Nasional

Masih dalam Suasana Idul Adha, Amankah Penderita Hipertensi Makan Daging Kambing?

Senin, 9 Juni 2025 | 19:00 WIB

Masih dalam Suasana Idul Adha, Amankah Penderita Hipertensi Makan Daging Kambing?

Daging kambing. (Foto: Freepik)

NU Online Jombang,
Masih dalam suasana Idul Adha, umumnya di Indonesia hewan kurban yang disembelih adalah kambing, domba, dan sapi. Ketiga jenis daging itu kemudian diolah menjadi berbagai macam hidangan lezat seperti, sate, gule, soto dan olahan makanan lainnya.


Namun demikian, bagi penderita hipertensi sajian daging saat Idul Adha sering dianggap sebagai hal yang mengkhawatirkan, terutama konsumsi daging kambing. Banyak orang mengira daging kambing dapat meningkatkan tekanan darah. Benarkah daging kambing membuat darah tinggi? Lalu, amankah penderita hipertensi makan daging kambing saat Idul Adha?


Dikutip dari NU Online, Ahli Gizi dari Universitas Diponegoro, Fahmy Arif Tsani menanggapi hal ini, bahwa daging kambing tidak menyebabkan darah tinggi. Daging kambing sebenarnya tidak secara langsung menyebabkan hipertensi.


“Saya kasihan dengan daging kambing, karena seringkali dikambing hitamkan. Dituduh penyebab hipertensi dan kolesterol meningkat. Itu sebenarnya bukan sepenuhnya salah kambing,” ungkapnya.


Pria yang akrab disapa Fahmy ini menjelaskan, daging kambing merupakan sumber protein hewani yang sangat baik dan relatif rendah lemak. Bahkan jika dibandingkan dengan daging sapi, kandungan lemak kambing lebih rendah. 


“Pemicu hipertensi pada hidangan daging kambing biasanya terdapat pada sisi pengolahannya. Ketika kambing itu diolah bersama sumber natrium yang tinggi, taruhlah misalnya terlalu banyak garam. Itu tentu akan menyebabkan tekanan darah menjadi naik. Bukan salah kambingnya, tetapi cara pengolahannya,” ujar Pengurus Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) itu.


Selain natrium, santan dalam jumlah banyak juga menjadi pemicu hipertensi. Santan, sambungnya, identik menjadi bahan campuran dalam hidangan daging kambing, misalnya tongseng atau gulai. 


“Yang tadinya kambing itu sumber protein tinggi tetapi rendah lemak, (dengan santan) menjadikannya tinggi lemak. Itulah yang “mencemari” profil kambing sebagai sumber protein yang baik,” tegasnya. 


Hal ini selaras dengan Indonesia Healthcare Corporation Telemedicine yang menyebutkan Kandungan natrium dalam daging kambing juga perlu diperhatikan.


Natrium dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga konsumsi garam dan makanan yang tinggi natrium perlu dibatasi oleh penderita hipertensi.


Penderita hipertensi masih diperbolehkan mengonsumsi daging kambing. Akan tetapi, konsumsi daging kambing oleh penderita hipertensi harus memperhatikan beberapa faktor penting, yaitu pemilihan daging kambing dan pengolahan daging kambing.


Dengan demikian, masyarakat khususnya penderita hipertensi diharapkan lebih bijak dalam mengolah daging kurban. Dengan pengolahan yang tepat, Penderita hipertensi tetap bisa menikmati hidangan Idul Adha dengan pengolahan tepat: kurangi garam, santan, dan lemak berlebih demi menjaga tekanan darah stabil dan agar tetap bisa menikmati hidangan Idul Adha secara sehat dan aman.