Ahmad Faiz
Penulis
Bulan Muharram adalah salah satu dari bulan-bulan yang dimuliakan. Pada bulan ini banyak terjadi peristiwa bersejarah, salah satunya adalah turunnya rahmat Allah untuk pertama kali yakni pada hari Asyura dan pada hari itu juga Nabi Musa menerima kitab Taurat dari Allah swt.
Allah swt memberikan banyak keutamaan pada bulan ini, di antaranya adalah kesunnahan puasa tanggal 9 (Tasu’a) yang digandeng dengan puasa tanggal 10 Muharram (Asyura), sebab bulan Muharram merupakan bulan mulia setelah Ramadhan untuk melakukan puasa.
Sebagaimana Imam Zainuddin Al Malibari dalam Fathul Muin-nya mengatakan:
أَفْضَلُ الشُّهُوْرِ لِلصَّوْمِ بَعْدَ رَمَضَانَ الْأَشْهُرُ الْحُرُمُ وَأَفْضَلُهَا الْمُحَرَّمُ
Artinya, "Bulan paling utama untuk berpuasa setelah Ramadhan adalah bulan-bulan mulai dan yang paling utama adalah bulan Muharram." (Fathul Muin, 2/271).
Baca Juga
Amalan dan Keutamaan pada 10 Muharram.
Di antara keutamaan puasa pada hari Asyura adalah dapat menghapus dosa pada tahun sebelumnya dan barang siapa yang berpuasa Asyura, maka seperti puasa setahun penuh.
Kemudian, Sayyid Muhammad Syatho dalam kitab Ianah-nya menyebutkan tiga hikmah disunnahkannya puasa Tasu’a menyertai puasa Asyura yakni.
- Untuk berhati-hati, sebab ada kemungkinan dalam menentukan awal bulan Muharram terjadi kesalahan.
- Agar tidak menyamai dengan orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari ‘Asyura saja.
- Untuk menghindari puasa hanya satu hari saja sebagaimana mengkhususkan puasa pada hari Jumat tanpa didahului hari sebelumnya dan tidak diikuti hari setelahnya.
Dengan ini, jika seseorang melakukan puasa Asyura saja tanpa puasa Tasu’a maka disunnahkan untuk berpuasa pada tanggal sebelas Muharram.
Niat puasa Tasu'a dan Asyura
Adapun niat puasa Tasu’a dan Asyura adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ تَاسُوْعَاءَ للهِ تَعَالَى
Artinya, "Saya niat puasa hari Tasu’a karena Allah Ta’ala."
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ للهِ تَعَالَى
Artinya, "Saya niat puasa hari Asyura karena Allah Ta’ala."
Dalam pelaksanaannya niat tidak harus dilakukan pada malam hari sebagaimana puasa Ramadhan, akan tetapi boleh dilakukan pagi hari sampai tergelincirnya matahari. Wallahu a'lam bishshawab.
*Ditulis oleh Ahmad Faiz, Redaktur Keislaman NU Online Jombang, Pengajar di Pesantren Tarbiyatunnasyiin, Paculgowang, Jombang.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Rajab, Isra' Mi'raj, dan Kesungguhan Tingkatkan Kualitas Shalat
2
Prof KH Ridwan Nasir Mustasyar PWNU Jatim Sosok Komplet, Santri, Kiai, dan Akademisi
3
Khutbah Jumat: Menembus Pintu Rahmat Allah
4
7 Amalan di Pertengahan hingga Akhir Bulan Rajab
5
Harlah Ke-8 JRA Jombang Jadi Momen Perkuat Ukhuwah Bagi Para Praktisi
6
Jadi Titik Penyebaran PMK Paling Rawan, Pasar Hewan di Jombang akan Ditutup Sementara
Terkini
Lihat Semua