Amaliyah NU

6 Amalan Penting di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Kamis, 20 Maret 2025 | 12:22 WIB

6 Amalan Penting di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Ilustrasi shalat malam berjamaah di 10 malam terakhir Ramadhan. (Foto: Freepik)

Sepertiga akhir bulan Ramadhan telah tiba, detik-detik akhir ini menjadi saat yang tepat untuk meningkatkan ibadah dan meraih ampunan Allah swt. Sebagai umat muslim alangkah baiknya jika memaksimalkan 10 hari terakhir ini dengan berbagai amalan.


Melansir dari NU Online, sebagaimana riwayat Aisyah ra bahwa Rasulullah saw meningkatkan ibadahnya di sepuluh hari terakhir.


كَانَ رَسُوْلُ اللهً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِيْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ


Artinya, “Pada malam sepuluh terakhir, Rasulullah saw (lebih) bersungguh-sungguh (untuk beribadah), melebihi kesungguhan pada malam yang lain.” (HR Muslim).


Berikut ini 6 amalan yang dianjurkan Rasulullah saw ketika memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan:


1. Meningkatkan Qiyamullail
Dianjurkan untuk lebih giat beribadah di malam hari, terutama di sepuluh malam terakhir Ramadhan, salah satunya ialah dengan mendirikan shalat malam. Dalam hadits riwayat Aisyah disebutkan:


كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْلِطُ الْعِشْرِينَ بِصَلَاةٍ وصَوْمٍ وَنَوْمٍ، فَإِذَا كَانَ الْعَشْرُ شَمَّرَ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ


Artinya, “Dari ‘Aisyah ra, dia berkata, ‘Pada 20 hari yang pertama (di bulan Ramadhan), Nabi saw biasa mengkombinasikan antara shalat, puasa dan tidurnya. Namun jika telah masuk 10 hari terakhir, beliau bersungguh-sungguh dan mengencangkan sarungnya (menjauhi istri-istrinya).” (HR Ahmad).


2. Mengajak Orang Lain Qiyamullail
Selain meningkatkan ibadah pribadi, kita juga dianjurkan mengajak orang lain untuk beribadah bersama di sepuluh malam terakhir Ramadhan. Sebagaimana hadits riwayat Aisyah berikut:


كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ


Artinya, “Jika telah datang 10 hari yang terakhir (di bulan Ramadhan), Nabi ﷺ mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malamnya (dengan beribadah), dan membangunkan keluarganya (untuk beribadah).” (HR Bukhari dan Muslim).


3. Memperbanyak I’tikaf
I'tikaf, yaitu berdiam diri di masjid dan beribadah, sangat dianjurkan di momen ini. Melakukan ibadah seperti shalat sunnah, berdzikir, membaca Al-Qur’an, dan sebagainya. Dalam hadits riwayat Aisyah disebutkan:


أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ


Artinya, “Dari Aisyah ra, dia berkata, ‘Sesungguhnya Nabi saw beri'tikaf pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan sampai beliau wafat.’” (HR Al-Bukhari dan Muslim).


Dalam hadits lain juga disebutkan:


كَانَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانَ عَشرَةَ أيَّامٍ، فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِيْ قُبِضَ فِيْهِ اِعْتَكَفَ عِشْرِيْنَ يَوْمًا


Artinya, “Nabi Muhammad saw selalu beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Kecuali bertepatan pada tahun kewafatannya, Nabi beri'tikaf selama dua puluh hari.” (HR Al-Bukhari).


4. Membersihkan Badan
Dianjurkan untuk membersihkan diri dan memakai wewangian saat beribadah, terutama di sepuluh malam terakhir Ramadhan. Dalam hadits riwayat Aisyah disebutkan:


كَانَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ رَمَضَانُ قَامَ وَنَامَ فَإِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ الْمِئْزَرَ وَاجْتَنَبَ النِّسَاءَ وَاغْتَسَلَ بَيْنَ الْأَذَانَيْنِ وَجَعَلَ الْعِشَاءَ سَحُوْرًا


Artinya, “Ketika memasuki bulan Ramadhan, Rasulullah bangun malam (untuk beribadah) dan juga menggunakannya untuk tidur. Begitu masuk sepuluh hari terakhir, beliau kencangkan sarung, menjauhi istri-istrinya (untuk beribadah), mandi antara dua adzan (dua waktu shalat magrib dan isya).” (RH Ibnu Abi ‘Ashim).


5. Bersungguh-Sungguh Raih Lailatul Qadar
Sepuluh malam terakhir Ramadhan adalah momen paling potensial terjadinya Lailatul Qadar. Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh meraih malam yang lebih baik dari seribu bulan ini dengan memperbanyak ibadah. Rasulullah saw bersabda:


تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ


Artinya, “Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).


6. Memperbanyak Doa Ampunan
Saat menjumpai Lailatul Qadar, Rasulullah saw menganjurkan kita memohon ampunan dengan doa:


اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي


Artinya, “Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku.”


Doa tersebut sebagaimana yang diajarkan Rasullulah, dalam salah satu hadits riwayat Sayyidah Aisyah berikut:


عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَدْعُو قَالَ:‏ تَقُولِينَ اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي


Artinya, “Dari Aisyah ra, sesungguhnya dia berkata, ‘(Aku pernah bertanya kepada Rasulullah), ‘Wahai Rasulullah, doa apa yang bisa aku baca ketika mendapati Lailatul Qadar?’ Nabi menjawab, ‘Bacalah Allāhumma innaka ‘afuwwun tuḥibbul ‘afwa fa’fu ’annī (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).’” (HR Ibnu Majah).