• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Rabu, 1 Mei 2024

Bahtsul Masail

Memberi Santunan setelah Diketahui Korban Kecelakaan Meninggal, Menggugurkan Diyat?

Memberi Santunan setelah Diketahui Korban Kecelakaan Meninggal, Menggugurkan Diyat?
Ilustrasi kecelakaan lalu lintas. (Foto: Freepik)
Ilustrasi kecelakaan lalu lintas. (Foto: Freepik)

Deskripsi Masalah:

Salah satu musibah yang sering kita dengar adalah kecelakaan lalu lintas (lakalantas) dengan beranekaragam faktor yang menjadi perantara dan penyebabnya, seperti kejadian kecelakaan sebut saja Fulanah ketika mengendarai motor akan keluar dari tempat parkir minimarket terhalang oleh mobil yang parkir sehingga pemandangan menjadi terbatas, ketika Fulanah meyakini tidak ada pengendara lain yang melintas, tiba-tiba ada pengendara sepeda motor dengan laju kencang yang menabraknya, dan kecelakaan tersebut menyebabkan Fulanah dan pengendara sepeda motor tersebut luka parah, sehingga setelah dilarikan ke rumah sakit si pengendara sepeda motor tersebut meniggal dunia.

 

Kemudian dari kedua belah pihak melakukan perdamaian dan kesepakatan bahwa dari pihak keluarga korban meninggal meminta uang santunan kepada pihak Fulanah. Kemudian pihak Fulanah berinisiatif membayar kafarat puasa dua bulan sebagai pengganti qishas atau diyat (tebusan).

 

Pertanyaan: 

Apakah santunan bisa menggugurkan qishas atau diyat sebagaimana permasalahan di atas? 


Jawaban: 

Bisa, bila dari kedua belah pihak telah sepakat untuk damai dengan memberikan santunan.


Referensi:

حَاشِيَةُ البُجَيْرِمِي عَلَى شَرْحِ المِنْهَجِ (4/ 158)
(وَلَوْ عَفَا) عَنْ الْقَوَدِ (عَلَى غَيْرِ جِنْسِهَا) أَيْ الدِّيَةِ (أَوْ) عَلَى (أَكْثَرَ مِنْهَا ثَبَتَ) الْمَعْفُوُّ عَلَيْهِ وَسَقَطَ الْقَوَدُ (إنْ قَبِلَ جَانٍ) ذَلِكَ (وَإِلَّا فَلَا) يَثْبُتُ (وَلَا يَسْقُطُ الْقَوَدُ) لِأَنَّ ذَلِكَ اِعْتِيَاضٌ فَتَوَقَّفَ عَلَى الِاخْتِيَارِ


Artinya: Diperbolehkan bagi ahli waris memaafkan qishash dan meminta ganti selain jenis diyat atau melebihi kadar diyat bila si pembunuh menerimanya karena termasuk tukar menukar, sehingga harus ada unsur saling rela. 


التَّهْذِيْبُ فِي فِقْهِ الإِمَامِ الشَّافِعِيِّ (7/ 130)
فَحَيْثُ جَوَّزْناَ الصُّلْحَ: فَإِنْ كَانَ الصُّلْحُ عَنِ الدِّيَةِ فَيَجُوْزُ بِلَفْظِ"الْبَيْعِ"أَوْ"الصُّلْحِ" جَمِيْعاً وَإِنْ كَانَ الصُّلْحُ عَنِ الْقَوَدِ يَجُوْزُ بِلَفْظِ "الصُّلْحِ" وَلَا يَجُوْزُ بِلَفْظِ "الْبَيْعِ" لِأَنَّهُ إِسْقَاطُ حَقٍّ عَلَى عِوَضٍ كَمَا لَوْ صَالَحَ أَهْلَ الحَرْبِ عَلَى مَالٍ جَازَ بِلَفْظِ الصُّلْحِ"، وَلَا يَجُوْزُ بِلَفْظِ "الْبَيْعِ"


Artinya: Diperbolehkan akad damai (shuluh) dari diyat, baik menggunakan lafal bai’ atau lafal shuluh.


Catatan:

  1. Penjelasan atau uraian di atas merupakan hasil bahtsul masail yang diselenggarakan Pengurus Cabang (PC) Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Kabupaten Jombang lintas kepengurusan dan dibukukan oleh PC LBMNU Jombang masa khidmah 2017-2022. 
  2. Sumber yang dijadikan referensi dalam membahas topik terkait, sebagian tidak diterjemahkan secara utuh, hanya menerjemahkan poin-poin penting yang langsung menjelaskan topik.


Bahtsul Masail Terbaru