Nasional HARLAH KE 101 NU

Wakil Rais 'Aam PBNU KH Anwar Iskandar Ulas 3 Tugas Pokok NU

Jumat, 2 Februari 2024 | 10:19 WIB

Wakil Rais 'Aam PBNU KH Anwar Iskandar Ulas 3 Tugas Pokok NU

Wakil Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar saat menyampaikan tausyiah di resepsi Harlah ke-101 NU di Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang, Jumat (2/2/2024). (Foto: Dok NU Online Jombang)

NU Online Jombang, 
Wakil Rais 'Aam PBNU KH Anwar Iskandar menyebut bahwa tugas pokok NU setidaknya ada tiga. Pertama, hirasatud din, mengawal dan menjaga agama. Kedua, himayatud daulah, menjaga negara, dan yang ketiga mengawal dan menjaga kemanusiaan.


Mengawal agama menurutnya punya irisan langsung dengan apa yang ditugaskan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw. Risalah nubuwah ditegaskan Kiai Anwar Iskandar bawa di antara fungsinya adalah menjaga agama. 


"Menjaga agama merupakan bagian dari risalah nubuwah (kenabian). Fungsi dan tugas nubuwah antara lain menjaga agama, NU juga punya tugas seperti itu. NU selaras, satu frekuensi dengan apa yang ditugaskan Allah kepada Nabi Muhammad saw," katanya dalam tausianya pada resepsi Harlah ke-101 NU di Masjid Agung Baitul Mukminin, Jumat (2/2/2024). 


Ia kemudian mencontohkan, menjaga agama yang harus terus dilakukan NU salah satunya adalah menjaga sejumlah amaliyah yang selama ini masih terus berlangsung. Seperti tahlilan, istighotsah, dan seterusnya.


"Khusus untuk NU di Indonesia, di kitab Mbah Hasyim, Risalah Ahlussunnah wal Jamaah disebutkan menjaga Islam yang berbasis Ahlussunnah wal Jamaah," ungkapnya.


Kiai Anwar Iskandar menyebut bahwa hal itu butuh komitmen yang tinggi bagi warga NU. Karena tak sedikit kelompok yang sampai saat ingin menggerus ajaran-ajaran NU. 


"Mengawal ini memang berat. Tapi alhamdulillah NU makin besar di tengah cobaan-cobaan yang datang. Tidak perlu kita menanggapi dengan emosi," katanya.


Tugas NU selanjutnya adalah menjaga negara. Kiai Anwar Iskandar menegaskan, komitmen ulama-ulama NU dalam mengemban tugas ini sudah diabadikan dalam sejarah perjuangan. Perjuangan ulama tidak hanya melalui ceramah-ceramah, melainkan melibatkan diri secara langsung dengan menanggung segala konsekuensi.


"Kita mesti jaga Indonesia. Para ulama para kiai dalam rangka menjaga negara ini tidak hanya lewat podium-podium, tidak juga hanya pengajian. Tapi melalui perjuangan yang berdarah-darah," terangnya.


22 Oktober di Surabaya menurutnya adalah salah pembuktian ulama dalam menjaga negara. Kalangan santri dan warga NU lebih mengenal peristiwa ini dengan Resolusi Jihad KH M Hasyim Asy’ari yang mampu menggerakkan masyarakat untuk turut terlibat mempertahankan Indonesia. 


"Perjuangan itu yang kemudian melahirkan Resolusi Jihad, ribuan umat Islam meninggal, demi mempertahankan negara Indonesia. Tampil Mbah Hasyim dengan Resolusi Jihadnya. Ulama-ulama NU kita ini menjaga negara juga dengan nyawa," tuturnya. 


Selanjutnya, tugas NU yang terakhir adalah memikirkan tentang umat, bangsa, dan tentang manusia. Pasalnya, banyak problem besar yang mesti harus diselesaikan, seperti rendahnya tingkat pendidikan bangsa Indonesia, masalah kemiskinan, kesehatan, dan seterusnya. 


"Umat Islam Indonesia masih ada yang miskin. Masih banyak pendidikannya yang kurang baik. Umat Islam dan bangsa Indonesia yang kesehatannya kurang baik. Umat Islam, warga NU, masih banyak yang perlu dipikirkan. Dan itu tugas NU ke depan. 


Untuk itu, imbuhnya, NU di semua tingkatan perlu menyiapkan program konkret yang menyentuh langsung terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat, terutama warga NU.Â