Benarkah Haram Puasa Setelah Nisfu Sya'ban? Ini Penjelasannya
Sabtu, 15 Februari 2025 | 13:14 WIB
Feni Kusumaningrum
Kontributor
Bulan Sya'ban adalah bulan yang istimewa karena Rasulullah Saw sering berpuasa di bulan ini. Malam Nisfu Sya'ban, yang merupakan malam pertengahan bulan Sya'ban, malam yang istimewa dan penuh berkah. Pada malam ini, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, berdoa, dan memohon ampunan.
Setelah malam Nisfu Sya'ban, muncul pertanyaan mengenai hukum berpuasa sunnah. Ada hadis yang melarang puasa setelah Nisfu Sya'ban, dan ada juga hadis yang melarang puasa dua atau tiga hari sebelum Ramadhan.
Para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini. Menurut mazhab Syafi'i, puasa setelah Nisfu Sya'ban hukumnya haram, kecuali bagi mereka yang sudah terbiasa berpuasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis, puasa Daud, atau puasa lainnya.
Mengutip artikel yang ditulis Hengki Ferdiansyah di NU Online disebutkan dalam riwayat al-Bukhari, Nabi juga melarang puasa dua atau tiga hari sebelum Ramadhan. Syekh Wahbab al-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuhu menjelaskan:
قال الشافعية: يحرم صوم النصف الأخير من شعبان الذي منه يوم الشك، إلا لورد بأن اعتاد صوم الدهر أو صوم يوم وفطر يوم أو صوم يوم معين كالا ثنين فصادف ما بعد النصف أو نذر مستقر في ذمته أو قضاء لنفل أو فرض، أو كفارة، أو وصل صوم ما بعد النصف بما قبله ولو بيوم النص. ودليلهم حديث: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا، ولم يأخذبه الحنابلة وغيرهم لضعف الحديث في رأي أحمد
Artinya, “Ulama mazhab Syafi'i mengatakan, puasa setelah nisfu Sya'ban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dahar, puasa daud, puasa senin-kamis, puasa nadzar, puasa qadha’, baik wajib ataupun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah nisfu Sya’ban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari nisfu Sya’ban. Dalil mereka adalah hadis, ‘Apabila telah melewati nisfu Sya'ban janganlah kalian puasa’. Hadis ini tidak digunakan oleh ulama mazhab Hanbali dan selainnya karena menurut Imam Ahmad dhaif.”
Namun, mayoritas ulama, terutama di luar mazhab Syafi'i, berpendapat bahwa hadis yang melarang puasa setelah Nisfu Sya'ban adalah lemah. Mereka tidak melarang puasa sunnah setelah Nisfu Sya'ban, asalkan seseorang mengetahui kapan masuknya bulan Ramadhan. Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Fathul Bari mengatakan:
وقال جمهور العلماء يجوز الصوم تطوعا بعد النصف من شعبان وضعفوا الحديث الوارد فيه وقال أحمد وبن معين إنه منكر
Artinya, “Mayoritas ulama membolehkan puasa sunnah setelah nisfu Sya’ban dan mereka melemahkan hadis larangan puasa setelah nishfu Syaban. Imam Ahmad dan Ibnu Ma’in mengatakan hadis tersebut munkar”
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum puasa sunnah setelah Nisfu Sya'ban. Namun, mereka sepakat bahwa puasa sunnah tetap diperbolehkan bagi mereka yang sudah terbiasa melakukannya, puasa senin kamis, puasa daud, puasa dahar, atau bagi mereka yang ingin membayar kafarah, qadha puasa, atau melanjutkan puasa setelah Nisfu Sya'ban.
Terpopuler
1
Jadwal dan Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Bahrain
2
Bagaimana Jika Zakat Fitrah Diberikan kepada Keluarga Sendiri? Ini Penjelasannya
3
Setelah Kalahkan Bahrain, Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026 Masih Terbuka
4
Berkah Ramadhan, Pengusaha Janggelan di Jombang Alami Kenaikan Omzet 2 Kali Lipat
5
Sidang Isbat Penetapan 1 Syawal 1446 H Digelar 29 Maret Mendatang
6
Waktu Buka Puasa Hari Ini dan Besok Daerah Jombang Juga Tulungagung, Rabu-Kamis 26-27 Maret 2025
Terkini
Lihat Semua