Syariah

Hukum Menggabungkan Qadha Puasa Ramadhan dengan Puasa Tasu'a dan Asyura

Selasa, 16 Juli 2024 | 09:22 WIB

Hukum Menggabungkan Qadha Puasa Ramadhan dengan Puasa Tasu'a dan Asyura

Ilustrasi puasa Tasu'a dan Asyura. (Foto: Dok NU Online)

Setiap pada hari Tasu’a atau 9 Muharram dan hari Asyura, 10 Muharram umat Islam sangat dianjurkan untuk melaksanakan puasa.


Tapi terkadang ada di antara Muslim yang masih mempunyai kewajiban mengganti atau meng-qadha puasa Ramadhan karena berbagai faktor.


Pertanyaannya, bolehkah menggabungkan puasa qadha Ramadhan dengan puasa sunnah, semisal puasa hari Tasu'a atau Asyura? 


Imam Ibnu Hajar Al Haitami mengatakan puasa qadha Ramadhan dapat digabung dengan semisal puasa Tasu’a atau puasa sunnah lainnya dan bisa mendapatkan pahala semua jika keduanya diniati.


Sedangkan menurut Imam Romli, sekalipun niatnya hanya qadha Ramadhan jika dilakukan pada hari Tasu’a atau Asyura maka pahala puasa Tasu’a juga didapatkan secara otomatis.


Sayyid Abdul Rohman dalam kitab Bughyah Mustarsyidin menyebutkan:


(مسألة: ك)
 ظَاهِرُ حَدِيْثِ: «وَأَتْبَعَهُ سِتَّا مِنْ شَوَّالٍ» وَغَيْرِهِ مِنَ الْأَحَادِيْثِ عَدَمُ حُصُوْلِ السِّتِّ إِذَا نَوَاهَا مَعَ قَضَاءِ رَمَضَانَ، لَكِنْ صَرَّحَ ابْنُ حَجَرٍ بِحُصُوْلِ أَصْلِ الثَّوَابِ لِإْكْمَالِهِ إِذَا نَوَاهَا كَغَيْرِهَا مِنْ عَرَفَةَ وَعَاشُوْرَاءَ، بَلَ رَجَّحَ (م ر) حُصُوْلَ أَصْلِ ثَوَابِ سَائِرِ التَّطَوُّعَاتِ مَعَ اْلفَرْضِ وَإِنْ لَمْ يَنْوِهَا، مَا لَمْ يَصْرِفْهُ عَنْهَا صَارِفٌ، كَأَنْ قَضَى رَمَضَانَ فِيْ شَوَّالٍ، وَقَصَدَ قَضَاءَ السِّتِّ مِنْ ذِي الْقَعْدَةِ


Artinya, "Imam Al Kurdi : Melihat hadits wa atba’ahu sittan min syawwal dan hadits lainnya, dapat dipahami bahwa puasa sunnah 6 hari pada bulan Syawal belum cukup bila disertai dengan niat qadha Ramadhan. Akan tetapi Imam Ibnu Hajar Al Haitami menegaskan bahwa pahala puasa bulan Syawal juga didapatkan ketika juga diniati bersamaan qadha puasa Ramadhan. Namun Menurut Imam Romli pahala puasa sunnah sudah didapatkan bersamaan dengan puasa wajib, sekalipun tidak niat puasa sunnah (hanya niat puasa qadha Ramadhan). Dengan syarat tidak ada hal memalingkannya, seperti niat qadha Ramadhan pada bulan Syawal dan menyengaja qadha enam hari dari bulan Dzulqa’dah". (113 – 114). 


Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa qadha puasa Ramadhan bisa digabungkan dengan puasa sunnah semisal puasa Tasu’a atau Asyura. Namun mengenai pahalanya, Imam Ibnu Hajar mensyaratkan harus diniati kedua-duanya. Sementara menurut Imam Romli pahala keduanya bisa didapatkan walaupun hanya niat qadha puasa Ramadhan saja. Wallahu a'lam bishshawab



*Ditulis oleh Ahmad Faiz, Redaktur Keislaman NU Online Jombang, Pengajar di Pesantren Tarbiyatunnasyiin, Paculgowang, Jombang.