Pengetahuan akan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi, Faktor Penting agar Terhindar dari Pelecehan serta Kekerasan Seksual
Rabu, 30 Juli 2025 | 20:00 WIB

Direktur WCC Jombang, Ana Abdillah usai acara Showcasing WCC Jombang di Gedung Bung Tomo, Rabu (30/7/2025). (Foto: NU Online Jombang/Miftakhul Jannah) l
Miftakhul Jannah
Penulis
NU Online Jombang,Â
Pengetahuan tentang Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) penting untuk diketahui, utamanya oleh para remaja yang tengah berada dalam masa pubertas.
Memiliki pengetahuan tentang HKSR merupakan langkah awal untuk terhindar dari pelecehan maupun kekerasan seksual yang nantinya bisa berdampak pula pada kondisi mental dan psikis seseorang.
Demikian disampaikan Ana Abdillah, Direktur Woman Crisis Center (WCC) Jombang. Ia menegaskan bahwa tingginya kasus pelecehan, kekerasan seksual, maupun pernikahan dini sebab kehamilan yang tidak diinginkan merupakan dampak dari rendahnya pengetahuan tentang HKSR oleh remaja.
"Oleh karena itu, hari ini kami mengadakan Showcasing WCC Jombang bersama beberapa pihak-pihak terkait guna mengedukasi berbagai pihak tentang betapa pentingnya pengimbasan pengetahuan kesehatan seksual reproduksi ini," ujarnya saat diwawancarai NU Online Jombang, di aula Bung Tomo Pemkab Jombang, pada Rabu (30/7/2025).
Kasus pernikahan anak di Jombang, lanjut Ana, sapaannya, angkanya masih tinggi. Pada rentang 2021-2025 sebanyak lebih dari 1.500 kasus pernikahan anak terjadi di Jombang, mayoritas karena kehamilan yang tidak diinginkan.
"Anak-anak yang mengalami kehamilan tidak diinginkan tersebut biasanya dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan mereka bahwa jika terjadi hubungan seksual di usia yang belum cukup matang dan kemudian terjadi kehamilan, hal itu bisa berdampak pula pada kesehatan seksual dan reproduksinya," ucapnya.
Selain kurangnya pengetahuan tentang HKSR, kesehatan seksual dan reproduksi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Ana menjelaskan bahwa kondisi lingkungan yang tidak sehat bisa berdampak pada timbulnya masalah kesehatan seksual dan reproduksi yang serius.
"Seperti contoh dalam kondisi bencana, mau tidak mau para korban bencana harus mengungsi misalnya, bercampur dalam satu tenda yang sama, belum lagi masalah sanitasi yang tidak memadai," ujarnya.
Ana menegaskan bahwa dalam hal ini pemerintah memiliki andil yang besar, khususnya untuk melakukan pengimbasan materi terkait HKSR di lingkungan sekolah. Dalam kegiatan showcasing ini dihasilkan banyak sekali respons positif dari pemerintah dalam mendukung keberlanjutan program, salah satunya adalah mematenkan Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual (PKRS) menjadi kurikulum sekolah di Jombang.
"Kami berharap agar pemerintah senantiasa mendukung pengimbasan pendidikan kesehatan reproduksi untuk masuk ke kurikulum pendidikan yang relevan," harapnya.Â
Dalam kegiatan showcasing ini juga dipaparkan fakta-fakta terkait kasus kekerasan seksual di Jombang, serta memamerkan produk-produk kerja WCC seperti buku-buku, karya literasi, dan capaian-capaian WCC selama beberapa tahun terakhir.
Terpopuler
1
Zuhrotul Malachah Terpilih sebagai Ketua PCI Muslimat NU Mesir: Alumni Tambakberas, Aktif Berorganisasi
2
BEM-SI Gelar Aksi Damai di Jakarta, Desak Pemerintah Respons 11 Tuntutan
3
Khutbah Jumat: Safar Bukan Bulan Sial, Jadikan Kesempatan Evaluasi Diri dan Bangun Optimisme
4
Buku Sejarah NU Jombang Mulai Ditulis, LTN PCNU Targetkan Rampung Sebelum Masa Khidmah Berakhir
5
Istiqamah Lestarikan Warisan Ulama, Khataman Shahih Bukhari di Jombang Telah Digelar 47 Kali
6
Pelatihan Kepanitiaan IPNU-IPPNU Sambongdukuh, Bekali Anggota Jadi Panitia Tangguh
Terkini
Lihat Semua