• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Sabtu, 27 April 2024

Amaliyah NU

Selain Kurma, Nabi Pernah Berbuka Puasa dengan Hais, Makanan Apa Itu?

Selain Kurma, Nabi Pernah Berbuka Puasa dengan Hais, Makanan Apa Itu?
Kurma dan air putih menu buka puasa. (Foto: Canva)
Kurma dan air putih menu buka puasa. (Foto: Canva)

Kurma dan air putih dikenal banyak umat Islam sebagai menu yang dianjurkan oleh Nabi ketika berbuka puasa. Air putih mudah untuk didapatkan dan kurma bisa untuk dinikmati dari berbagai daerah, meskipun daerah tersebut tidak menghasilkan kurma.


Kurma dan air putih sebagai bentuk menu buka puasa yang memang sangat ideal. Dari segi kesehatan kedua menu itu memberikan banyak sekali manfaat dan dijadikan menu berbuka buka puasa. Dilihat keadaan saat ini banyak orang berbuka puasa tidak dengan kurma maupun air putih. Lalu apa saja menu yang pernah dikonsumsi oleh Nabi saat berbuka puasa?


Imam At-Tirmidz dalam kitab Syamail Muhammadiyah menyebutkan riwayat tentang makanan yang dikonsumsi oleh Nabi untuk menu buka puasa. Berikut ini riwayat berasal dari ‘Aisyah Ummul Mu'minin yang menceritakan mengenai lauk pauk Rasulullah:


كان النبي يأتيني فيقول : أعندك غداء فأقول لا ، فيقول إني صائم، قالت: فأتاني يوماً فقلت يا رسول الله إنه أهديت لنا هدية، قال وما هي ؟ قلت حَيْس  قال أما إني أصبحت صائماً :قالت ثم أكل


Artinya, “Nabi datang kepadaku seraya bersabda, ‘Adakah makanan untuk sarapan pagi?’ Aku menjawab, ‘Tidak ada.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Aku shaum.’ ‘Aisyah radliyallahu ‘anha melanjutkan ceritanya: Di lain hari datang pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam padaku, aku berkata kepadanya, ‘Kita diberi hadiah.’ Beliau bersabda, ‘Apa bentuk hadiah itu?’ Aku (‘Aisyah radliyallahu ‘anha) menjawab, ‘Hais.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sebenarnya aku sejak tadi pagi telah shaum.’ Cerita ‘Aisyah selanjutnya, ‘Kemudian beliau memakan makanan itu.’” (Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan dari Basyar bin Sari dari Sufyan dari Thalhah bin Yahya yang bersumber dari ‘Aisyah radliyallahu ‘anha)


Dari penjelasan hadits di atas, Rasulullah pernah berbuka puasa dengan makanan yang berkombinasi. Hadits tersebut sering digunakan untuk menjelaskan mengenai puasa sunnah, akan tetapi aspek lain memuat tentang ketersediaan dan komposisi makanan yang digunakan untuk berbuka puasa.    


Menu  yang dimakan oleh Rasulullah dalam hadits di atas adalah hadiah atau pemberian dari orang lain. Pada saat ini sama halnya dengan buka puasa di masjid-masjid, ada orang yang memberi makanan atau minuman sebagai takjil yang disediakan untuk berbuka puasa. Hal tersebut dapat dijumpai ketika bulan suci Ramadhan. 


Menurut catatan kaki kitab tersebut, hais diartikan sebagai sejenis kue manis yang terbuat dari kurma, minyak samin (mentega), keju maupun tepung. Semua bahan dicampur dan dibentuk bulat-bulat kecil. Menu tersebut cocok untuk berbuka puasa. Dan ini menunjukkan bahwa Rasulullah pernah berbuka dengan makanan kombinasi. 


Dari segi bahannya, hais makanan yang terdiri dari campuran yang kaya akan nutrisi. Kurma kering adalah sumber serat, gula, vitamin, dan air mineral. Minyak samin (mentega) adalah sumber lemak. Keju adalah sumber protein. Sedangkan tepung kaya akan karbohidrat. Jika dirasakan hais berdominan rasanya manis. 


Rasa manis pada makanan dan keadaan yang sederhana menjadi hal yang pokok dari sunnah Nabi saat berbuka puasa. Jika tidak ada kurma, maka bisa berbuka dengan makanan yang rasanya manis, hal ini juga akan mendapatkan kesunnahan Nabi. Dari segi medis makanan yang manis merupakan makanan yang paling cepat untuk sampai ke hati dan diubah menjadi energi yang akan disebarkan ke seluruh tubuh. 


Prof Dr Abdul Basith Muhammad As-Sayyid dalam bukunya yang berjudul at-Taghdziyah an-Nabawiyah al-Ghadza bayna ad-Da'i wad Dawa menjelaskan tentang keistimewaan makanan manis dan air putih untuk berbuka puasa yang dijabarkan secara khusus. Buku tersebut diterjemahkan dalam edisi bahasa Indonesia dengan judul “Pola Makan Rasulullah Makan Sehat Berkualitas Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah”


Muhammd as-Sayyid memaparkan dalam ilmu kedokteran bahwa gula dan air adalah makanan yang paling dibutuhkan oleh tubuh yang sedang berpuasa. Kekurangan gula dalam tubuh dapat mengakibatkan sesak di dada dan kekacauan pada syaraf. Sedangkan, kekurangan air dapat menyebabkan tubuh lemah dan tidak mampu menahan serangan penyakit. 


Rasulullah makan dengan porsi yang relatif sedikit. Terlihat dari bentuk ukuran hais yang kecil sehingga pas untuk dihidangkan pembuka buka puasa. Porsi yang relatif kecil akan mudah untuk dicerna dan lebih cepat diubah untuk menjadi tenaga. 


Prof Dr Abdul Basith menjelaskan orang yang memenuhi perutnya langsung dengan makanan inti saat buka puasa maka membutuhkan waktu setidaknya tiga jam atau lebih untuk lambungnya dapat menyerap gula yang ada dalam makanan tersebut.


Dapat disimpulkan dari pemaparan di atas, bahwa kurma merupakan makanan pokok yang berada di daerah Timur Tengah. Tidak menutup kemungkinan jika dijadikan menu untuk berbuka puasa. Jika tidak ada kurma, maka makanan yang mengandung gula dapat dikonsumsi dalam porsi sedikit. Hal tersebut sudah mendapatkan kesunnahan buka puasa. Mengonsumsi gula alami sangat baik dan dapat mencegah resiko bagi kesehatan. Setelah mengonsumsi makanan yang manis, diperbolehkan untuk makan hidangan yang lain tetapi dengan porsi yang wajar serta tidak berlebihan.

 
*Keterangan dalam artikel ini diambil dari tulisan yang dimuat NU Online berjudul Komposisi Menu Berbuka Puasa Nabi Selain Kurma


Amaliyah NU Terbaru