• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 26 April 2024

Opini

Akhlaq Salaf (1) : Nasehat Orang Misterius kepada Imam Ahmad bin Hambal

Akhlaq Salaf (1) : Nasehat Orang Misterius kepada Imam Ahmad bin Hambal

Oleh Ali Makhrus*

Bila kita baca sejarah Islam, kita tentu akan banyak membaca fakta  fakta sejarah tentang mihnah kepada para Ulama, terkait fitnah kemakhluqan al Quran. Peristiwa besar tersebut terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah, di bawah pemerintahan Kholifah Al Makmun. Di antara ulama ulama itu adalah sang mujtahid muthlaq, pendiri madzhab Hambali, Abu Abdillah Ahmad bin Hambal.

Dikisahkan bahwa, “Shalih bin Ahmad berkata, “ayahku (Imam Ahmad) dan Muhammad bin Nuh digiring dari Bagdad dalam keadaan terikat. Kami bersabar mendengar beliau dibawa hinga ke Al  Anbar”.

“Abu Bakar al  Ahwar bertanya kepadaku, “wahai Abu Abdillah, bagaimana bila anda diancam dengan pedang, apakah anda bersedia membenarkanya ?”

Beliau menjawab, “ Tidak !”

“Kemudian beliau kembali diarak. Aku mendengarkan ayahku berkata, “kami pun dibawa menuju Rahbah (lapangan milik Malik bin Thauq yang terletak di anatar Bagdad dan Riqqoh. Dari sana, kami diberangkatkan lagi pada tengah malam. Tiba  tiba lewat di hadapan kami seseorang lelaki dan bertanya, “ siapa di antara kalian yang bernama Ahmad bin Hambal ?”, ada yang menjawab, “ini orangnya. Maka orang itu berkata kepada penuntun ontanya, pelan  pelan.

Setelah itu ia berkata, “begini, tidak mengapa anda terbunuh di sini, karena anda akan masuk surga. Lalu ia berkata lagi, “aku menitipkan anda kepada Allah”. Kemudian ia berlalu. Aku pun bertanya tentang lelaki itu.

Ada yang mengabarkan bahwa ia adalah orang arab dari suku Rabiah yang biasa membuat wol atau kain dari bulu domba di daerah pedusunan, ia bernama Jabir bin Umair. Ia dikenal sebagai orang yang saleh (baik)”.

Bahkan, dari Ahmad bi Al  Hawari, Ibrahim bin Abdillah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Ahmad bin Hambal berkata, “semenjak aku terperangkap dalam urusan ini (fitnah kemakhluqan al Quran), aku belum pernah mendengar ucapan yang lebih mengena daripada ucapan seseorang badui yang ia lontarkan ketika ia mengajakku berbicara di lapangan daerah Thauq. Lelaki itu berkata, “wahai Ahamad, kalau anda mati demi kebenaran, anda akan mati syahid, kalau anda hidup, anda akan hidup dengan kemuliaan”. Kata  katanya itu menguatkan hatiku”.

Wallahu alamu bis showab.

(Kisah diambil dari kitab Aina Nahnu Min Akhlaq as  Salaf oleh Abdul Aziz Nashir Jalil dan Bahaudin Fatih Aqil; alih bahasa, Ikhwanuddin; editor, Firman Ikhwan, Solo ; Aqwam, 2014), hal 161-162.

*Penulis adalah kader NU asal Madiun, Jawa Timur, yang sekarang menempuh pascasarjana di UIN Jakarta


Editor:

Opini Terbaru