Nasional

Pengajar Khat Asal Maroko Syekh Belaid Kenalkan Metode Kaligrafi Manhaj Khamidy

Senin, 28 Oktober 2024 | 23:09 WIB

Pengajar Khat Asal Maroko Syekh Belaid Kenalkan Metode Kaligrafi Manhaj Khamidy

Seminar Kaligrafi Internasional di UNWAHA Jombang, Ahad (27/10/2024). (Foto: panitia)

NU Online Jombang,
Pengajar Khat Asal Maroko, Syekh Belaid Hamidi mengungkapkan bahwa seni kaligrafi Islam tidak hanya sekadar seni menulis Arab saja, melainkan ada makna dan filosofi keagamaan. Hal ini ia sampaikan dalam Seminar Kaligrafi Internasional yang dilaksanakan di Universitas KH A Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambakberas, Jombang, Ahad (27/10/2024). 


Dia menekankan bahwa seni kaligrafi adalah salah satu pilar yang mampu menjaga identitas santri di tengah perubahan zaman, sekaligus memperkuat jati diri Islam dalam peradaban dunia. 


"Di tengah arus modernisasi yang semakin kuat, kaligrafi menjadi pengingat akan pentingnya nilai-nilai tradisi dalam Islam,” tuturnya.


Selain itu, Pakar Khat dunia tersebut juga menjelaskan teknik pembelajaran khat atau kaligrafi menggunakan Manhaj Hamidy, yaitu satu inovasi metode belajar kaligrafi yang terstruktur, belajar dari yang mudah ke sulit.


Ia menambahkan, kunci keberhasilan mempelajari metode Manhaj Hamidy ini adalah dengan diiringi kesabaran murid dan keikhlasan guru dalam mengajar.


"Kesabaran seorang murid dan keikhlasan guru dalam mengajar menjadi kunci keberhasilan Manhaj Hamidy ini," tutur pengajar khat di Institut Daarul Qur'an tersebut.


Adapun pandangannya terkait perkembangan khat kontemporer, yakni khat yang tidak terukur dan bersanad. Meskipun berbeda dari khat klasik, Syekh Belaid sangat menghormati adanya hal tersebut.


"Khat itu handasah (geometri) yang terukur artinya bagaimana belajar khat klasik yang benar, terukur dan bersanad. berbeda dengan khat kontemporer yang tidak terukur dan bersanad. Namun, saya sangat menghormati perkembangan dunia kaligrafi kontemporer," pungkasnya.


Sebagai informasi, acara tersebut digagas oleh UKM Religi Unwaha, Tambakberas, Jombang sebagai upaya memahami lebih dalam tentang peran kaligrafi dalam sejarah dan identitas santri.


Terakhir, acara ditutup dengan Marasim Ijazah Khat kepada audiens baik dari kalangan mahasiswa Unwaha maupun umum.