• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Kamis, 18 April 2024

Daerah

Mencari Bibit Petani Milenial dari Kalangan Santri

Mencari Bibit Petani Milenial dari Kalangan Santri
Mencari Bibit Petani Milenial dari Kalangan Santri. (Foto: NU Online Jombang/Sohibul Huzair Ellathoillah)
Mencari Bibit Petani Milenial dari Kalangan Santri. (Foto: NU Online Jombang/Sohibul Huzair Ellathoillah)
NU Online Jombang, 
Persatuan Santri Tani Milenial (PSTM) terus berupaya mencari bibit-bibit wirausaha muda dengan pelatihan-pelatihan di bidang pertanian. Terbaru pelatihan digelar di Pendopo Pemerintah Kabupaten Jombang, Kamis (21/10/2021). 
 
Kegiatan yang dibiayai oleh Kementrian Pertanian itu diikuti oleh 60 peserta dari kalangan santri milenial di Jombang.
 
Dalam sambutannya, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) Udrayana  mengatakan, tujuan diadakan pelatihan ini sebagai kaderisasi sekaligus regenari pelaku pertanian di Indonesia. 
 
"Dua tahun terakhir kami telah berhasil menyalurkan bantuan dari kementrian pertaniaan melalui Pemerintah Kabupaten Jombang, pondok-pondok santri tani milenial memiliki tiga kelompok dan kelompok usaha bersama memiliki tiga kelompok, sehingga total ada enam kelompok dan kami bekerja sama dengan teman-teman Kabupaten Jombang untuk melakuakan kegiatan perkambingan," katanya.
 
Anggota DPR RI Ema Umiyyatul Chusnah yang turut hadir pada kesempatan ini mengatakan, ada ragam pegiat pertanian yang ada di Indonesia. Di antaranya, selain PSTM, ada juga Kelompok Santri Milenial (KSTM) yang menjadi turunannya. Kini jumlah KSTM di Jombang ada 21 kelompok dari 302 desa yang ada di Kabupaten Jombang
 
"Bahwa yang dinamakan santri tani tidak hanya santri yang ada di pondok, tapi yang ada di desa, yang ngaji remaja-remaja masjid ada anak-anak santri yang beraktivitas itu juga namanya santri," ujar Neng Ema, sapaan akrabnya.
 
Sementara itu, Harvik Hasnul Qolbi, Wakil Mentri Pertania RI dalam sambutannya menyampaikan arahan Wakil Presiden, bahwa pemerintah mendorong sektor pangan di Indonesia tepat guna dan tepat sasaran untuk generasi penerus bangsa.
 
"Sektor pangan merupakan bagian terpenting yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Oleh kare itu jangan sampai negara kita cuma menjadi kenang-kenangan, yang dulunya dikenal dengan negara agraris tapi kini hilang karena bnyak permasalahan," ungkapnya.
 
Ia juga menyampaikan, ada dua hal yang harus diperhatikan agar pertanian berkembang. Pertama, petani hendaknya memberikan pengertian atau penyuluhan kepada masyarakat secara terbuka. 
 
"Misalkan terkait pengadaan benih, dan bagaimana ini bisa tepat sasaran sampai di masyarakat, bisa mudah diakses oleh masyarakat, regulasinya tidak dipersulit," ujarnya.
 
Yang kedua adalah memanfaatkan imkan atau peluang. Anak muda saat ini mudah sekali mengakses informasi penting tentang pengembangan pertanian 
 
Profesi petani, khususnya di Indonesia masih dianggap sebagai pekerjaan yang kurang menguntungkan. Sebagian menganggap sebagai jalan terakhir setelah tidak ada lagi pekerjaan. "Padahal seperti di negara lain bidang petani cukup berkembang," pungkasnya.
 
Kontributor: Sohibul Huzair Ellathoillah
Editor: Ahmad


Daerah Terbaru