Sering Dianggap Remeh, Ini Keutamaan Profesi Petani Menurut Islam
Selasa, 27 Mei 2025 | 13:28 WIB
Syaiful Habib
Penulis
Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena memiliki lahan pertanian yang sangat luas dan subur. Sebagian besar tanahnya sangat cocok untuk pertanian, baik tanaman pangan ataupun hortikultura.
Meski pertanian memiliki peran penting pada sektor perekonomian, seringkali muncul stigma yang menganggap remeh profesi petani. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman dan apresiasi terhadap peran petani.
Saat seorang petani berhasil mengoptimalkan sumber daya alam dengan bijak, berarti ia turut mewujudkan ketahanan pangan serta terpenuhinya kebutuhan primer bagi kelangsungan hidup manusia.
Dalam Islam, petani dianggap sebagai profesi yang sangat mulia. Hal ini didasarkan pada kemanfaatan dari pohon yang tiada habisnya, baik bagi manusia maupun hewan dan alam sekitar.
Sebagaimana dikutip dari NU Online, profesi ini memiliki beberapa keutamaan berikut:
1. Mendapatkan Pahala Jariyah
Kemuliaan profesi di sektor pertanian telah dijamin oleh Rasulullah saw dalam haditsnya. Bahwa pahalanya adalah jariyah yang tak putus walaupun si penanam sudah wafat, selama yang ditanamnya masih tumbuh di muka bumi. Nabi saw bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ
Artinya, “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, kemudian manusia, hewan melata begitu pun burung memakan [hasil]nya, melainkan baginya sedekah hingga hari kiamat nanti.” (HR Muslim).
Bahkan ketika pohon tersebut berpindah kepemilikan, petani dan yang menanam tumbuh-tumbuhan masih akan menuai pahala jariyah, (Ibnu Hajar Al-‘Asqallani dalam Fathul Bari jilid V, halaman 4).
أن أجر ذلك يستمر ما دام الغرس أو الزرع مأكولا منه ولو مات زارعه أو غارسه ولو انتقل ملكه إلى غيره
Artinya, “Pahalanya tetap ada selama tanaman atau hasil panen tersebut dimakan, meskipun penanam atau petaninya telah meninggal dunia, walaupun kepemilikannya berpindah kepada orang lain.”
Ibnu Hajar, Al-Walawi dalam Al-Bahruts Tsajjaj syarh Muslim menegaskan:
حصول الأجر للغارس والزارع، وإن لم يقصدا ذلك، حتى لو غَرَس، وباعه، أو زرع وباعه، كان له بذلك صدقة؛ لتوسعته على الناس في أقواتهم، كما ورد الأجر للجالب، وإن كان يفعله للتجارة والاكتساب
Artinya, “Pahala diperoleh bagi yang menanam dan yang menggarap pertanian, meskipun tanpa sengaja. Sekalipun dia menanam atau bertani kemudian menjualnya, maka itu menjadi sedekah baginya sebab apa yang ia tanam menjadi penghidupan masyarakat. Begitupun bagi si pembawa hasil panen ada pahala, meskipun aktivitasnya ditujukan untuk berdagang dan mendapatkan penghasilan.”
2. Meningkatkan Sifat Tawakkal
Petani ini disebut sebagai profesi yang mulia juga karena kegiatan bertani dapat membentuk manusia untuk senantiasa bertawakkal kepada Allah. Petani akan lebih dekat kepada tawakkal dan senantia bersyukur apabila tanamannya menuai.
Syekh Zakariya Al-Anshari dalam Asnal Mathalib mengatakan:
أَفْضَلُ ما أَكَلَتْ منه كَسْبُكَ من زِرَاعَةٍ لِأَنَّهَا أَقْرَبُ إلَى التَّوَكُّلِ وَلِأَنَّهَا أَعَمُّ نَفْعًا وَلِأَنَّ الْحَاجَةَ إلَيْهَا أَعَمُّ
Artinya, “Makanan terbaik yang ia konsumsi yaitu yang bersumber dari [profesi dalam sektor] pertanian, karena lebih mendekati sifat tawakal, juga manfaatnya lebih luas, begitupun kebutuhan [pada hasil pertanian] lebih banyak.” (Zakariya Al-Anshari, Asnal Mathalib fi Syarh Raudhith Thalib).
Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk mengelola sumber daya pertanian dengan bijak, dan maksimal. Hal yang tak kalah penting adalah tidak menganggap remeh hal-hal yang ada pada sektor pertanian.
Karena sesungguhnya bertani adalah pekerjaan yang sangat mulia. Demi mengelola dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup, halal dan bermanfaat.
Terpopuler
1
Pengajian Rutin Muslimat NU Diwek: Thalabul Ilmi dan Gerakkan Ekonomi Keluarga
2
Hidupkan Bulan Muharram dengan 2 Amalan Ini
3
Beberapa Doa agar Resepsi Pernikahan Berjalan Lancar
4
Pra-Bahtsul Masail: LF PBNU Susun Standar Penerimaan Laporan Rukyat
5
Cara Berwudhu yang Benar: Lafal Niat, Urutan Gerakan, dan Sejumlah Sunnahnya
Terkini
Lihat Semua