Perbedaan Pendapat tentang Waktu Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad
Senin, 20 Januari 2025 | 13:00 WIB
Feni Kusumaningrum
Kontributor
Di antara keempat bulan yang dimuliakan, bulan Rajab mencatat peristiwa agung Isra’ Mi’raj, sebuah perjalanan malam hari yang membawa Nabi Muhammad saw ke langit ketujuh dan menerima perintah shalat langsung dari Allah swt. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai tanggal pasti kejadiannya, tanggal 27 Rajab telah menjadi tanggal yang populer untuk memperingati perjalanan spiritual Nabi Muhammad saw.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap peristiwa Isra’ Mi’raj, pemerintah memberikan libur nasional setiap tahunnya. Berdasarkan penanggalan Hijriah yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama, Isra’ Mi’raj tahun 2025 jatuh pada hari Senin, tanggal 27 Januari.
Dilansir dari NU Online yang ditulis oleh M Alvin Nur Choironi, para ulama memiliki pandangan yang beragam tentang kapan tepatnya peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi. Al-Mubarakfuri dalam karyanya, Rakhiqul Makhtum, menyajikan enam pendapat yang berbeda.
Dengan demikian, tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi. Pendapat ini sejalan dengan pandangan Al-Aini dalam Umdatul Qari-nya dan An-Nawawi dalam Al-Minhaj-nya yang mencatat beberapa perbedaan terkait peristiwa Isra' dan Mi'raj.
Berikut ini berbagai pendapat ulama tentang waktu peristiwa Isra' Mi'raj:
- Pendapat yang menyatakan bahwa peristiwa Isra' Mi'raj terjadi pada tahun kedua setelah diutusnya Nabi Muhammad sebagai nabi.
- Pendapat selanjutnya, menyatakan Isra' Mi'raj terjadi pada tahun ke-5 setelah diutusnya nabi. An-Nawawi dan Al-Qurthuby menyetujui pendapat ini.
- Di antara berbagai pendapat mengenai waktu terjadinya Isra' Mi'raj, Al-Manshur Faury memilih untuk mengikuti pendapat yang paling banyak diterima oleh masyarakat luas, yaitu pada tanggal 27 Rajab tahun ke-10 setelah diutusnya Nabi.
- Berdasarkan pendapat Az-Zuhri yang dikutip oleh Amam Al-Baihaqi, perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW berlangsung pada bulan Rabi'ul Awal tahun ke-13 setelah diutusnya nabi. Peristiwa ini terjadi tepat setahun sebelum Nabi saw hijrah ke Madinah.
- As-Sadi berpendapat bahwa peristiwa Isra' Mi'raj terjadi pada sembilan belas bulan sebelum peristiwa Hijrah tepatnya pada bulan Dzulqa'dah.
- Peristiwa Isra' Mi'raj, menurut Al-Harby, terjadi pada tanggal 27 Rabiul Akhir, tepat satu tahun sebelum Nabi Muhammad saw hijrah.
- Pendapat yang menyatakan pada bulan Ramadhan tahun ke-12 setelah kenabian, yakni enam belas bulan sebelum hijrahnya Nabi.
- Pendapat selanjutnya, peristiwa Isra' Mi'raj terjadi pada bulan Muharram 13 tahun setelah kenabian. Peristiwa ini terjadi bertepatan dengan satu tahun dua bulan sebelum hijrahnya nabi.
Selain pendapat-pendapat yang telah disebutkan, ada pendapat yang sangat lemah, yaitu terjadinya Isra' Mi'raj sebelum Rasulullah saw diangkat sebagai nabi. Hal tersebut dibantah oleh Imam An-Nawawi dalam Al-Minhaj-nya. Ia menjelaskan bahwa perintah shalat lima waktu diberikan langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad saat peristiwa Isra' Mi'raj. Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad sudah menerima wahyu sebelumnya.
Isra' Mi'raj terjadi pada Jumat pertama bulan Rajab, sebuah malam yang penuh kesedihan bagi Nabi Muhammad saw. Beliau merasa sangat kehilangan atas kepergian paman dan istri tercinta. Akan tetapi, pendapat ini belum dapat dipastikan kebenarannya karena tidak ditemukan sumber yang kuat untuk mendukungnya, seperti yang disebutkan oleh Al-Aini.
Perbedaan pendapat tentang hal ini disebabkan oleh cara perhitungan yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan sebuah kejadian sebagai acuan, misalnya penyebaran Islam sudah tersebar di Makkah. Sementara yang lain menghitung berdasarkan jumlah bulan sebelum atau sesudah peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti masa kenabian. Karena perbedaan dasar inilah muncul berbagai pendapat.
Secara garis besar, pendapat-pendapat tersebut mengarah pada dua hal, yakni Isra' Mi'raj terjadi setelah diutusnya Nabi Muhammad sebagai nabi dan sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Peringatan Isra' Mi'raj bukan hanya sekadar memperingati peristiwa sejarah. Lebih dari itu, umat Islam diajak untuk menggali semangat perjuangan Nabi Muhammad saw untuk umatnya. Khususnya dalam hal 'menegosiasi' jumlah shalat wajib serta kisah saat Nabi Muhammad saw bertemu dengan para nabi lain dan peristiwa-peristiwa penting lainnya.
Terpopuler
1
Besok Mulai Puasa Ayyamul Bidh, Ini Niat dan Asal-usul Penamaannya
2
Ketua PCNU Jombang, Gus Fahmi Harap Nahdliyin Makin Banyak yang Jadi Anggota BMT NU
3
Rais dan Ketua PCNU Jombang Kompak Hadiri RAT BMT NU Tahun Buku 2024
4
Rapat Anggota Khusus di RAT BMT NU Jombang Sepakati 4 Perubahan Anggaran Dasar, di Antaranya Komposisi SHU
5
Terus Berkembang, Aset BMT NU Jombang Tahun Buku 2024 Capai Rp161,8 Miliar
6
Banjir Prestasi, MI Darussalam Curahmalang Borong 10 Trofi dalam Porseni 2025
Terkini
Lihat Semua