Amaliyah NU

8 Ikhtiar dan Doa Penangkal Gangguan Kecemasan

Selasa, 13 Agustus 2024 | 18:00 WIB

8 Ikhtiar dan Doa Penangkal Gangguan Kecemasan

Ilustrasi berdoa. (Foto: Freepik)

Zaman yang semakin berkembang memberikan tekanan lebih pada sebagian orang. Baik terkait pekerjaan, pergaulan, tuntutan gaya hidup, finansial, keluarga dan sederet masalah lainnya. Permasalahan-permasalahan tersebut pada sebagian orang membawa pada gangguan mental. Dengan kadar yang berbeda-beda. Mulai dari gangguan level ringan hingga berat, yang membutuhkan pendampingan dari psikolog maupun psikiater. Terdapat berbagai macam gangguan kesehatan mental (mental health) di masa kini, antara lain anxiety (kecemasan berlebih), insecure (perasaan tidak nyaman), loneliness (perasaan terasing/tersingkir/kesendirian), was-was.


Cemas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tidak tenteram hati (karena khawatir, takut); gelisah. Gangguan kecemasan kronis ditandai dengan rasa khawatir dan tegang yang berlebihan. Kondisi ini berlangsung secara terus-menerus dan cenderung tidak terkendali, disertai dengan gejala fisik, seperti gelisah, sulit berkonsentrasi, hingga kesulitan tidur (insomnia). Gangguan ini sangat mengganggu kehidupan sehari-hari penderitanya.


Sebagai seorang Muslim, terdapat beberapa usaha dan doa yang bisa kita lakukan, guna menghilangkan gangguan kecemasan. Antara lain:

 
  1. Berpikir positif (Husnudzan pada Allah)

Seorang Mukmin selalu meyakini bahwa segala yang terjadi pada dirinya adalah takdir Allah. Seorang Mukmin tidak berfokus pada baik atau buruknya takdir yang menimpanya. Ia fokus mengimani bahwa hal baik ataupun buruk yang dialaminya, telah menjadi kehendak Allah. Dan pasti terdapat hikmah di balik ujian yang menimpanya. Termasuk ujian mengalami gangguan kecemasan. 


Seorang mukmin meyakini bahwa ujian yang ditimpakan oleh Allah pastilah masih dalam batas di mana ia mampu mengatasinya. Sebagaimana Allah nyatakan dalam QS. Al-baqarah 286, لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا. 


Kesembuhan dari gangguan kecemasan tetap diusahakan dan berbaik sangka (husnudzan) pada Allah, bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuknya. Sebagaimana wasiat Rasulullah kepada Sahabat Ibnu Abbas dalam Hadits Arba’in Nawawi nomor 19 :


اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَم يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْراً


Hadits di atas menyiratkan bahwa pertolongan Allah diberikan bagi orang yang sabar. Beserta dengan kesulitan, terdapat kemudahan. Penderita anxiety yang bersabar, optimis, ikhtiyar lahir batin, pastilah akan mendapatkan kesembuhan. Dan di tengah cobaan yang dideritanya, Allah akan berikan kemudahan dari sisi lain.

  1. Mohon perlindungan pada Allah

Perasaan negatif berupa kecemasan merupakan gangguan yang dialami oleh pikiran dan perasaan manusia. Gangguan ini bisa berasal dari bisikan setan yang tak kasat mata. Allah telah memberi tuntunan kepada kita untuk memohon perlindungan dari bisikan setan yang membisikkan hal negatif ke dalam pikiran dan perasaan manusia. Allah sebutkan dalam QS. Fushshilat ayat 36:


وإمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطانِ نَزْغٌ فاسْتَعِذْ باللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ


Artinya, "Jika setan sungguh-sungguh menggodamu dengan halus (untuk meninggalkan perilaku baik itu), maka berlindunglah kepada Allah! Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". 


Memohon perlindungan pada Allah, bisa dilakukan dengan banyak membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi tentang perlindungan diri (ayatul hirzi), seperti membaca QS. Al-Fatihah, Mu’awwidzatain (QS. AL-Falaq dan QS. An-Nas), Ayat Kursi (QSW. Al-Baqarah 255), akhir surat Al-Baqarah (QS. Al-Baqarah 284-286) dan akhir surat Al-Hasyr (QS. Al-Hasyr 24).

  1. Memperbanyak Dzikir 

Mengingat Allah adalah cara yang ampuh guna menenangkan hati yang cemas/tidak tenang. Bacaan dzikir yang diucapkan dengan penuh keyakinan dan merenungkan maknanya, telah dipastikan oleh Allah membawa efek ketenangan bagi pelakunya. Allah berfirman dalam QS. Ar-Ra’d ayat 28:


الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ


Artinya, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram,". 

 
  1. Menambah kepasrahan kepada Allah

Kiai Maimoen Zubair pernah menerangkan bahwa zaman yang semakin maju membuat banyak hal yang di masa lalu tidak diketahui manusia, dan masih menjadi satu rahasia, menjadi terbuka. Sehingga orang semakin kurang pasrahnya pada Allah. 


Keterbukaan akses informasi, keterjangkauan pada sumber daya ekonomi dan sederet indikator kemajuan zaman lainnya, menambah beban mental sebagian orang. Kepasrahan pada Allah menjadi penangkal gangguan mental di era modern. Meyakini bahwa kepasrahan kita setelah berusaha maksimal, akan membuahkan solusi dari Allah atas berbagai problematika kehidupan. 


Allah sebutkan dalam QS. Ath-Tholaq ayat 2-3:


وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا


Artinya, "Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". 

  1. Membaca doa yang diijazahkan Rasulullah bagi mereka yang merasa mengalami kesulitan

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar mengutip hadits riwayat sahabat Abu Bakar, yang meriwayatkan bahwa Nabi pernah bersabda bahwa makrub (orang yang mengalami kesulitan), doanya sebagai berikut:


اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أرْجُو فَلا تَكِلْنِي إلى نَفْسي طَرْفَةَ عَيْنٍ، وأصْلِحْ لي شَأنِي كُلَّهُ، لا إِلهَ إِلاَّ أنْتَ


Artinya, "Ya Allah, hanya rahmat-Mu lah yang aku harapkan, janganlah Engkau biarkan aku mengurusi diriku sendiri, perbaikilah seluruh keaadaanku, tiada Tuhan selain Engkau". 


Perkataan فَلا تَكِلْنِي إلى نَفْسي طَرْفَةَ عَيْنٍ ini bisa menepis rasa kesendirian/terasing/tersingkir (loneliness). Karena menguatkan keyakinan bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang kesulitan. Dan Allah selalu mengurusi urusan hamba-Nya, tanpa sekalipun mencampakkkannya. 

  1. Membaca doa yang diijazahkan Rasulullah bagi mereka yang mengalami rasa takut


Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar mengutip hadits riwayat sahabat Al-Walid Bin Al-Walid, yang mengadu atas rasa takut (wahsyah) yang ia alami. Rasulullah lalu mengijazahkan agar membaca doa ketika hendak tidur, sebagai berikut:


أعُوذُ بِكَلِماتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ، ومن هَمَزَاتِ الشَّياطِينِ وأنْ يَحْضُرُونِ


Artinya, "Aku memohon perlindungan dengan (bertawassul pada) kalimat-kalimat (tanda kekuasaan) Allah yang sempurna, dari murka Allah, dari siksa Allah, dari kejelekan sesama hamba Allah, dari godaan setan, dan dari hadirnya setan (menggoda manusia).


Rasulullah memastikan, dengan membaca doa ini setan tidak akan membahayakan dan tidak akan mendekat menggoda.

  1. Mendawamkan kalimat tahlil sebagai obat rasa was-was


Imam Nawawi menerangkan hal ini dalam bab maa yaquuluhu man buliya bil waswasah dalam kitab Al-Adzkar. Imam Nawawi menyatakan:


و " لا إِله إِلاَّ اللَّه " رأسُ الذكر ولذلك اختار السادة الأجلّة من صفوة هذه الأمة أهل تربية السالكين، وتأديب المريدين، قول: " لا إِله إِلاَّ الله "، لأهل الخلوة، وأمروهم بالمداومة عليها، وقالوا: أنفع علاج في دفع الوسوسة الإِقبال على ذكر الله تعالى والإِكثار منه


Redaksi di atas menunjukkan bahwa obat yang paling ampuh guna menghilangkan was-was adalah memperbanyak dzikir pada Allah. Dan dzikir yang paling utama adalah kalimat " لا إِله إِلاَّ اللَّه

 
  1. Berusaha membahagiakan diri (healing). Tidak larut dalam kesedihan 

Imam Nawawi mengutip Sayyid Ahmad bin Abil Hawari yang pernah mengadu kepada Abu Sulaiman Ad-Daroni, perihal was-was yang dialaminya. Abu Sulaiman Ad-Daroni menyatakan:


إذا أردت أن ينقطع عنك، فأيّ وقت أحْسَسْتَ به فافرح، فإنك إذا فرحتَ به انقطع عنك، لأنه ليس شئ أبغض إلى الشيطان من سرور المؤمن


Abu Sulaiman Ad-Daroni menasihati agar penderita was-was berusaha untuk merasa bahagia. Ketika perasaan bahagia muncul, maka was-was akan hilang. Tiada suatu hal yang lebih dibenci setan dibandingkan perasaan bahagia yang dirasakan seorang Mukmin. 


Delapan tips di atas bila dilakukan dengan kesungguhan dan penuh harap pada Allah, insyaallah menjadi obat bagi gangguan kesehatan mental seorang Mukmin. Ditambah dengan dukungan keluarga dan orang terdekat.  Dan bila diperlukan, konsultasi ke pakar kesehatan jiwa, penting guna ikhtiar maksimal menemukan penanganan yang tepat bagi kesembuhan penderitanya.


*Akhmad Taqiyuddin Mawardi, Redaktur Pelaksana Keislaman NU Online Jombang, Pengasuh Pesantren An-Nashriyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.