menjadi akhlak yang mulia, meninggalkan akhlak buruk atau akhlak sayyi’ah.


Jamaah Jumat rahimakumullah. 


Apakah tujuan diutusnya Nabi Muhammad saw tersebut, saat ini sudah menjadi landasan dan perilaku hidup umat manusia, khususnya umat Islam? Lebih khusus lagi umat Islam di Indonesia. Apakah rasa belas kasihan, penyayang dan damai telah menyelimuti kita umat Islam di Indonesia?

 

Dari peristiwa yang belakangan ini terjadi di Indonesia, rasa-rasanya sifat rahmat (kasih sayang) belum betul-betul menjadi landasan dalam bertindak. Jika para pemimpin kita bisa nadharul ummah bi ainir rahmah (melihat masyarakat dengan mata rahmah/kasih sayang), insyaallah peristiwa-peristiwa yang terjadi belakangan ini, tidak akan terjadi. Jika rahmat menjadi landasan dalam membuat kebijakan, insyaallah kebijakannya akan menguntungkan masyarakat banyak, dan akan mensejahterakan masyarakat.


Jamaah shalat Jumat rahimakumullah. 


Selanjutnya, apakah tujuan Nabi saw diutus untuk memperbaiki akhlak umat manusia sudah benar-benar tercapai saat ini. Jika kita melihat kondisi yang terjadi sampai saat ini, terutama di Indonesia, di mana masyarakatnya 90% adalah pengikut Nabi Muhammad saw dengan memeluk agama Islam, akhlak karimah belum sepenuhnya menjadi sikap umat Islam.


Sikap tidak jujur mendera hampir di semua lini kehidupan. Penegakan hukum, pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan anggaran negara, masih belum dilakukan secara secara terbuka, akuntabel dan jujur. Masih banyak sikap baik atau akhlak karimah yang diajarkan oleh Nabi saw masih belum dijalankan sebaik-baiknya. Sebaliknya sikap yang tidak baik atau akhlak sayyi’ah, masih menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam dimensi ekonomi, sosial budaya maupun politik.


Jamaah Jumat rahimakumullah. 


Dalam bulan Maulid Nabi ini, shalawat dan salam dikumandangkan siang dan malam di berbagai tempat di Indonesia, rahmat Allah swt menebar, memberikan suntikan kasih sayang kepada semua masyarakat Indonesia, sehingga kita semua memiliki kekuatan untuk menebarkan kasih sayang tersebut kepada semua orang, terutama kepada masyarakat miskin dan rentan.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ الأَيَاتِ وَألذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II

 اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهَُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ


أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ


 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


عِبَادَ اللهِ. إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن



 

*Ditulis oleh H Muslimin Abdilla, Pengajar di Madrasah Muallimin Muallimat Enam Tahun Tambakberas, Kabupaten Jombang