Khutbah

Khutbah Jumat: Nabi Muhammad, Tokoh Terpenting dalam Peradaban Manusia

Kamis, 26 September 2024 | 14:00 WIB

Khutbah Jumat: Nabi Muhammad, Tokoh Terpenting dalam Peradaban Manusia

Ilustrasi kaligrafi bertuliskan Muhammad Rasulurrahmah. (Foto: Dok NU Online)

Khutbah I 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ


أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ :قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُون


Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah. 


Pada hari Jumat yang mulia ini, di bulan Maulid yang mulia ini, khatib berpesan kepada diri khatib pribadi, maupun kepada jamaah sekalian. Marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan imtitsaalul awaamir, wajtinaabun nawahiih. Menjalankan segala perintah Allah sejauh batas maksimal kemampuan kita. Dan menjauhi segala larangan Allah tanpa terkecuali.


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. 


Michael H. Hart, Penulis Buku best seller 100 tokoh paling berpengaruh di dunia, membuat kontroversi yang menghebohkan. Kala buku itu diterbitkan tahun 1978. Ia meletakkan Nabi Muhammad pada urutan nomor 1, sebagai tokoh yang paling berpengaruh. Dengan indikator skala perubahan yang terjadi dengan adanya tokoh tersebut. Rasulullah dinilainya memenuhi kriteria sebagai manusia yang paling membuat perubahan signifikan dalam sejarah umat manusia. Rasulullah dinilai mampu mengubah bangsa Arab yang awalnya tidak dipandang sedikitpun dalam kancah peradaban dunia kala itu. Dalam 23 tahun, mampu menjadi bangsa yang disegani dan berperadaban. Bukan hanya bangsa Arab saja. Namun mereka yang memeluk agama Islam, akhirnya mengenal nilai ketauhidan, nilai kesetaraan dan nilai kemanusiaan.


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. 


Penilaian Michael H. Hart ini agaknya benar dan objektif. Tanpa memandang latar belakangnya sebagai astrofisikawan Yahudi. Adapun kita, sebagai umat Islam, adalah lebih pantas untuk menempatkan Nabi Muhammad sebagai junjungan. Menjadikan beliau sebagai uswah sepanjang kehidupan.


Rasulullah begitu memikirkan umatnya. Melebihi kepentingan beliau dan keluarganya.


Sahabat Abu Hurairah RA. Pernah berkata:


 قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا


Artinya, “Setiap Nabi mempunyai doa yang mustajabah, maka setiap Nabi menyegerakan permohonan mereka (di dunia), sedangkan aku menyimpan doaku guna memberikan syafaat kepada umatku di hari kiamat. Syafaat itu insyaallah diperoleh umatku yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun”. Hadis riwayat Imam Muslim, Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, dan Imam Ahmad.


Hadits di atas menunjukkan betapa Rasulullah tidak berorientasi apapun dalam dakwahnya, selain keselamatan umatnya.


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.


Pada QS. Thoha ayat 109, Allah berfirman:


يَوْمَئِذٍ لَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلاً


Artinya, “Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya”.


Saking inginnya Rasulullah mendapat hak syafaat dari Allah guna menolong umat, Rasulullah pernah memerintahkan agar umat selalu memohon kepada Allah, agar Rasulullah diberi al-washilah. Menjadi penerima hak perantara atas pertolongan Allah bagi umat.


Dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari dari Sahabat Jabir bin Abdillah disebutkan:


  مَن قال حينَ يسمعُ النِّداءَ : الَّلهمَّ ربَّ هذه الدعوةِ التَّامةِ ، و الصَّلاةِ القائمةِ آتِ محمَّدًا الوسيلةَ و الفَضيلةَ ، و ابعثه مقامًا محمودًا الَّذي وعدته إلَّا حلَّت لهُ الشَّفاعةُ يومَ القيامةِ


Artinya, "Diriwayatkan dari Sahabat Jabir Bin Abdillah, dari Rasulullah SAW. Nabi bersabda: barangsiapa berdoa ketika usai mendengar adzan dengan doa (tersebut di atas), “Wahai Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini (adzan), Wahai pemilik shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah (perantara syafaat dan fadhilah (keutamaan), bangkitkanlah ia kelak pada tenpat yang terpuji yang telah engkau janjikan, maka berhak baginya mendapatkan syafaat kelak di hari kiamat." 


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. 


Terdapat sebuah syair berbahasa Arab, yang menunjukkan betapa mulianya Nabi Muhammad SAW., sebagai berikut:


شَهِدَ الأنامُ بفضلِه والعِدَا * والفَضلُ ما شَهِدَتْ بهِ الأعدَاءُ


Artinya, “Seluruh manusia, bahkan musuh sekalipun, menyaksikan keutamaan Nabi Muhammad. Memanglah keutamaan adalah ketika musuh pun mengakui keutamaan seseorang”.


Kita menyaksikan sendiri, betapa kaum kafir Quraisy yang amat memusuhi Rasulullah pun, mengakui bahwa beliau adalah Al-Amiin,  orang yang sangat bisa dipercaya. Trust inilah, yang menjadi modal utama Rasulullah menjalankan bisnisnya sebelum diangkat menjadi rasul. Kepercayaan ini pulalah yang menjadi modal bagi nabi dalam mengemban risalah dakwah.


Tiga Tahun Nabi berdakwah terbatas. Cetak kader generasi berkualitas dan militan. Generasi terdahulu yang paling awal memeluk Islam. Hingga tiba masa berdakwah terbuka. Nabi kumpulkan keluarga di bukit Shofa. Dicacilah Nabi juga dihina. Dikiranya Nabi gila wanita gila harta. Dituduh ngaku Nabi demi keuntungan duniawi semata. Dilaranglah semua bertransaksi dagang dengan bani Hasyim. Diboikot semua sumber mata pencaharian. Nabi tetap tabah mengemban risalah. Dapat dibayangkan betapa berat ujian yang dialami Nabi dan umat Islam pada tahun-tahun pertama kenabian.


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.


Para kiai mengajarkan kepada kita berbagai kitab yang telah diyakini validitasnya. Karya ulama salaf terdahulu, yang memahami ajaran Islam secara mutawatir, bersambung hingga Rasulullah. Mata rantai pemahaman agama lewat sanad seperti inilah yang diyakini benar dan tidak melenceng. Dari satu thobaqoh/tingkatkan ke thobaqoh selanjutnya. Bagai tongkat estafet yang tak pernah putus. Menjaga kemurnian dan kebenaran ajaran Islam.


Karya Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, Nuril Mubin Fii Mahabbati Sayyidil Mursaliin, amat pantas dikaji di mushala-mushala, masjid-masjid, madrasah-madrasah, pesantren-pesantren, di manapun tempatnya, berapapun usia mereka yang mengkajinya. Semata agar kita mampu memahami segala dimensi dalam kehidupan baginda Nabi.


Tongkat estafet inilah yang berusaha diwariskan oleh para ulama pewaris Nabi, kepada generasi lanjutan. Tugas kita untuk belajar tekun, guna memahami ajaran Islam secara benar. Bijak menyikapi permasalahan, dengan tetap teguh berpegang pada aturan. Tegas berfiqih, namun tetap luwes dan lentur bersikap. 


Semoga Allah menjadikan kita, sebagai hamba yang mampu senantiasa mematuhi aturan Allah dan mengamalkan Sunnah Rasulullah. Aamiin yaa Rabbal aalamiin


 بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ


Khutbah II

 اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا


 اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ


 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


 عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ



*Akhmad Taqiyuddin Mawardi, Redaktur Pelaksana Keislaman NU Online Jombang, Pengasuh Pesantren An-Nashriyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.