Hikmah

Memahami Makna dan Keutamaan Bulan Sya’ban

Sabtu, 8 Februari 2025 | 10:30 WIB

Memahami Makna dan Keutamaan Bulan Sya’ban

Ilustrasi Bulan Syaban. (Foto: Freepik)

Bulan Sya'ban adalah salah satu bulan yang sangat dimuliakan, terletak di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Nabi Muhammad Saw selalu berdoa agar bulan Rajab dan Sya'ban diberikan keberkahan, dan beliau juga memohon agar diberikan umur panjang sehingga dapat bertemu dengan bulan Ramadhan.

  

Melansir dari Seputar Amalan dan Keutamaan Bulan Sya'ban yang ditulis oleh Faruq Hamdi, menurut Al-Imam ‘Abdurraḥmān As-Shafury dalam kitabnya Nuzhatul Majâlis wa Muntakhabun Nafâ’is menjelaskan kata Sya’bān (شَعْبَانَ) memiliki makna yang mendalam dari setiap hurufnya:

  • Syin (ش): Melambangkan kemuliaan (الشَّرَفُ).
  • Ain (ع): Menunjukkan derajat dan kedudukan yang tinggi (العُلُوُّ).
  • Ba’ (ب): Mengandung arti kebaikan (البِرُّ).
  • Alif (ا): Mewakili kasih sayang (الأُلْفَة).
  • Nun (ن): Membawa makna cahaya (النُّوْرُ).
 

Dengan demikian, kata Sya’bān mengandung makna yang kaya akan kemuliaan, ketinggian derajat, kebaikan, kasih sayang, dan cahaya.


Menurut sebagian ulama ahli hikmah mengatakan bahwa:


إن رجب للاستغفار من الذنوب وشعبان لإصلاح القلب من العيوب ورمضان لتنوير القلوب وليلة القدر للتقرب إلى الله تعالى   


Artinya, “Bulan Rajab adalah bulan untuk memperbanyak istighfar (memohon ampun) dari dosa-dosa, bulan Sya’ban untuk memperbaiki hati dari cela/keburukan, bulan Ramadhan untuk menerangi hati dan Lailatul Qadar sebagai media mendekat kepada Allah.” (Syekh Utsman Bin Hasan, Duratun Nashihin, Semarang: Toha Putra, hal. 207).


Salah satu amalan yang dianjurkan di bulan Sya'ban adalah memperbanyak puasa. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sayyidah ‘Aisyah radliyallahu ‘anh:


فَمَا رَاَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم اِسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ اِلَّا رَمَضَانَ وَمَارَاَيْتُهُ اَكْثَرَ صِيَامُا مِنْهُ فِيْ شَعْبَانَ 


Sayyidah aisyah berkata: “Saya tidak pernah melihat Rasulullah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, dan tidak pernah melihat Rasulullah memperbanyak puasa dalam satu bulan selain bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari).


Tidak hanya puasa, amalan yang dianjurkan di bulan Sya’ban ialah memperbanyak membaca Al-Qur’an dan bersedekah. 


قال الحافظ ابن رجب الحنبلي رحمه الله تعالى روينا بإسناد ضعيف عن أنس رضي الله عنه قال: كان المسلمون إذا دخل شعبان انكبوا على المصاحف فقرأوها وأخرجوا زكاة أموالهم تقوية للضعيف والمسكين على صيام رمضان 


Artinya, “Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahumullah mengatakan, ‘Kami menerima riwayat dengan sanad dhaif dari Anas RA yang mengatakan bahwa ketika masuk bulan Sya‘ban umat Islam tertunduk pada mushaf Al-Quran. Mereka menyibukkan diri dengan tadarus dan mengeluarkan harta mereka untuk membantu kelompok dhuafa dan orang-orang miskin dalam menyongsong bulan Ramadhan." (Lihat Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban?, cetakan pertama, 1424 H, halaman 44).


Orang-orang shaleh zaman dahulu menjadikan bulan Sya'ban sebagai waktu yang istimewa untuk memperbanyak membaca Al-Quran. Hal ini kemudian menjadi tradisi yang dikenal luas, sehingga bulan Sya'ban pun mendapat julukan "bulan Al-Quran" dan "bulan para pembaca Al-Quran".

  
Anjuran bersedekah kepada kaum dhuafa bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh umat Islam, tanpa terkecuali, dapat merasakan keberkahan dan kebahagiaan dalam menyambut bulan Ramadhan.