Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ : اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Pada Jumat pertama tahun 1446 hijriah ini, khatib berpesan kepada diri khatib pribadi, maupun kepada jamaah sekalian. Marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan imtitsaalul awaamir, wajtinaabun nawahiih. Menjalankan segala perintah Allah sejauh batas maksimal kemampuan kita. Dan menjauhi segala larangan Allah tanpa terkecuali.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat Asyhurul Hurum. Bulan yang dimuliakan. Yang tiga bulan berurutan, dan yang satu bulan terpisah. Yang berurutan adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Sedangkan yang terpisah adalah bulan Rajab. Allah berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 36:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya, “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram.” “Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Dalam kitab Al-Lisan dijelaskan, bahwa bulan pertama dalam kalender Islam, dinamakan Muharram. Orang Arab menamakan demikian, karena pada bulan Muharram mereka tidak memperbolehkan peperangan. Bulan Muharram sering disebut dengan istilah Syahrullah Muharram. Penyandaran bulan ini pada lafal Jalalah, sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan Muharram. Sebagaimana Ka’bah yang disebut sebagai Baitullah.
Dalam Kitab I’anatut Thalibin diterangkan banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan Muharram. Antara lain:
- Diterimanya tobat Nabi Adam setelah diturunkan dari surga.
- Diangkatnya Nabi Idris ke tempat yang tinggi.
- Diturunkannya Nabi Nuh dari kapal, setelah banjir besar.
- Diselamatkannya Nabi Ibrahim dari kobaran api raja Namrud.
- Diturunkannya kitab Taurat pada Nabi Musa as.
- Dikeluarkannya Nabi Yusuf dari penjara.
- Disembuhkannya kebutaan Nabi Ya’qub dengan wasilah pakaian Nabi Yusuf Disembuhkannya Nabi Ayyub dari sakit kulit yang berkepanjangan.
- Dikeluarkannya Nabi Yunus dari perut ikan Nun.
- Terbelahnya lautan bagi Bani Israil yang melarikan diri dari kejaran Fir’aun Mesir.
- Diampuninya Nabi Dawud dari kelalaiannya.
- Nabi Sulaiman diberi kekuasaan berupa kerajaan.
- Diangkatnya Nabi Isa ke langit setelah dikepung bangsa Romawi.
- Diampuninya kesalahan Nabi Muhammad saw yang telah lewat dan yang akan datang.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Terdapat banyak amaliah utama di bulan Muharram. Yang paling penting adalah puasa. Sahabat Abu Hurairah meriwayatkan:
قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «أفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ: شَهْرُ الله المُحَرَّمُ، وَأفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ: صَلاَةُ اللَّيْلِ». رواه مسلم
Artinya, "Nabi saw bersabda, puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada Syahrullah Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat lail." (HR. Muslim).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Puasa yang sangat dianjurkan pada bulan Muharram adalah puasa Asyura yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Puasa Asyura memiliki fadlilah/keutamaan yang besar. Allah mengampuni dosa satu tahun yang telah lewat. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah saw:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ. رواه مسلم
Artinya, "Puasa Arafah diganjar oleh Allah berupa terleburnya dosa setahun yang telah lalu dan setahun sesudahnya. Sedangkan puasa Asyura diganjar oleh Allah berupa terleburnya dosa setahun yang telah lalu." (HR. Muslim).
Hadits ini menunjukkan besarnya anugerah Allah kepada kita. Bagaimana puasa satu hari bisa melebur dosa satu tahun.
Dalam kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab, Imam Nawawi menjelaskan, bahwa dosa yang diampuni saat puasa Asyura adalah dosa-dosa kecil. Bila tidak didapati dosa kecil pada diri seseorang yang puasa Asyura , maka ganjaran puasanya dicatat sebagai amal kebaikan yang meningkatkan derajatnya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Diriwayatkan pula betapa Rasulullah memberi perhatian lebih terkait pelaksanaan puasa Asyura. Disebabkan keagungan puasa ini. Sahabat Ibnu Abbas menyatakan dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhori:
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
Artinya, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah sangat menekankan puasa kecuali pada hari Asyura dan pada bulan Ramadhan."
Sejarah pensyariatan puasa Asyura tercatat dalam Hadits riwayat Imam Al-Bukhari. Ketika awal Rasulullah hijrah ke Kota Madinah. Rasulullah melihat kaum Yahudi berpuasa di tanggal 10 Muharram. Nabi bertanya kepada mereka terkait alasan berpuasa. Kaum Yahudi menjawab bahwa hari Asyura adalah hari baik. Di mana Allah selamatkan Bani Isro’il dari musuh mereka. Allah juga menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya. Maka Nabi Musa berpuasa tiap hari itu. Sebagai wujud rasa syukur pada Allah. Kemudian Nabi bersabda : “Aku lebih pantas meniru Nabi Musa daripada kalian”. Dari peristiwa ini, Nabi berpuasa dan menganjurkan kepada umat Islam untuk turut melaksanakan puasa Asyura.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah biasa disebut dengan istilah puasa Tasu’a. Diriwayatkan oleh sahabat Ibnu Abbas, ketika Rasulullah berpuasa Asyura, dan memerintahkan para sahabat mengerjakannya, para sahabat berkata bahwa hari Asyura adalah hari yang dimuliakan kaum Yahudi dan Nasrani. Mendengar hal ini, Nabi bersabda:
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
Artinya, "Tahun depan insyaallah aku akan berpuasa juga pada tanggal sembilan Muharram."
Sahabat Ibnu Abbas menyatakan bahwa keinginan Rasulullah untuk berpuasa Tasu’a ini tidak terlaksana, karena kewafatan Rasulullah. (HR. Muslim)
Dalam kajian ilmu hadits, keinginan Rasulullah yang tidak sampai terlaksana, tetap dihukumi sunnah. Dan mendapat pahala bagi yang mengerjakannya. Terlebih spirit dari puasa Tasu’a itu sendiri guna menghindari tasyabbuh/keserupaan dengan kaum Yahudi dan Nasrani.
Imam Syafi’i menyatakan bahwa puasa Tasu’a dan Asyura sama-sama disunnahkan. Karena Nabi telah melaksanakan puasa Asyura, dan berkeinginan melaksanakan puasa Tasu’a.
Dari sini kita ketahui bahwa paling tidak di bulan Muharram, seorang Muslim disunnahkan berpuasa Asyuraa. Dan lebih baik lagi bila ditambah dengan puasa Tasu’a. Dan semakin banyak berpuasa di bulan Muharram, itu lebih utama.
Semoga kita termasuk orang yang ditakdirkan Allah menjadi orang yang mampu melaksanakan amal-amal yang utama. Menjadi pribadi yang semakin baik di tahun baru 1446 hijriah ini.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
*Ditulis oleh Akhmad Taqiyuddin Mawardi, Redaktur Pelaksana Keislaman NU Online Jombang, Pengasuh Pesantren An-Nashriyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
Terpopuler
1
Latih Jiwa Kewirausahaan Siswa, RA-MI Gondekan, Jombang Gelar Bazar Tahunan
2
Pengajian Rutin Muslimat NU Diwek: Thalabul Ilmi dan Gerakkan Ekonomi Keluarga
3
Beberapa Doa agar Resepsi Pernikahan Berjalan Lancar
4
Ibnu Atoillah, Kaligrafer Muda Jombang Yang Berhasil Masuk Nominasi IRCICA Turki 2025
5
Sepak Terjang Farida Mawardi, Memimpin Organisasi Pelajar Putri NU di Masa Sulit (Periode 1963-1966)
6
Pra-Bahtsul Masail: LF PBNU Susun Standar Penerimaan Laporan Rukyat
Terkini
Lihat Semua