Amaliyah NU DOA NABI

Ijazah Doa Nabi (4): 7 Permohonan Nabi kepada Allah agar Dijauhkan

Sabtu, 6 Juli 2024 | 09:00 WIB

Ijazah Doa Nabi (4): 7 Permohonan Nabi kepada Allah agar Dijauhkan

Ilustrasi berdoa. (Foto: Freepik)

Rasulullah selalu memohon pada Allah atas setiap perkara. Baik permintaan maupun mohon perlindungan. Hal-hal yang Rasulullah mohon perlindungan, merupakan perkara yang berbahaya bagi keselamatan beliau maupun orang beriman. Baik keselamatan dunia maupun akhirat. Dalam hadits riwayat Imam Muslim, terdapat hadits riwayat sahabat Anas bin Malik, yang berisi 7 (tujuh) hal yang Rasulullah mohon untuk dijauhkan dari diri beliau. Redaksi haditsnya:


وعن أنس - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - يقولُ: (اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ، وَالكَسَلِ، وَالجُبْنِ، والهَرَمِ، والبُخْلِ، وأعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ، وأعوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ) رواه مسلم


Ketujuh hal yang Rasulullah mohon untuk dijauhkan yaitu:

  1. Sifat Lemah (al-‘ajz).
  2. Sifat Malas (al-kasl).
  3. Sifat Penakut (al-jubn).
  4. Ketuaan (al-harom).
  5. Sifat Kikir (al-bukhl).
  6. Siksa Kubur.
  7. Fitnah/ujian ketika hidup maupun ketika sudah mati.


Imam An-Nawawi dalam Kitab Syarah Shohih Muslim menjelaskan bahwa sifat malas (al-kasl) bermakna:

 

عدم انبعاث النفس للخير وقلة الرغبة مع إمكانه

 

Malas berarti tiadanya motivasi dalam diri untuk melakukan kebaikan, serta tiadanya kesenangan melakukan kebaikan, padahal memiliki kemampuan untuk melakukannya.


Sifat lemah (al-‘ajz/apes, Jawa) menurut An-Nawawi bermakna:

 

ترك ما يجب فعله، والتسويف به

 

Yaitu ketidakmampuan melakukan kebaikan. Ada pula yang mengartikan meninggalkan sesuatu yang wajib dilakukan ataupun menunda-nunda pelaksanaannya. Mengingat bahaya sifat malas dan lemah bagi pelaksanaan amal kebaikan seseorang, maka disunnahkan untuk memohon perlindungan dari keduanya.


Rasulullah memohon perlindungan dari ketuaan (al-harom), karena di masa tua kerap terjadi lemahnya akal, lemahnya panca indra maupun organ tubuh lainnya. Terkait masa tua yang didambakan setiap Mukmin, adalah masa tua yang tetap memiliki kesehatan fisik dan akal yang prima.


Rasulullah memohonkan perlindungan dari sifat penakut (al-jubn) dan Sifat kikir (al-bukhl), karena kedua sifat ini membuat tidak terlaksananya dengan sempurna (taqshir/pepeko, Jawa) hal-hal yang wajib, pelaksanaan hak Allah dan upaya menghilangkan kemungkaran. Ketiadaan sifat bakhil mampu mewujudkan kewajiban diri Mukmin terkait harta, mendorong kemauan untuk berinfak, dermawan, dan akhlak mulia lainnya. 


Pada riwayat lain, Nabi memohon perlindungan dari:

 

وَضَلَعِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ


Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani menerangkan dalam kitab Fathul Bari, Syarah Shohih Bukhori, bahwa dlola’id din bermakna rasa berat dalam menjalankan ajaran agama. Adl-dlola’ sendiri artinya bengkok/tidak lurus. Sedangkan gholabatir rijal bermakna berada dalam pengaruh orang lain/ketiadaan independensi dalam menentukan langkah.


Memang Sahabat Anas tidak secara khusus mendapat ijazah terkait doa ini dari Rasulullah. Namun Sahabat Anas mendengar Nabi membaca doa ini. Maka menjadi kesunnahan bagi umat Islam untuk turut membacanya. Di samping isinya yang amat penting bagi keselamatan dunia dan akhirat.



*Ditulis oleh Akhmad Taqiyuddin Mawardi, Pengasuh Pesantren An-Nashriyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Redaktur Pelaksana Keislaman NU Online Jombang.