Refleksi Idul Fitri, Menguatkan Hubungan dengan Allah dan Sesama
Selasa, 1 April 2025 | 17:05 WIB
Feni Kusumaningrum
Kontributor
Di tengah sukacita Idul Fitri, tersembunyi sebuah makna mendalam untuk merenungi kembali perjalanan spiritual yang telah dilalui, sembari memperteguh jalinan kasih dengan Sang Khaliq dan eratnya persaudaraan dengan sesama.
Idul Fitri, layaknya sebuah cermin yang memantulkan kembali kualitas ibadah kita kepada Allah dan sejauh mana kepedulian serta kebaikan telah mewarnai interaksi kita dengan sesama, menjadi landasan kokoh untuk melangkah ke depan.
Dilansir dari NU Online, Idul Fitri bukan sekadar tentang memenuhi kebutuhan duniawi. Lebih dari itu, momen Idul Fitri adalah saat yang tepat untuk merenung dan melihat kembali perjalanan spiritual selama bulan Ramadhan. Mulai dari mengevaluasi ibadah yang telah dilakukan, sejauh mana berusaha mendekatkan diri kepada Allah swt.
Selama Ramadhan, umat Islam berjuang untuk meningkatkan kesalehan vertikal, yaitu hubungan manusia dengan Allah. Puasa, shalat tarawih, tadarus Al-Qur'an, dan berbagai amalan lainnya menjadi bagian tak terpisahkan dari Ramadhan. Melalui ibadah ini, diharapkan dapat menguatkan iman dan memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta, sehingga dapat menjadi orang yang lebih bertakwa.
Tujuan puasa telah Allah tegaskan dalam firman-Nya, surat Al-Baqarah ayat 183:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Namun, ibadah dalam Islam tidak hanya terbatas pada hubungan manusia dengan Allah (vertikal). Ada dimensi lain yang tidak kalah penting, yaitu kesalehan horizontal, atau hubungan manusia dengan sesama manusia.
Bulan Ramadhan telah mengajarkan betapa pentingnya dimensi ini, mengajarkan untuk selalu memperhatikan orang lain, membantu mereka yang membutuhkan, dan menjadi pribadi yang lebih baik dalam berinteraksi sosial. Berbagi makanan saat berbuka, bersedekah, membayar zakat, dan menunjukkan kepedulian terhadap sesama adalah nilai-nilai mulia yang telah ditanamkan.
Semua ini juga merupakan bentuk ibadah yang menjadi tujuan utama manusia diciptakan di dunia, sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya, "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."
Pada momen ini, dapat dijadikan kekuatan untuk senantiasa mengedepankan akhlaqul karimah (akhlak yang mulia) dalam bergaul dan memberikan manfaat bagi orang lain. Rasulullah saw telah mengingatkan dalam haditsnya:
اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya, "Bertakwalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala di manapun engkau berada. Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik." (HR. at Tirmidzi)
Idul Fitri ini sebagai titik balik untuk lebih menghargai dan mencintai orang tua. Dalam Al-Qur’an surat Isra’ ayat 23, Allah berfirman:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
Artinya, “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
Untuk itu, penting menjadikan Idul Fitri sebagai momentum untuk menguatkan kesalehan vertikal dan horizontal, dengan melanjutkan semangat beribadah kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama, terutama kepada orang tua. Semoga Allah swt memberikan taufik, hidayah, dan kekuatan untuk menjadi hamba yang tidak pernah melupakan tujuan utama di dunia ini, yaitu beribadah kepada-Nya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Muslim yang Selalu Memberikan Kebahagiaan kepada Orang Lain Disukai Allah
2
Sifat Chalim, Khas Para Kiai Tambakberas
3
Khutbah Jumat: Kemuliaan dan Keberuntungan Orang yang Sabar Menerima Segala Ujian
4
LKMM, Ajang Tingkatkan Manajemen Organisasi Mahasiswa di Jombang
5
Kuatkan Literasi Politik, Ma'had Aly Mambaul Ma'arif Denanyar Gelar Kuliah Umum
6
Inses dalam Pandangan Islam: Pelanggaran Moral dan Dosa Zina yang Paling Berat
Terkini
Lihat Semua