• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Senin, 29 April 2024

Daerah

KH A Tamim Romly: Jadikan Hidup Bermakna Melalui Tarekat

KH A Tamim Romly: Jadikan Hidup Bermakna Melalui Tarekat
KH Tamim Romly dalam acara Sewelasan. (Foto: Pesantren Darul Ulum)
KH Tamim Romly dalam acara Sewelasan. (Foto: Pesantren Darul Ulum)

NU Online Jombang,

Jamaah Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah membanjiri kawasan Pesantren Darul Ulum Jombang sejak Rabu (25/10/2023) pagi. Para jamaah ini akan mengikuti acara Sewelasan dan baiat kubro, yang dalam tradisinya rutin diperingati tiap tanggal 10 Rabiul Akhir.

 

Berbeda dengan Sewelasan 10 Muharram kemarin, Sewelasan kali ini digelar dalam rangka Haul Akbar Sultonul Auliya Syekh Abdul Qodir Al Jailany, Al-Mursyid KH Romly Tamim, Al-Mursyid KH Mustain Romly, Al-Mursyid KH Rifai Romly dan Al-Mursyid KH Damanhuri Romly.

 

KH Ahmad Tamim Romly, putra bungsu dari KH Romly Tamim menuturkan dalam mau'idzohnya, tarekat bisa dijadikan sebagai jalan untuk hijrah, sebuah upaya untuk menjadikan hidup lebih bermakna.

 

Beliau juga menjelaskan bahwa hati ibarat presiden, pikiran/akal ibarat menteri dan anggota tubuh lainnya ibarat ajudan yang hanya menjalankan perintah. Di sinilah letak eksistensi tarekat sebenarnya, yakni untuk menjadikan hati sebagai presiden yang senantiasa mengarahkan pada kebaikan.

 

"Agar hidup ini tidak sia-sia, mari kita tata dulu niat kita. Sejatinya, semua amal yang kita lakukan tergantung pada apa yang kita niatkan. Banyak amalan dunia yang dicatat sebagai amalan akhirat karena niatnya lillahi ta'ala. Ada pula amalan akhirat yang dicatat sebagai amalan dunia karena niatnya tidak lillahi ta'ala," tutur beliau.

 

Lebih lanjut, beliau memaparkan, hidup di dunia penuh dengan ujian. Semua manusia akan diuji, tidak memandang yang beriman saja juga tidak memandang yang tidak beriman saja. Dan ujian terakhir manusia ialah saat sakaratul maut atau naza', saat inilah yang sangat menentukan bagaimana kehidupan manusia di akhirat nantinya.

 

Ia menegaskan, sebaik apapun kehidupan dan amalan manusia di dunia, jika ia tak mampu mengucap lafal Allah saat ujian terakhirnya, maka sia-sia seluruh amalnya. Karena sesungguhnya yang dapat menjamin surga bagi manusia bukanlah banyaknya amal ibadah, melainkan banyaknya rahmat atau kasih sayang dari Allah kepada manusia tersebut. 

 

"Maka untuk mendapatkan kasih sayang Allah dapat kita upayakan dengan mengikuti amalan-amalan tarekat, yakni dengan sering-sering berdzikir kepada Allah, sebab Allah menyukai hamba yang sering menyebut asma-Nya," pungkasnya. 

 

Kontributor: Umi Kholifah 


Daerah Terbaru