NU Online Jombang,
Berbicara peradaban memang sedikit berbeda, Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang sekarang ini beda dengan yang sebelum-sebelumnya. Bukan merupakan kebetulan, tetapi memang Allah sudah menakdirkan KH Yahya Cholil Tsaquf sebagai Ketum PBNU di ujung waktu memasuki satu abad NU.
"Beliau ini luar biasa. Kiai, ulama, alim, cerdas dan hebatnya itu bahasa Inggrisnya kayak bahasa Indonesia," kata Ketua Majelis Pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang KH Hasib Wahab Hasbullah dalam Halaqah Fiqih Peradaban di Aula lantai 2 Kantor Yayasan Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Sabtu (12/11/2022).
Kiai Hasib, sapaannya, mengakui Gus Yahya luar biasa. Hal tersebut, kata dia, terlihat dari keliahaian Gus Yahya dalam menggagas R20. Sebuah even internasional yang mengumpulkan pemimpin-pemimpin agama se-dunia bukan hanya islam saja. Hal ini juga dilakukan secara bersamaan dengan acara negara, yakni G20.
R20, kata Kiai Hasib termasuk dalam srategi NU yang pertama dan utama, yaitu menguasai peradaban. Dengan cara merubah mindset pemikiran umat menjadi Ahlussunah Wal Jamaah An-Nahdliyah.
"Almarhum Kiai Wahab Hasbullah juga sudah mempunyai pikiran ke depan yaitu soal NU bukan hanya untuk Indonesia saja, tetapi untuk dunia. Satu contoh ketika adanya komite hijaz, itu membuktikan bahwa NU itu sudah internasional," jelasnya.
Yang bisa menyelamatkan makam Rasulullah tidak digusur oleh Raja Su'ud, lanjut dia, adalah ulama Indonesia melalui kesepakatan di Surabaya.
"Kiai Hasyim mengutus Kiai Wahab untuk menjadi pimpinan delegasi ke Raja Su'ud. Ada 9 tuntutan, diantaranya adalah agar makam Rasulullah tidak digusur," jelasnya.
Mbah Wahab, lanjut Kiai Hasib, pergerakannya luar biasa. Beliau datang tahun 1914 dari Mekkah kemudian di 1916 mendirikan Taswirul Afkar yang berisi berbagai forum diskusi. Itulah awal mula pergerakan Mbah Wahab. Semua elemen tokoh berkumpul untuk merebut kemerdekaan dan mengusir penjajah. Sampai membuat lagu Syubbanul Wathon.
Pergerakan Mbah Wahab dalam meraih kemerdekaan bersama dengan Ulama yang lain memakai simbol wathan (kebangsaan). Sehingga begitu Kiai Wahab wafat pada 1971, NU mulai bangkit.
"Selain Kiai Wahab kemudian ada Gus Dur yang juga memiliki misi kebangsaan. Dalam arti, perdamaian di dunia ini dapat menjadi satu melalui gerakan kebangsaan. Salah satu contohnya adalah NU yang mengajarkan Islam moderat dan dapat diterima semua kalangan," paparnya.
Kali ini, menurut Kiai Hasib, Gus Yahya termasuk orang yang dapat meneruskan wawasan kebangsaan ini.
"Maka kita harus dukung dan perjuangkan karena ini adalah misi dan visi NU yang sekarang untuk ke depan," pungkasnya.
