Muhammad Rizky Fadillah
Kontributor
Dalam sejarah peradaban manusia, persembahan atau pengorbanan darah adalah praktik yang sudah ada sejak lama. Ritual ini bisa didapati di berbagai budaya hingga agama.
Ritual ini memiliki beragam bentuk dan makna dalam berbagai praktik budaya dan agama. Seperti pada peradaban kuno, pengorbanan darah dilakukan sebagai upaya untuk menyenangkan dewa-dewa atau roh-roh yang mereka percayai.
Hal ini didasarkan pada kepercayaan manusia pada saat itu yang meyakini bahwa darah yang dialirkan ke bumi untuk para dewa dan roh mampu mendatangkan berkah, menjauhkan bencana, menjaga keseimbangan alam semesta, hingga bentuk penebusan dosa.
Secara filosofis, darah secara umum dimaknai sebagai lambang kehidupan dan kekuatan vital. Sehingga pengorbanan darah kerap kali diartikan sebagai simbol kepasrahan dan pengabdian kepada kekuatan yang lebih besar. Dalam hal ini darah memiliki arti sebagai esensi dari sebuah kehidupan.
Dalam dunia medis, kita tahu bahwa darah memang memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Tubuh manusia memiliki 60.000 mil pembuluh darah dan sekitar tujuh sampai delapan persen dari berat badan manusia adalah darah. Tentunya, jumlah ini menunjukkan betapa pentingnya darah bagi keberlangsungan hidup manusia.
Dalam pelaksanaannya, persembahan darah ini memiliki beragam varian. Ada yang menggunakan hewan sebagai media persembahannya, seperti domba dan burung yang sering digunakan pada upacara keagamaan di masa mesir kuno. Selain itu, suku Aztec justru mempersembahkan darah manusia untuk memuaskan para dewanya.
Sejarah peradaban manusia mencatat bahwa persembahan atau pengorbanan darah ini tidak lain sebagai interpretasi dari kebutuhan manusia akan keberlangsungan mereka, sebagai bentuk penanganan terhadap ketakutan dan ketidakpastian dalam hidup. Dengan melakukan ritual ini, manusia berupaya mencari rasa aman dan mengendalikan kekuatan yang lebih besar yang tidak bisa mereka pahami.
Dengan demikian, menjadi sangat penting firman Allah dalam Surat Al-Hajj ayat 37 yang merubah total konsep persembahan dan pengorbanan.
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya,"Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin".
Ketika Allah meminta manusia untuk berkurban, Allah tidak lantas meminta daging dan darah, melainkan yang diminta adalah keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Konsep keimanan dan ketakwaan ini tidak diwujudkan dengan memberi daging dan darah kepada Allah.
Dan ketika Allah meminta Nabi Ibrahim mengorbankan putra tercintanya, Nabi Ismail, kemudian Allah menggantikannya dengan seekor domba. Kemudian ketika hewan disembelih, daging yang dihasilkan tidak disajikan untuk Allah, melainkan untuk dinikmati oleh manusia sebagai bentuk kasih sayang sesama umat Muslim.
Maka, perintah persembahan dan pengorbanan dalam Islam bukanlah ritual persembahan darah. Allah tidak membutuhkan persembahan darah. Ritual kurban yang telah disyariatkan tidak berarti sebagai asupan bagi kekuatan yang lebih besar. Bahkan, daging kurban yang dihasilkan pun tidak disajikan sebagai sesajen, melainkan untuk dibagikan kepada fakir miskin.
Kurban adalah pembuktian keimanan dan ketakwaan atas perintah-Nya. Dan pembuktian atas keimanan dan ketakwaan itu dengan meneguhkan hati dan mewujudkan kasih sayang juga berbagi kebahagiaan dengan mereka yang lebih membutuhkan. Praktik ibadah yang memiliki muatan teologis yang tegas dan dibalut dengan kandungan sosial yang bernas. Hal inilah yang membedakan dengan tegas antara ajaran Islam dengan yang lainnya.
*Ditulis Muhammad Rizky Fadhillah, Mahasantri Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Koreksi Diri di Penghujung Syawal
2
Khutbah Jumat: Menjauhkan Diri Bernasib Su'ul Khatimah, Jangan Terjerumus pada 5 Golongan Ini
3
Keberangkatan Mulai 2 Mei, Berikut Jadwal Lengkap Perjalanan Haji 2025
4
Porseni Jenjang MI Dibuka, Wabup Jombang Gus Salman Sampaikan Komitmen Pemerintah Dukung Prestasi Siswa
5
Dilantik, Ini Susunan Pengurus PW IPNU Jatim Masa Khidmah 2024-2027
6
BMKG Prediksi Kemarau 2025 Dimulai April, Apa Yang Perlu Disiapkan?
Terkini
Lihat Semua