Ziarah ke Tebuireng, Ini Pesan Habib Jindan untuk Para Santri
Selasa, 13 Juni 2023 | 10:18 WIB

Habib Jindan, Habib Ja'far beserta rombongan saat ziarah di Kompleks makam Tebuireng pada Senin (12/06/2023). Foto: tebuireng.online
Achmad Subakti
Kontributor
NU Online Jombang,
Ulama kharismatik asal Tangerang, Banten, Habib Jindan bin Novel bersama Pendakwah media sosial, Habib Husein bin Jafar Al-Hadar beserta rombongan ziarah ke kompleks Makam Tebuireng, Jombang pada Senin (12/06/2023).
Habib Jindan dan rombongan disambut hangat oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin dan langsung diajak makan siang serta berbincang bersama di Ndalem Kasepuhan.
Sebagaimana dilansir dari tebuireng.online, Habib Jindan mengungkapkan bahwa obrolan dengan Pengasuh Tebuireng merupakan obrolan yang sangat luar biasa sekali.
Dalam obrolan itu, Pendakwah yang juga terkenal dengan julukan "singa podium” tersebut sempat bertanya kepada Pengasuh Pesantren Tebuireng tentang jumlah alumni Pesantren Tebuireng.
"Kiai, total alumni Tebuireng yang terdaftar itu berapa Kiai," tanyanya.
Lantas Gus Kikin menjawab bahwa jika catatan jumlah santri sejak era penjajahan Jepang, banyak santri Mbah Hasyim Asy'ari yang ikut terlibat dalam perjuangan kemerdekaan.
"Waduh, susah bib. Ada catatannya Jepang tahun 1942, bahwa 20.000 tokoh-tokoh di Jawa-Madura itu santrinya Mbah Hasyim,” ungkap Gus Kikin.
"Ee, mungkin pertanyaan yang tepat, berapa banyak pesantren lulusan Tebuireng?" tanya Habib Jindan kembali.
"20.000 itu rata-rata punya pesantren. Makanya Jepang menangkap Hadratussyaikh karena dianggap tokoh yang memiliki pengaruh besar," jawab Gus Kikin kembali.
Habib Jindan menjelaskan, Ia berziarah ke Tebuireng ini untuk mengenang hubungan yang terjalin antara kakek beliau dengan KH Hasyim Asy'ari yang sangat dekat sekali. Ke depannya, ia pun ingin mempunyai hajatan di Tebuireng.
"Kita berziarah ke Pesantren Tebuireng, ke Kiai Hasyim Asy'ari ini sebagaimana yang dilakukan oleh Maulana Habib Salim bin Jindan (kakeknya). Karena dulu, hubungan antara Hadratussyekh dengan kakek itu dekat sekali," ujarnya.
Pimpinan Yayasan Al Fachriyah Tangerang, Banten itu pun berpesan kepada seluruh santri Tebuireng, menjadi santri harus tetap istiqamah.
"Santri kalau tidak salat malam, tidak jama'ah tidak pantas menyandang gelar santri. Santri kalau tidak salat dhuha, salat witir tidak pantas menyandang gelar santri. Santri itu paling tidak mesti hafal (kitab) matan zubad dan alfiyah," pungkasnya.
Untuk diketahui, sebelum Habib Jindan dan rombongan ziarah ke Tebuireng, mereka terlebih dahulu ziarah ke Makam KH Wahab Hasbullah Tambakberas. Setelah dari Tebuireng, rombongan lanjut ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.
Terpopuler
1
Mengenang Almarhum Cak Taufik Jabo, Sang Banser Tak Kenal Mager
2
Khutbah Jumat Kemerdekaan: Menjaga Legasi Pahlawan Bangsa, Menguatkan Ukhuwah
3
Khutbah Jumat: Bahan Refleksi Bersama di Usia 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia
4
PAC IPNU-IPPNU Kesamben Raih Juara Harapan 1 Lomba Gerak Jalan Kategori Umum
5
Harus Tahu! Ini Aturan Pasang Bendera Merah Putih di Berbagai Momentum dan Larangannya
6
Meriahkan HUT RI Ke-80, IPNU-IPPNU Mojoagung Tampil Kompak dalam Lomba Gerak Jalan
Terkini
Lihat Semua