• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 26 April 2024

Opini

Kiat Khusus Shalat Khusyuk ala Syekh Ibnul Mulaqqin

Kiat Khusus Shalat Khusyuk ala Syekh Ibnul Mulaqqin

Banyak orang mencari cara untuk mengejar shalat yang penuh konsentrasi. Mereka menempuh berbagai upaya dengan caranya sendiri-sendiri untuk mengejar shalat yang dipahami oleh mereka sebagai shalat khusyuk. Syekh Ibnul Mulaqqin sendiri memiliki kiat khusus untuk mencapai shalat yang penuh konsentrasi.

Syekh Ibnul Mulaqqin, ulama madzhab Syafi’I abad 8 H, mengajak umat Islam untuk menyadari bahwa mereka ketika melaksanakan sedang berhadapan dengan Allah. Mereka, kata Syekh Ibnul Mulaqqin, mesti menyadari bahwa Allah begitu dekat dan Allah memandangnya sebagai keterangan berikut ini:

قال ابن الملقن: ما أحسن قول بعض الصالحين إذا قمت إلى الصلاة فاعلم أن الله تعالى مقبل عليك فأقبل على من هو مقبل عليك وقريب منك وناظر إليك

Artinya, “Ibnul Mulqin berkata bahwa alangkah indahnya kalimat sejumlah orang saleh berikut ini, ‘Bila kau sedang mengerjakan shalat, sadarilah bahwa Allah sedang berada di hadapanmu. Karena itu, hadapilah (dengan benar) Allah yang sedang menghadapimu, yang dekat denganmu, dan sedang memandangmu,’” (Lihat Syekh Ahmad bin Hijazi Al-Fasyani, Al-Majalisus Saniyyah, Syarah Al-Arbain An-Nawawiyyah, [Semarang, Maktabah Al-Munawwir: tanpa catatan tahun], halaman 62).

Syekh Ibnul Mulaqqin mengatakan, seseorang yang tengah shalat perlu menyadari bahwa tidak ada jaminan apapun terkait usianya, termasuk jaminan panjang umur dari satu ke lain gerakan shalat.

Menurutnya, seseorang yang tengah shalat boleh membayangkan bahwa dirinya sedang berjalan meniti di atas sirath sebagai keterangan berikut ini:

فإذا ركعت فلا تؤمل أن ترفع وإذا رفعت فلا تؤمل أن تضع ومثل الجنة عن يمينك والنار على يسارك والصراط تحت قدميك فحينئذ تكون مصليا

Artinya, “Bila kau sedang rukuk, jangan bayangkan usiamu panjang sampai i‘tidal. Bila kau sedang i’tidal, jangan bayangkan usiamu berlangsung sampai pada kondisi sujud. Bayangkan surga ada di sisi kananmu dan neraka di sisi kirimu sementara sirath di bawah kedua telapak kakimu. Kalau begini caranya, baru kau benar-benar shalat,” (Lihat Syekh Ahmad bin Hijazi Al-Fasyani, Al-Majalisus Saniyah, Syarah Arbain Nawawiyyah, [Semarang, Maktabah Al-Munawwir: tanpa catatan tahun], halaman 62).

Syekh Ibnul Mulaqqin mengatakan bahwa kesadaran ini membuat seseorang patut disebut sebagai orang yang melaksanakan shalat.

Setiap orang memang memiliki caranya sendiri. Ada yang memejamkan mata. Sebagian lagi memfokuskan pandangan pada tempat sujud wajah. Tetapi cara Syekh Ibnul Mulaqqin ini bisa menjadi alternatif dan menambah khazanah kita perihal kiat shalat khusyuk atau setidaknya shalat yang konsentrasi. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K/nuo)


Editor:

Opini Terbaru