Daerah

Fatayat NU Jombang Perkuat Peran Perempuan Lewat 'Ngaji Keperempuanan' tiap Pekan Selama Ramadhan

Senin, 10 Maret 2025 | 06:00 WIB

Fatayat NU Jombang Perkuat Peran Perempuan Lewat 'Ngaji Keperempuanan' tiap Pekan Selama Ramadhan

Fatayat NU Jombang mengadakan ngaji tentang keperempuanan di Masjid Baitul Mukminin Jombang, Ahad (9/3/2025). (Foto: NU Online Jombang/Annisa Rahma)

NU Online Jombang, 
Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Jombang menggelar 'Ngaji Keperempuanan' dalam tajuk Fatayat Ramadhan Festival di Masjid Agung Baitul Mukminin, Jombang, Ahad (9/3/2025). Acara ini diadakan setiap hari Ahad selama bulan Ramadhan diikuti oleh Pimpinan Ranting (PR), Pimpinan Anak Cabang (PAC) juga masyarakat umum.


Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman para perempuan Muslimah tentang peran strategis dalam kehidupan mereka sesuai dengan ajaran Islam. Dalam setiap sesi, para peserta mendapatkan wawasan tentang berbagai aspek peran perempuan dalam kacamata Islam, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam kontribusi terhadap pembangunan bangsa.


Salah satu sesi utama dalam Ngaji Keperempuanan kali ini bertema "Peran Strategis Perempuan dalam Wacana Al-Qur’an dan Hadits" yang disampaikan oleh Hj. Bashirotul Hidayah.


Dalam ceramahnya, Ning Ida Jamal sapaan akrabnya menjelaskan, berbagai peran penting perempuan dalam Islam, baik sebagai khalifah, ibu, istri, serta dalam sektor ekonomi dan bela negara.


"Islam memberikan posisi strategis bagi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Peran pertama adalah sebagai khalifah Allah (khalifah fil ardh). Perempuan, sebagaimana laki-laki, memiliki tanggung jawab untuk memakmurkan bumi, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 30. Sebagai khalifah, perempuan memiliki peran dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, sosial, hingga politik," jelasnya.


Selain itu, ia menyoroti kedudukan perempuan sebagai ibu yang memiliki peran utama dalam membangun generasi yang berkualitas.


"Seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Jika seorang ibu dipersiapkan dengan baik, maka generasi yang akan datang juga akan menjadi generasi yang unggul. Oleh karena itu, perempuan memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik anak-anak sebagai penerus bangsa dan agama," ungkapnya.


Ia mengutip hadits riwayat Abu Hurairah ra, yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad saw tiga kali menegaskan bahwa ibu lebih utama dibanding ayah dalam penghormatan dan bakti seorang anak. Selain itu, perempuan juga memiliki kedudukan yang mulia sebagai istri.


"Dalam hadits disebutkan bahwa sebaik-baik laki-laki adalah mereka yang memperlakukan istrinya dengan baik. Sejarah mencatat bahwa istri-istri Nabi memiliki peran yang luar biasa dalam mendukung perjuangan dakwah Islam. Khadijah ra, misalnya, memberikan dukungan moral dan finansial bagi Rasulullah saw di masa-masa sulit. Ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menopang perjuangan suami serta membangun keluarga yang harmonis," tuturnya.


Perempuan dalam Ekonomi dan Bela Negara

Selain dalam lingkup keluarga, Islam juga memberikan ruang bagi perempuan untuk berkontribusi dalam sektor ekonomi.


"Islam tidak melarang perempuan untuk bekerja dan berkontribusi dalam perekonomian, selama tetap dalam koridor syariat Islam. Dalam sejarah Islam, banyak perempuan yang berperan aktif dalam bidang ekonomi. Contohnya, Ummu Mahjan, seorang budak perempuan yang menjadi marbot masjid. Ada juga Ummu Basyar binti Al-Barra, seorang pengusaha kebun kurma, serta Zainab binti Abdullah, perempuan yang menafkahi keluarganya," tegasnya.


Terakhir, Pengasuh Pondok Pesantren Al Amanah Tambakberas Jombang itu menyampaikan, selain di bidang ekonomi, perempuan juga memiliki peran dalam bidang pertahanan dan bela negara.


"Dalam sejarah Islam, terdapat perempuan seperti Rubayyi’ binti Mu’awwidz ra dan Nusaibah binti Ka’ab yang turut serta dalam peperangan, memberikan layanan medis, serta melindungi Rasulullah saw di medan perang. Nusaibah binti Ka’ab, misalnya, adalah salah satu pejuang dalam Perang Uhud yang melindungi Rasulullah saw dengan gagah berani. Umar bin Khattab RA bahkan menyebutnya sebagai sosok perempuan yang tidak gentar menghadapi musuh dan senantiasa membela kebenaran," pungkasnya.


Para peserta yang hadir mengaku mendapatkan wawasan baru dari kajian ini. Salah satu peserta, Siti Bayyinatun, Ketua PAC Fatayat NU Mojowarno, menyampaikan bahwa materi yang disampaikan sangat mencerahkan dan membuka cakrawala berpikir mereka sebagai Muslimah.


"Banyak hal yang sebelumnya masih samar kini menjadi lebih jelas. Ini sangat membantu kami dalam memahami ajaran Islam terkait perempuan," ujar perempuan yang akrab disapa Ning Yiyin itu.


Ia juga berharap agar kajian seperti ini dapat terus berlanjut. "Materinya sangat mendalam dan relevan dengan kehidupan kami. Semoga kajian seperti ini bisa rutin diadakan," harapnya.


PC Fatayat NU Jombang berharap melalui kegiatan ini, perempuan Muslimah makin memahami peran strategis mereka dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan Islam. Acara ditutup dengan doa bersama serta harapan agar Fatayat NU terus menjadi wadah yang menguatkan peran perempuan dalam membangun masyarakat yang lebih baik.