Mimpi Bertemu Baginda Nabi Muhammad, Bagaimana Pandangan Ulama?
Jumat, 15 November 2024 | 07:31 WIB
KH M Sholeh
Penulis
Suatu hari ada seorang murid Alfaqir menanyakan mengenai mimpi yang ia alami, yaitu bertemu sosok yang mengaku Baginda Nabi Muhammad SAW.
Pertanyaannya:
- Apakah benar sosok yang ia lihat itu adalah Baginda Nabi? Mengingat setan tidak bisa menjelma Baginda Nabi.
- Andai sosok yang dijumpai penanya tersebut adalah Baginda Nabi Muhammad SAW, lalu beliau bersabda, apakah boleh sabda tersebut menjadi acuan hukum?
Jawabannya:
Memang benar setan tidak bisa menjelma Baginda Nabi Muhammad SAW, tapi sangat mungkin setan tersebut menjelma sosok yang mengaku sebagai Baginda Nabi (bukan Baginda Nabi yang sesungguhnya). Oleh karena itu Imam Ibnu Hajar bercerita mengenai respons imam Ibnu Sirin (pakar mimpi) ketika ditanya oleh seseorang mengenai mimpi bertemu Baginda Nabi sebagaimana berikut:
إذا قص عليه رجل أنه رأى النبي قال صف لي الذي رأيته فإن وصف له صفة لا يعرفها قال لم تره
Artinya, "Ketika ada seseorang bercerita mengenai mimpi melihat Baginda Nabi dalam mimpi pada Imam Ibnu Sirin, maka beliau berkata: ceritakan padaku ciri-ciri sosok yang kamu lihat dalam mimpi tersebut, bila kemudian orang tersebut menceritakan ciri-ciri sosok yang ia lihat ternyata tidak diketahui oleh imam Ibnu Sirin, maka beliau berkata: kamu tidak bermimpi bertemu Baginda nabi.
Andai sosok tersebut adalah Baginda Nabi, lalu beliau sempat bersabda, maka sabda tersebut tidak bisa menjadi acuan hukum.
لكن لا يعمل بما يسمعه الرائ منه في المنام مما يتعلق بالاحكام لعدم ضبط الرائ لا للشك في الرؤية فإن الخبر لا يقبل إلا من ضابط مكلف والنائم بخلافه
Artinya, "Tetapi apa yang didengar oleh orang yang mimpi dari nabi mengenai sesuatu yang terkait hukum, tidak bisa menjadi acuan hukum, karena status orang yang mimpi (tidur) tidaklah dhobith (orang yang mempunyai kemampuan menangkap berita), bukan karena keraguan dalam mimpi.
Sebab khabar (hadits) tidak bisa diterima kecuali dari orang yang dhobith mukallaf. Sedangkan orang yang tidur tidak berstatus dhobith mukallaf.
Jadi, berhati-hatilah menerima pesan dari mimpi. Wallahu a'lam bishshawab.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Rajab, Isra' Mi'raj, dan Kesungguhan Tingkatkan Kualitas Shalat
2
Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Rajab, Ini Niat dan Keutamaannya
3
Prof KH Ridwan Nasir Mustasyar PWNU Jatim Sosok Komplet, Santri, Kiai, dan Akademisi
4
Khutbah Jumat: Menembus Pintu Rahmat Allah
5
7 Amalan di Pertengahan hingga Akhir Bulan Rajab
6
Harlah Ke-8 JRA Jombang Jadi Momen Perkuat Ukhuwah Bagi Para Praktisi
Terkini
Lihat Semua