Syariah

12 Adab Berpuasa, dari Menyegerakan Berbuka hingga Menjaga Diri dari Perbuatan Tercela

Senin, 3 Maret 2025 | 10:50 WIB

12 Adab Berpuasa, dari Menyegerakan Berbuka hingga Menjaga Diri dari Perbuatan Tercela

Ilustrasi bulan Ramadhan. (Foto: Dok NU Online)

Puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu. Agar ibadah puasa mencapai kesempurnaan, penting untuk memahami dan mengamalkan adab-adab yang dianjurkan oleh para ulama.


Melansir dari NU Online tulisan Muhammad Ishom, berikut  adab-adab berpuasa berdasarkan pemaparan Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitabnya:


1. Segera berbuka puasa saat matahari terbenam

Berbuka puasa tepat waktu saat azan Magrib berkumandang adalah sunnah Nabi dan mencerminkan perilaku yang baik. Sebaliknya, menunda-nunda waktu berbuka bukanlah hal yang baik karena bertentangan dengan ajaran Nabi dan dapat berdampak negatif pada kesehatan.
 

2. Mengakhirkan sahur

Mengundurkan waktu sahur hingga mendekati waktu imsak adalah sunnah, selama tidak ada keraguan tentang masuknya waktu Subuh.
 

3. Membiasakan memberi makan orang lain untuk berbuka

Allah swt memberikan pahala yang besar bagi orang yang memberi makan atau minum untuk orang yang akan berbuka puasa, walaupun hanya dengan makanan yang sederhana. Besar pahala yang diberikan sama dengan orang yang sedang berpuasa. Sehingga di hari itu, orang yang memberi makan atau minum akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Pahala yang pertama didapatkan dari puasanya sendiri, dan pahala yang kedua didapatkan dari orang yang diberikan makanan atau minuman untuk berbuka puasa.
 

4. Memastikan kehalalan makanan

Setiap makanan dan minuman yang kita konsumsi, baik sendiri maupun bersama orang lain, wajib dipastikan kehalalannya. Kehalalan ini mencakup cara memperoleh dan kandungan dari makanan atau minuman tersebut sesuai syariat Islam.

 
5. Makan secukupnya

Salah satu tujuan puasa adalah menahan hawa nafsu. Oleh karena itu, makanlah secukupnya dan hindari makan berlebihan.


Meskipun rasa lapar saat berpuasa dapat memicu keinginan untuk makan banyak, lebih baik jika kita makan secukupnya saja. Hal ini sesuai dengan tujuan puasa yang sebenarnya.

 
6. Makan yang halal tanpa mengutamakan yang enak atau lezat

Dalam berpuasa, penting untuk makan makanan yang halal, bukan yang paling enak. Karena tujuan puasa adalah untuk menahan keinginan, dan memilih makanan yang enak hanya akan memperkuat keinginan itu.


7. Mengonsumsi makanan yang baik

Saat berpuasa, terutama di bulan Ramadhan, dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang yang baik atau halalan thayyiban. Makanan sehat tidak selalu berarti makanan mewah atau lezat, melainkan makanan yang bermanfaat bagi tubuh dan sesuai dengan syariat agama.

 
8. Menghindari perselisihan

Konflik atau perbedaan pendapat dapat terjadi kapan saja. Namun, di bulan Ramadhan yang suci ini, umat Islam sangat dianjurkan untuk menghindari pertengkaran. Hal ini memerlukan pengendalian diri yang kuat agar tidak terpancing emosi yang dapat memicu perselisihan.


Sebagaimana hadits riwayat Bukhari, Rasulullah saw bersabda, "Jika seseorang mengajakmu bertengkar atau mencelamu, katakanlah, 'Aku sedang berpuasa' (diucapkan dua kali).' Ungkapan 'Aku sedang berpuasa".

 
9. Menjauhi ghibah (menggunjing orang lain)

Membicarakan keburukan orang lain, atau bergosip, adalah tindakan yang tidak terpuji, bahkan di luar bulan Ramadhan sekalipun. Apalagi jika hal tersebut dilakukan saat sedang berpuasa di bulan suci ini, tentu saja dosanya akan berlipat ganda dan dapat mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa. Oleh karena itu, setiap orang yang menjalankan ibadah puasa hendaknya menyadari hal ini dan lebih berhati-hati dalam menjaga ucapannya.


10. Menolak dusta

Saat berpuasa, harus bisa menghindari berkata dusta karena dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala puasa. Selain itu, kita harus menghindari sumpah palsu karena dapat merusak kualitas ibadah puasa. Kebohongan dan sumpah palsu tidak hanya menurunkan kualitas ibadah puasa, tetapi juga mendatangkan dosa yang lebih besar.

 
11. Tidak menyakiti orang lain

Menyakiti orang lain, baik dengan perbuatan kasar maupun kata buruk, adalah tindakan yang sangat tidak baik. Perbuatan buruk ini bisa merusak nilai ibadah puasa. Puasa yang sudah dijalani dengan susah payah, menahan lapar dan haus dari subuh hingga Maghrib, bisa jadi tidak bernilai jika tidak bisa menahan diri dari menyakiti orang lain    
 

12. Menjaga anggota badan dari perbuatan buruk

Saat Ramadhan, kita harus lebih berhati-hati dalam menjaga perilaku buruk seperti menggunakan tangan untuk kekerasan atau pencurian, kaki untuk mengunjungi tempat-tempat yang tidak baik, dan mata serta telinga dari tontonan atau pendengaran yang mendatangkan dosa. Pahala dan dosa dilipatgandakan di bulan suci ini.


Adab berpuasa dari nomor tujuh hingga 12 dijelaskan Muhammad Ishom dalam tulisannya di NU Online dengan mengutip nasihat Imam Al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 439), sebagai berikut: 


   آدَابُ الصِّيَامِ: طَيِّبُ اْلغِذاَءِ، وَتَرْكُ اْلمِرَاءِ، وَمُجَانَبَةُ اْلغِيْبَةِ، وَرَفْضُ اْلكَذِبِ، وَتَرْكُ اْلآذَى ، وَصَوْنُ اْلجَوَارِحِ عَنِ اْلقَبَائِحِ


Artinya, “Adab berpuasa, yakni: mengonsumsi makanan yang baik, menghindari perselisihan, menjauhi ghibah (menggunjing orag lain), menolak dusta, tidak menyakiti orang lain, menjaga anggota badan dari segala perbuatan buruk.”

 

Demikian adab-adab berpuasa bagi setiap Muslim yang ingin meraih kesempurnaan dalam ibadah puasa Ramadhan. Dengan mengamalkan adab-adab tersebut, kita tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga melatih diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sabar, dan lebih bertakwa kepada Allah swt.