Hikmah

Panggilan Sayang Rasulullah kepada Sayyidah Aisyah

Kamis, 2 Januari 2025 | 07:00 WIB

Panggilan Sayang Rasulullah kepada Sayyidah Aisyah

Ilustrasi kaligrafi nama Nabi Muhammad. (Foto: Dok NU Online)

Kali ini kita akan membincang seorang ulama terkenal, yang oleh banyak ulama, di antaranya KH. Maemun Zubair dalam kitab "Al-Ulama al-Mujaddidun" disebut sebagai ulama pembaharu pada abad sembilan hijriah.


Tentang posisi dan capaian keilmuan As Suyuthi, ditulis Kiai Maemun sebagai berikut:


وتم لديه أخر فنون علوم الاسلام في أصول التفسير، وانتشر في عهده قواعد الفقه.....وهو خاتم المحققين والمجتهدين، لم يظهر من بعده من فنون الدين شيء إلا الحواشى الكبار


Ustadz Hadits yang mengajar di Universitas al Azhar Mesir, Syaikh Dr Abu Muhammad Abdul Mahdi ibn Abdul Qadir ibn Abdul Hadi dalam kitab "Thuruq Takhrij Hadits Rasulillah Shallallahu Alaihi wa Sallam" menyebut Imam Suyuthi dengan "Al-Hafidz Jalaluddin Abu al-Fadhl Abdurrahman ibn Abi Bakr Muhammad al-Khudhairy as Suyuthi as Syafi'i al Musnid al Muhaqqiq al Mudaqqiq."


Imam Suyuthi memiliki banyak tulisan yang bermanfaat. Ad-Dawudy, salah seorang muridnya, menyebut ada lima ratus tulisan. Seorang pakar hadits, Muhammad Mustafa 'Azami dalam "Studies in Hadith Methodology and Literature" menyebut kurang lebih enam ratus tulisan, mulai yang satu dua halaman hingga yang berjilid-jilid, dari berbagai disiplin keilmuan.


Yahya Ismail Ahmad, dalam tahqiq atas karya As Sayuthy "Asbab Wurud al Hadits" menyebut tujuh disiplin keilmuan yang dikuasai As Suyuthi secara mendalam, yaitu tafsir, hadits, fiqih, nahwu, ma'ani, bayan, dan badi'.


As-Suyuthi mengabarkan telah menghafal 200 ribu hadits. Tak mengherankan ketika beliau menulis tafsir "Ad-Durrul Mantsur" yang berbasis riwayat hadits dan atsar, dan koleksi hadits Qauliyah dan Fi'liyah berupa "Jam'ul Jawami' atau al Jamiul Kabir". Koleksi besar dalam hadits ini kemudian disaring menjadi al Jamiush Shaghir (koleksi kecil) yang memuat 10.010 hadits, dan disempurnakan as Suyuthi pada 907 Hijriah.


Karena terkait koleksi hadits tentang al-Basyir (bebungah, motivasi giat berilmu, berinteraksi dan beribadah) dan An-nadzir (kepengawasan, kewaspadaan, dan peringatan), maka kitab ini sangat nyata berfaedah.


Motivasi agar bertindak sabar, misalnya,


لَوْ كَانَ الصَّبْرُ رَجُلاً لَكَانَ رَجُلاً كَرِيْمًا


Artinya: "Jika sabar itu seorang laki-laki, niscaya ia adalah orang yang pemurah (dan mulia). Riwayat Abi Nu'aim dalam al-Hilyah, dari Aisyah. Al-Jamiush Shaghir, juz 2, halaman 130.


As Suyuthi lahir di Asyuth Mesir pada Maghrib (malam Ahad) Rajab 849 H dan wafat pada malam Jumat 19 Jumadil Ula 911 H di tempat kediamannya, kemudian dimakamkan di Hausy Qausun.


Di antara karya terkenal Imam Suyuthi yang akan kita bahas dalam artikel sederhana ini adalah kitab koleksi hadits yang disebut di muka, "Al Jamiush Shaghir fi Ahadits al Basyirin Nadzir" yang pada 1997 kami beli dengan harga 7000 rupiah, cetakan al Hidayah Surabaya satu jilid dua juz. Juz pertama dimulai dari huruf hamzah hingga hak, dengan 155 halaman, dan juz dua dimulai huruf khok hingga yak, dengan 208 halaman.


Kami mengaji kitab yang memuat koleksi berdasarkan abjad huruf dengan klasifikasi derajat hadits shahih, hasan dan dhaif ini di teras ndalem Kasepuhan Pesantren Denanyar, pada tahun 1997. Ketika itu yang membacakan atau memaknai kitab ini adalah KH. Abdul Aziz Masyhuri.


Biasanya ketika mempunyai kitab, di masa mesantren dulu, kami bubuhi keterangan awal ngaji atau akhir ngaji. Namun entahlah, tidak kami temukan tanggal, kecuali ketika mengaji pada halaman 166 juz 2, yang bertepatan dengan ultah kami yang ke-19, pada 18 Desember 1997.


Kiai Aziz, walaupun dalam pengajian Ramadhan (pasanan), kadang memberikan penjelasan yang penting di sela-sela pengajian hadits. Dan biasanya kami menambahkan keterangan beliau itu dalam catatan di atas atau samping kitab.


Di antara beberapa catatan itu misalnya tentang Talqin sesudah pemakaman jenazah. Beliau menerangkan bahwa talqin itu hukumnya sunnah. Adapun hadits tentang anjuran membacakan Yasin kepada "mawtakum" itu maknanya musytarak, bisa sesudah meninggal atau sebelumnya. Manfaat Talqin agar yang meninggal diberi kekuatan lisan, bisa menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Sehingga Talqin ini sebagai bimbingan yang diperlukan seorang mayat. 


Termasuk di antara catatan yang menarik adalah ketika Yai Aziz membacakan kisah marahnya Sayyidah Aisyah kepada Rasulullah. Ketika marah, hidung Aisyah diusap oleh Rasulullah, dan menyapa Aisyah dengan panggilan "Ya Uwaisy" (Wahai Aisyah kecil). Bentuk tashghir ini kemudian diberi penjelasan oleh Kiai Aziz, dalam makna menunjukkan kasih sayang.


Berikut ini haditsnya, riwayat Ibn Sunny, dari Aisyah, sebagaimana dicantumkan As Suyuthi dalam Al Jamius Shaghir, juz 2, halaman 109:


كان إذا غضبتْ عائشةُ عرك النبي صلى الله عليه وسلم بِأنْفها وقال : يا عُوَيش قُولي : اللهم رب محمد اغفر لي ذنبي ، وأذهب غَيظ قلبي ، وأجرني من مضلات الفتن


Artinya: "Ketika Aisyah marah, maka Nabi mengusap hidungnya dan berkata, “Wahai ‘Uwaisy (panggilan kecil Aisyah), katakanlah, ‘Ya Allah, Tuhannya Muhammad, ampunilah dosaku, hilangkanlah kemarahan di hatiku dan selamatkanlah aku dari fitnah yang menyesatkan.’”


*Yusuf Suharto, Redaktur Keislaman NU Online Jombang, Pengajar di Ma'had Aly Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang.