Lelah yang Berkah, Ini Keseharian Santri di Pondok Pesantren Selama Ramadhan
Selasa, 26 April 2022 | 08:33 WIB
Nur Fitriana
Penulis
NU Online Jombang,
Tidak seperti sebagian siswa non pesantren yang bisa tidur lelap usai shubuh sebelum berangkat sekolah, siswa yang bermukim di pondok pesantren selama ramadhan memiliki jadwal yang cukup padat. Tidak cuma itu, dalam sehari, ngaji kitab non stop dilakukan.
Ananda Putri Nurohmah, siswi kelas unggulan Madrasah Aliyah Negeri (MAN 3) Jombang, kelas XI MIPA 4 merasakan lelahnya, serunya hingga rasa sumringah jelang liburan sekolah. Meski lelah, ia mengaku pola ini membuatnya lebih disiplin dan menghargai waktu.
"Sebagai anak pondok tentu saja tidak jauh-jauh dari belajar kitab. Tapi di bulan selain ramadhan, belajar kitab tidak non stop. Ada jeda waktunya. Sementara saat ini, kita belajar kitab non stop. Pokoknya ngaji seharian. Tapi dengan begitu, saya bisa lebih disiplin dan menghargai waktu," ujarnya.
Menurutnya, ada jadwal paten yang tidak boleh diabaikan. Setiap hari, harus bangun maksimal jam 3 pagi untuk shalat tahajud sebelum kemudian melakukan makan sahur bersama. Setelahnya, jika masih ada waktu, Ananda memilih untuk tadarus Qur'an sambil menunggu waktu Shubuh.Â
"Usai shalat shubuh kami ada ngaji kitab. Biasanya kami mandi sebelum shalat tahajud. Tapi jika tidak sempat ya mandi setelah ngaji kitab jam 6 pagi, baru berangkat sekolah," jelasnya.Â
Tentu saja, kata dia, berangkat sekolah juga tidak boleh terlambat, MAN 3 Jombang, tempat ia sekolah sangat menerapkan kedisiplinan. Jika terlambat masuk, siswa siswi harus memenuhi takzir.
Hal sama juga dirasakan Rania Salma, siswi kelas unggulan MAN 3 Jombang, kelas XI MIPA 4. Ia harus mengikuti kegiatan ramadhan yang super padat di dalam pondok.Â
"Jadi habis pulang sekolah, kami istirahat sebentar sampai waktu dhuhur. Setelah itu ada ngaji kitab lagi sampai jam dua siang. Ada jead waktu 1 jam sebelum kami shalat ashar. Biasanya di jam itu kami manfaatkan untuk tidur," terangnya.
Sebab, menurut Rania, setelah Ashar akan ada ngaji kitab lagi. Jadi, harus pintar atur waktu untuk istirahat yang berkualitas.Â
"Capek sih, tapi demi mendapat barokahnya para kiai, ustadz dan ustadzah saya menjalani dengan ikhlas dan hati senang. Karena setiap satu langkah saya menuju ke tempat pengajian, mengandung 1000 kebaikan. Saya bersyukur bisa puasa di Pesantren. Kalau di rumah, mungkin saya kurang bisa menjalankan aktivitas ibadah dengan baik," ujarnya seraya tersenyum.
Terpopuler
1
H Shodiqin Utsman, Ketua PRNU Sambirejo yang Aktif Syiarkan NU Itu Wafat di Tanah Suci
2
Khutbah Jumat: Kematian Sering Dilupakan, padahal Pasti Tiba, Saatnya Siapkan Amal Terbaik
3
Sutradara Serial Klasik 'Mak Lampir' Ternyata Pernah Nyantri di Tebuireng dan Seblak, Ini Sosoknya
4
Festival Banjari Santri Expo Jombang 2025 Rampung Digelar, Berikut Daftar Juaranya
5
Kisah Mbah Suro: Sosok Lelaki Sepuh di Balik Kelahiran Bung Karno di Jombang
6
Kabar Duka, 2 Jamaah Haji Asal Jombang Meninggal Dunia di Makkah
Terkini
Lihat Semua