Hikmah

Momentum Hari Ibu: Kedudukan Ibu dalam Islam

Ahad, 22 Desember 2024 | 20:11 WIB

Momentum Hari Ibu: Kedudukan Ibu dalam Islam

Ilustrasi Hari Ibu. (Foto: NU Online)

Momen Hari ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember menjadi salah satu hari istimewa yang menunjukkan bahwa posisi seorang ibu begitu mulia. Islam memposisikan seorang ibu sebagai sosok yang mendapat kehormatan lebih dibandingkan ayah. 


Sebagaimana dalam yang disebutkan dalam hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah Saw memerintahkan agar berbakti kepada ibu sebanyak 3 kali lebih utama daripada ayah.


يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ،


Artinya, "Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?'. Nabi SAW menjawab, 'Ibumu'. Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?', Nabi SAW mnejawab 'Ibumu'. Orang tersebut bertanya lagi, 'Kemudian siapa lagi?', beliau menjawab 'ibumu'. Orang tersebut kemudian bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?,' Nabi menjawab 'Kemudian ayahmu'," (HR. Bukhari dan Muslim).


Ibu memiliki peran yang besar dalam mendidik anaknya karena ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya. Perjuangan ibu tidak terbatas, sejak masa mengandung, melahirkan, dan merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. 


Al-Qur'an telah menerangkan bahwa ibu mengalami kepayahan luar biasa yang dialami dalam masa mengandung, melahirkan, sampai menyapih anaknya. Itulah mengapa Allah Swt memerintahkan untuk menghormati ibu dan berbakti kepadanya apalagi ketika sudah berusia senja.


Allah berfirman dalam Surat Al-Ahqaf ayat 15:


وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ 


Artinya, “Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridhai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang Muslim.”


Begitu besar perjuangan seorang ibu, bahkan sebuah hadis riwayat Anas bin Malik menyatakan bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu. Ini merupakan bentuk penghormatan kepada para ibu dan kewajiban bagi anak untuk berbakti pada ibunya.


الجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ


Artinya, “Surga itu di bawah telapak kaki ibu."