• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 26 April 2024

Daerah

Kiai Yahya: Bahrul Ulum Tambakberas Punya Wali Humor

Kiai Yahya: Bahrul Ulum Tambakberas Punya Wali Humor

NU Jombang Online,
Menurut keterangan Katib 'Aam Nahdlatul Ulama dan Dewan Pertimbangan Presiden KH Yahya Cholil Staquf bahwa Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur dulu ada wali humor. Namanya Mbah Aman atau KH Amanullah Abdurrohim. Saat ini, putra Mbah Aman KH Wafiyul Ahdi menjadi Ketua Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas.

Mbah Aman adalah teman Gus Dur sewaktu nyantri di Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang di bawah asuhan K.H. Chudlori.Di Pesantren Tegalrejo saat itu banyak santri yang suka tirakatan dan solat malam di dekat mihrab masjid pesantren. Mihrab adalah ruangan kecil di masjid yang digunakan untuk imam salat.

Pada suatu hari, entah mendapat ide dari mana dari mana, tokoh yang saat itu akrab disapa Gus Aman punya kepikiran ide usil. Saat ia melihat teman satu pondoknya berangkat wiridan di masjid ia menyusul di belakang. 

Tapi bukan ke masjid tujuannya. Sambil berjalan pelan-pelan Gus Aman pun berjalan menuju belakang masjid dan naik ke tumpukan kayu untuk mengintip si santri dari lubang ventilasi mihrab.

“Kiai Aman ini wali humor, sangat akrab dengan Gus Dur,” katanya saat mengisi Al-Haflatul Kubro di Pesantren Bahrul Ulum, Ahad (28/7).

Dikatakan Kiai Yahya, lewat lubang tersebut Mbah Aman melihat seorang santri duduk khusyuk memulai membaca wiridan-nya sambil santri tersebut menggoyang-goyangkan kepala ke kanan ke kiri. Melihat tingkah temannya yang sedang fokus, tiba-tiba Mbah Aman menarik napas dalam-dalam dan mengeluar kan suara dalam. 

Dengan suara yang agak bergetar dan diberat-beratkan, Mbah Aman pun berkata “hajat mu opo, Le?” (Kamu minta apa, Cucuku?) 

Di dalam masjid, suara itu ternyata menggema. Tentu saja teman santrinya yang sedang wiridan terkejut bukan kepalang mendengar suara tersebut. Santri tersebut menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara. Namun ia tidak  menemukan siapa-siapa di dalam masjid. 

Setelah itu, seakan yakin suara tersebut memang suara gaib. Santri ini berpikir bahwa apa yang didengarkan adalah hatif dari Allah dan ia telah futuh sehingga mengungkapkan seluruh hajatnya dan bermunajat sampai subuh. Si santri itu pun langsung menangis sejadi-jadinya sambil mulutnya komat kamit. Merasa mendapatkan keistimewaan.“Ya Allah saya mohon ilmu yang manfaat, akal yang jernih, rezeki yang banyak dan derajat yang tinggi.”

Dari balik tembok masjid, Mbah Aman menahan tertawa cekikikan melihat teman santrinya sedang doa khusyuk seakan berhadapan langsung dengan Sang Pencipta Alam. Tangis haru dan takut bercampur jadi satu.

Pagi harinya, santri-santri Tegalrejo sarapan bersama karena sarapannya disediakan oleh pondok. Ketika sedang antri sarapan, santri yang tadi malam munajat di dekat mihrab, dibisiki lagi oleh Mbah Aman dengan suara yang sama.

“Khajatmu opo Le?”. santri itu menoleh, dan ketika mendapati Mbah Aman yang berkata seperti itu, Mbah Aman langsung dikejar. Karena baru sadar kalau dia telah dikerjani oleh temannya sendiri,” tutupnya. (Syarif)


Editor:

Daerah Terbaru